Keysha memijat pelipisnya yang masih terasa pusing, tadi pagi dia mengalami kejadian yang sungguh tidak terduga.
Setelah bersiap dan turun untuk sarapan, Keysha merasa bagian belakang kepalanya berdenyut. Saat menuruni anak tangga, sesuatu yang mengganggu keluar dari lubang hidungnya, mengalir pelan dan berakhir jatuh di jari telunjuknya sebelum diusap. Darah. Keysha mimisan.
Dia masih berusaha turun perlahan, tapi keseimbangannya hilang saat anak tangga tinggal beberapa lagi. Alhasil, dia terjatuh. Sekarang kening sebelah kanannya harus dibalut kasa, begitu pula dengan siku, sementara pergelangan kaki kiri terkilir.
Tidak lama setelah dia mendarat, Langit datang sambil teriak-teriak seperti di hutan. Katanya dia sudah menunggu di depan, menelepon juga, tapi tidak ada respons dari Keysha. Begitu mengetahui apa yang terjadi, Langit langsung membawanya ke rumah sakit. Begitu cerita singkatnya.
Sekarang Keysha duduk di brankar UGD, menatap Langit yang mondar-mandir menunggu teleponnya diangkat. Tapi percuma, Reyhan dan Reyvan pasti tidak memegang ponsel saat acara berlangsung.
"Lang, bisa diem nggak? Gue pusing." Keysha bersuara, lirih dan lemah. "Nggak usah ditelepon lagi, mereka sibuk."
Langit membuka mulut, hendak ngeyel seperti biasa, tapi bibirnya kembali terkatup begitu melihat Keysha menghela napas panjang. Wajahnya pucat, lebih pucat dari biasanya. Kakinya yang menggantung diayunkan pelan, seperti sedang bosan, tapi tidak punya pilihan lain.
"Ra." Langit mendekat, dia menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Keysha. "Lo terlalu memaksakan diri. Sebelumnya karena olimpiade, sekarang apa?"
"Bukan apa-apa."
Langit tidak bodoh untuk percaya begitu saja.
"Kalau organisasi itu bikin lo sampai kayak gini, mending keluar."
"Bukan masalah itu."
"Terus kenapa bisa sampai begini, Ra? Kalau lo drop lagi kan lo juga yang rugi."
Keysha menunduk, mengangguk pelan.
"Shara, lihat gue," pinta Langit. "Ra?"
"Nggak bisa, gue nggak mau homeschooling lagi, Langit. Gue mau sekolah normal. Gue bisa."
Langit tertegun, dia mengerti Keysha tidak ingin terkurung dan kesepian lagi. Tapi di sisi lain, Langit tidak bisa melihat Keysha sering tiba-tiba drop seperti ini.
"Jangan bilang kakak, mama papa juga, atau tante om. Cukup lo aja yang tau, Lang."
"Nggak mau janji kalau lo nggak cerita dulu. Kenapa? Apa yang bikin lo drop lagi?"
Keysha tidak langsung menjawab. Diam sejenak. Dia percaya Langit tidak akan ingkar janji, tapi tetap tidak bisa semudah itu mengatakannya. Apalagi ini berhubungan dengan masa lalu yang sensitif untuk keluarga mereka.
"Ra?"
"Jangan marah," pinta Keysha. "Gue dihukum, selama seminggu ini gue pulang telat bukan karena tugas atau rapat organisasi."
Kening Langit berkerut. Alasan dia langsung meminta Keysha meninggalkan organisasi itu adalah informasi dari Reyhan, Reyvan, dan Pak Asep tentang Keysha yang pulang terlambat setiap hari. Tapi ternyata informasi itu tidak benar?
"Dihukum?"
Keysha mengangguk.
Langit semakin berpikir keras. Walau terlihat keras kepala dan menyebalkan, Langit tahu Keysha bukan tipe siswi pembuat masalah, bahkan dia akan menjauhi masalah karena merepotkan. Lantas kesalahan apa yang membuat Keysha dihukum sampai seminggu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
Teen FictionKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...