Rizal muncul dari balik pintu yang terbuka, dia langsung tersenyum begitu melihat Keysha sedang membaca buku di tempat tidurnya. Tadi pagi saat Rizal datang, Keysha juga sedang membaca buku. Percuma saja kekhawatirannya selama di sekolah tadi, Rizal takut Keysha kesepian dan bosan jadi langsung kembali ke rumah sakit begitu sekolah selesai.
"Sorry, telat." Rizal masuk. Dia meletakkan ransel dan jaketnya ke atas sofa, lalu mendekat pada Keysha dengan keresek berisi makanan di tangannya. "Tadi macet banget."
"Iya." Pandangan Keysha jatuh pada barang bawaan Rizal. "Apa?"
"Bubur ayam. Tadi pagi lo pengen bubur ayam tapi nggak dibolehin sama Kak Reyvan, kan? Nah, sekarang mereka lagi nggak ada di sini," jelas Rizal, mengeluarkan makanan yang dibawanya. "Mau disuapin?"
"Boleh."
Keysha melanjutnya kegiatannya, sementara Rizal memerhatikan sambil menyuapinya dengan telaten. Begitu buku yang Keysha baca sudah sampai di halaman terakhir, Rizal mengambil segelas air di nakas lalu menyerahkan pada Keysha.
"Bagus banget," kata Keysha, meletakkan buku itu di sampingnya.
Buku yang dibaca Keysha adalah novel yang dibelinya bersama Rizal. Dari tebalnya mungkin lebih dari tiga ratus halaman, tapi Keysha bisa menyelesaikannya dalam beberapa hari saja.
Novel tentang menunggu.
"Mau baca?"
"Enggak." Rizal memberikan suapan terakhir pada Keysha. "Lo aja yang cerita, gue dengerin."
Pada dasarnya seorang pembaca buku akan sangat senang jika ada yang mau mendengarkan ocehannya tentang buku yang baru selesai dia baca, begitu pula dengan Keysha sekarang. Dia mengambil posisi ternyaman, lalu mulai menceritakan garis besar dari novel tadi.
Novel dengan genre fiksi remaja itu menceritakan tentang dua anak kecil, laki-laki dan perempuan. Mereka berteman sejak bayi sampai masuk SD. Sayangnya, begitu lulus SD, anak perempuan itu pindah kota karena harus menjalani pengobatan tanpa memberitahu anak laki-laki. Bertahun-tahu berlalu, anak laki-laki membenci si anak perempuan yang meninggalkannya. Mereka bertemu kembali karena si anak laki-laki pindah ke kota tempat tinggal anak perempuan.
Kisah mereka seperti dimulai kembali, tapi dengan perasaan berbeda. Bukan lagi rasa sayang sebagai sahabat masa kecil, melainkan rasa ingin menjaga sebagai pasangan kekasih. Walau kemudian mereka kembali dipisahkan oleh jarak karena anak laki-laki mengejar mimpinya ke negeri yang jauh, si anak perempuan tetap menunggu. Akhir kisah mereka bahagia, setidaknya Keysha tahu penantian si anak perempuan dan kepercayaannya tidak dibalas dengan pengkhianatan.
"Gimana menurut lo?" tanya Keysha setelah menyelesaikan ceritanya, Rizal benar-benar menyimak dengan seksama.
"Indah," jawab Rizal. "Apa itu kemungkinan terjadi di dunia nyata?"
Keysha berpikir, lalu mengangkat bahu. "Katanya ini kisah nyata si penulis, tapi entah. Cerita setiap orang berbeda, dan novel ini pasti udah dipoles sedemikian rupa, enggak mungkin ceritanya semulus ini, kan?"
Perkataan Keysha benar, Rizal mengangguk pelan meresponsnya. Dia menatap tangan kanan Keysha yang terbebas dari infus, lalu mengambilnya untuk digenggam.
Keysha cukup kaget dengan perlakuan Rizal, tapi dia berusaha mengendalikan diri dan membiarkan Rizal mengusap punggung tangannya.
"Kalau misal gue tiba-tiba pergi seperti yang dilakuin si anak perempuan, apa lo akan benci gue seperti anak laki-laki itu?" tanya Rizal. Sejujurnya, tidak siap mendengar jawaban Keysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [REVISI]✔
Teen FictionKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...