Pagi itu Keysha seperti ditarik ke masa lalu, saat dia terbangun dari tidur tapi tidak berada di kamarnya. Langit-langit putih, rasa nyeri di punggung tangan kiri, dan bau obat-obatan. Dengan mata tertutup saja Keysha bisa menebak dia berada di mana sekarang.
Pintu kamar dibuka dari luar, seorang dokter masuk bersama dua suster untuk melakukan pemeriksaan pagi.
"Selamat pagi, Keyshara," sapa dokter muda itu, Dokter Andi.
"Pagi, Dokter."
"Bagaimana perasaan kamu pagi ini?"
"Lebih baik dari tadi malam."
Pemeriksaan dimulai, Keysha menurut dan mengiyakan semua wejangan Dokter Andi yang tidak jauh-jauh dari alasan kenapa dirinya bisa drop. Wajar saja jika Dokter Andi mengomel, beliau sudah memberi peringatan beberapa kali saat Keysha mengikuti jadwal bimbingan yang padat.
Setelah Dokter Andi keluar, ruangan ini terasa sunyi. Keysha dirawat di ruang VIP yang artinya hanya ada dia seorang di kamar. Reyhan dan Reyvan memang cuti hari ini, tapi mereka sedang keluar, pulang bergantian karena semalaman menjaga Keysha di sini.
Singkat cerita, kemarin Keysha sudah lemas sejak pulang dari sekolah. Awalnya Keysha kira hanya kelelahan biasa, tapi tengah malam dia malah muntah dan suhu tubuhnya tinggi. Dia pingsan dan baru bangun subuh tadi, sekarang tubuhnya sangat lemas dan tidak bisa leluasa bergerak.
Reyvan kembali tepat saat Keysha ingin minum, sang kakak membantunya dengan penuh kasih sayang. Tadi Reyvan mengabari Mama dan Papa, namun mereka belum bisa pulang dalam waktu dekat.
"Apa kata Mama?" tanya Keysha.
Reyvan tidak langsung menjawab karena Keysha pasti tidak menginginkan jawaban seperti ini. Tapi melihat Keysha menatapnya sambil menunggu, Reyvan akhirnya buka suara. Dia mengulurkan tangan, mengusap kepala Keysha dengan lembut.
"Mama belum bisa pulang, tapi diusahakan secepatnya, ya. Mama sama Papa titip salam, mereka berdoa supaya Shara cepat sembuh."
Keysha mengangguk, tidak ada perubahan ekspresi di wajahnya. Sudah biasa. Sekalipun sekarang dia marah dan menangis, mereka tidak akan langsung pesan tiket dan datang. Hanya buang-buang tenaga untuk protes, lebih baik istirahat dan segera sembuh.
"Ra, kakak tau kamu mungkin bosan dengerin ini. Tapi kakak nggak akan bosan untuk selalu bilang Mama dan Papa sayang banget sama kamu, jangan pernah ada di benak kamu keraguan akan kasih sayang mereka, ya? Walau sulit, kakak mohon kamu bisa."
"Iya, kak."
"Adik baik."
Keysha selalu berusaha melakukannya. Bertahun-tahun sering mendapat jawaban yang mengecewakan membuat Keysha belajar dari pengalaman. Tapi terkadang dia ingin melihat Papa dan Mama ketika pertama kali membuka mata.
"Kak, Dokter Andi bilang Shara harus istirahat berapa hari?" tanya Keysha, tidak ingin terlarut dalam kekecewaan.
"Mungkin lusa kamu boleh pulang, dilihat dari perkembangan keadaan kamu."
"Kalau nanti malam?"
"Nggak boleh." Reyvan menggeleng. "Kamu juga udah selesai olimpiade, kan? Sekarang nggak ada alasan, kamu harus istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
Teen FictionKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...