07. SENJA

3.6K 238 0
                                    

Awalnya Keysha dibawa ke UKS untuk mendapat pertolongan pertama, tapi petugas piket justru meminta Keysha agar langsung dibawa ke Rumah Sakit atau Klinik terdekat karena kondisinya lumayan parah. Selain itu perubahan pada warna kulit Keysha dari putih pucat menjadi kemerahan membuat siapapun yang melihatnya pasti panik dan bingung, mereka tidak tahu akan sefatal apa jika salah atau telat memberi perawatan.

Karena kondisi darurat, Keysha langsung mendapat perawatan dan kini sudah sadarkan diri. Tapi sejak membuka mata, Keysha belum buka suara.

"Lo nggak perlu ikut test itu kalau emang nggak bisa, Keysha," kata Andrian. Dia merasa jadi yang paling bertanggung jawab atas kejadian ini karena posisinya sebagai ketua PKS, sekaligus orang yang menyetujui pendaftaran Keysha sebagai anggota baru.

Keysha melirik Rizal, cowok itu juga sedang menatapnya. Kebetulan sekali di sebelah Rizal adalah Rachel, tatap mata mereka sempat bertemu. Tidak ada raut bersalah sama sekali di wajah cewek itu, padahal dia tahu Keysha sudah menolak.

"Gue pikir kalau nggak ikut test ini otomatis nggak diterima," jawab Keysha. "Melatih kedisiplinan."

"Emang bener salah satu syarat anggota PKS harus disiplin, tapi kasus lo ini beda. Kalau tadi kami telat bawa lo ke sini, bisa jadi masalah gede," kata Andrian. "Sebagai ketua, gue minta maaf karena nggak tau soal ini. Kalau lo berkenan, lebih baik masalahnya nggak diperpanjang."

"Nggak ada niat juga."

"Mau ngapain?" Rizal mendekat karena Keysha seperti akan duduk. "Tiduran aja."

"Duduk."

Rachel mengerutkan keningnya, cewek itu menarik tangan Rizal agar mundur, lalu dia yang maju untuk membantu Keysha duduk.

"Bisa sendiri." Keysha menarik tangannya.

Perlakuan Keysha membuat Rachel semakin kesal, sampai-sampai tidak menyaring kata-katanya dan berucap, "Belagu banget lo gitu doang, dipikir kita nggak capek aja bawa lo ke sini?"

"Rachel."

"Lo diem dulu, Yan, biar gue yang ngomong." Rachel menatap Keysha penuh kekesalan, seolah ingin mencabik-cabik wajah tanpa ekspresi itu sekarang juga. "Lo belum diterima di PKS aja udah berulah begini, gimana kalau udah diterima? Lo bakal pakek nama PKS buat berbuat seenaknya ke anak-anak lain, iya?"

"Chel, udah." Andrian menengahi. Mereka berada di rumah sakit, tidak seharusnya berdebat seperti ini.

"Oh, yang begitu juga ada?" tanya Keysha balik. "Baru tau."

"Lo!"

"Mending lo keluar," kata Andrian, tidak bisa menahan diri untuk tidak menarik Rachel meninggalkan ruangan itu. Bisa-bisa mereka akan diusir karena membuat keributan.

Setelah pintu ditutup, Keysha menghela napas lega, seolah baru lepas dari sesuatu yang membuatnya tidak bisa bernapas. Padahal di ruangan ini masih ada satu orang yang juga bagian dari mereka tadi.

"Lo perlu jawab itu," ujar Rizal tiba-tiba.

Keysha memutar kepala, menatapnya. "Apa?"

"Pertanyaan Kak Rachel, apa alasan lo gabung PKS? Mumpung belum terlambat, lo bisa mundur sendiri kalau emang tujuannya seperti yang Kak Rachel bilang."

Keyshara Story [REVISI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang