[18]

135 9 2
                                    

"MAFIA FAMILY"
by. Whisky
──────────────────────────────

Vendra memantau targetnya yang tengah melakukan transaksi gelap bersama istrinya Shyca. Kalia ini, mereka berdua mendapat missi untuk membunuh seorang bandar narkoba.

Vendra dan Janira fokus pada bandar narkoba tersebut. Saat ini, bandar tersebut telah memasuki mobilnya dan meninggalkan lokasi dengan kecepatan standar.

Vendra dan Janira mengikuti mobil itu. Lalu, mobilnya di bawa ke sebuah lokasi sepi dan membuat Vendra curiga. Ia pun memberi tahu atasan mengenai hal itu dan terus mengikuti bandar tersebut.

Akhirnya, bandar itu berhenti di sebuah rumah besar yang kosong. Vendra yang mengetahui hal itu berhenti sekitar setengah kilo meter dari lokasi.

Lalu, ia berjalan bersama Janira menuju rumah mewah itu. Kemudian, setibanya di pagar sebelah pinggir, mereka melompati pagar dan mencoba memasuki rumah untuk melaksanakan missi.

Hanya saja, seorang penjaga rumah hadir di belakang mereka dan telah siap untuk menembak Vendra. Janira yang menyadari hal itu segera ambil tindakan. Dan, saat peluru melesat ke arah suaminya, Ia mendorong tubuh Vendra dan membuat dirinya sendiri tertembak.

Vendra terkejut. Namun, ia tetap melakukan tindakan dan langsung menembak penjaga tersebut. Setelahnya, Vendra membawa Janira pergi dan memberi tahu atasan.

Setelah ia pergi, teman - teman mafianya yang lain datang ke rumah besar itu dan menghancurkan para penghuni.

Keesokan harinya, Vendra berduka bersama 2 putranya di pemakaman. Berbarengan dengan itu, Vendra berhenti jadi mafia dan menjalani kehidupan normalnya sebagai ayah bersama Alano dan Alex.

Tapi siapa sangka? Masalahnya tak pernah berhenti walau ia telah melepaskan profesi mafianya.

2 minggu setelah pemakaman istrinya, anak bungsu Vendra--Alex, di culik oleh salah satu mafia dari organisasi yang ia tinggalkan tempo hari.

Sepertinya, Atasannya--Arnelle, tak bisa menerima pengunduran dirinya dari Organisasi. Maka dari itu, ia menyuruh salah satu anak buahnya untuk menculik Alex.

Saat penculikan terjadi, Vendra tengah membeli makanan dan anak bungsunya ia titipkan pada anak sulungnya--Alano.

Dan, setibanya ia di rumah, ia telah menemukan Alano dalam keadaan perut yang terluka parah oleh pisau dan Alex yang menghilang entah kemana.

Namun tidak secepat itu. Tangisan Alex terdengar di halaman belakang. Vendra segera ke tempat itu dan ia melihat.

Mantan rekan kerjanya--Edward, membawa Alex pergi dengan mobil mewahnya.

Vendra marah. Ia pun membawa Alano ke rumah sakit terlebih dahulu. Dan kemudian bergegas pergi ke markas organisai mafia yang dulu ia ikuti.

Di sana, Edward telah menantinya.

"Welcome back Vendra. We were waiting you so much." Sambutnya dengan senyuman miring. Vendra membalas sambutan itu dengan tinjuan yang mendarat mulus di pipi Edward.

Edward tersungkur. Ujung bibirnya mengeluarkan darah dan pipinya membengkak. Tapi Vendra tak peduli. Ia memasuki markas dengan gagah dan langsung mendatangi Arnelle. Mantan atasannya.

Setibanya di depan pintu ruangan Arnelle, Vendra langsung mendobraknya dengan tendangan.

Si penghuni alias Arnelle menoleh dengan cepat.

"Agen terbaik gua datang juga ternyata!" Seru Arnelle dengan senyuman lebar.

"Gak usah banyak bacot! Mana anak gua!" Balas Vendra dingin.

"Santai men, anak lu aman di penjara." Jawab Arnelle membuat Vendra naik darah. Ia pun membanting meja yang ada di depan Arnelle yang membuat, benda itu hancur.

- - -

Alano terbangun dari pingsannya dan mendapati dirinya di RS. Ia segera sadar dan bangkit dari posisi terbaringnya. Kemudian, dengan paksa. Ia mencabut infus membuat darah mengalir dari punghunh tangannya. Tapi dengan santai, ia mengelapnya dengan tisu dan merobek selimut rumah sakit untuk di jadikan perban.

Setelahnya, ia berjakan ceoat meninggalkan rumah sakit dengan pakaian pasien dan wajah yang masih pucat. Semua pasang mata menatapnya heran. Namun ia berlalu cuek dan menelpon teman kepercayaannya. Zafran.

"Zaf, jemput gua di RS sekarang! Adek gua di culik sama si bedebah Edward!" Perintahnya tegas lalu berlari ke arah parkiran.

Baru saja ia menginjakan kaki di parkiran, Zafran hadir dan tanpa basa - basi lagi, Alano langsung melompat memasuki mobil.

"TURBO ZAF!" Teriak Alano. Zafran auto menarik gigi 1 dan menginjak gas. Sedetik Kemudian, mobil telah berjalan dengan kecepatan yang tinggi.

Setibanya di Markas. Zafran memberi Alano sebuah pistol dan 2 buah cadangan peluru. Tak lupa, sebuah pisau lipat melengkapi.

Lalu, mereka langsung berjalan masuk ke tempat Alex berada sambil menembaki para penjaga.

Setibanya di depan pintu ruangan, Alano mendobrak pintu dengan tendangannya. Ia pun menodongkan pinstolnya ke seluruh penjuru ruangan membuat Arnelle yang tengah bermain play station menoleh.

Alano mengernyitakan dahi. "Zaf, adek gua di culik apa di titipin di playground sih?" Tanya Alano pada zafran.

Zafran berdecak kesal. "Jangan banyak bacot Lan!! Mafia lain pada dateng bego!!" Seru Zafran membuat Alano tersadar dan langsung mengajak Alex pergi.

"Bang? Kok Alex di bawa pergi lagi sih? Padahal Alex udah di level terakhir tau!!" Keluh Alex sang anak kecil berumur 8 tahun yang membuat Alano berada di mode ngakak dan kesal.

"Nanti Abang beliin PS baru." Jawab Alano cepat dan langsung baku tembak dan baku hantam dengan para penjaga mafia.

- - -

Dengan amarah yang meletup - letup, Vendra berjalan cepat ke arah Arnelle dan menarik kerahnya dengan kencang. Arnelle hanya tersenyum. Kemudian, Arnelle mengeluarkan pistol dari saku celananya dan menaruh moncongnya tepat di pelipis Vendra.

"What gonna you do? Vendra." Bisik Arnelle dingin. Namun tiba - tiba, Handy talky milik Arnelle berbunyi.

"Memanggil Big boss, ganti!" Ucap suara Handy talky tersebut.

"Darurat Boss! ALEX DI SELAMATKAN OLEH ALANO DAN ZAFRAN!!" Lanjut suara itu dari sebrang sana.

Arnelle tak berkutip. Sedangkan Vendra, ia telah tersenyum lebar sedari tadi. Kemdian, ia menepis pistol yang menempel di pelipisnya dan memelintir lengan Arnelle ke belakang membuat mantan bossnya itu terdesak.

Lalu, pistol Arnelle ia ambil dan mempelkan moncongnya tepat di kepala bagian belakang Arnelle.

"I'm the Winner, Arnelle!" Seru Arnelle lalu sudah siap menarik pelatuk membuat kepala Arnelle berlubang.

Vendra segera meninggalkan mayat Arnelle dan pergi dari markas tersebut. Lalu, Edward menghadang dan pertempuran terjadi.

"Ed, kalo lu gak mau mati mending minggir dari jalan gua!" Seru Vendra.

"Gak bisa! Tinju yang lu kasih belum gua bales!" Balas Edward dan kemudian baku hantam terjadi.

Edward menendang kepala Vendra yang berhasil Vendra tangkis dengan lengannya. Lalu, ia meninju perut Edward dan membuat Edward terbatuk.

Sentuhan terakhir, Vendra menyikut kepala Edward dan langsung berlari ke arah pintu keluar.

Setelah mereka berhasil menyelamatkan diri masing - masing. Mereka pindah ke negara dan membangun kenangan baru. Hanya saja, kebahagiaan mereka tak bertahan lama.

Baru 1 bulan mereka bahagia, Vendra tekah tewas oleh seorang sniper. Dan hal itulah, yang melahirkan sebuah amarah tersendiri di dalam jiwa Alano dan Alex.

Bagaimanapun juga, sebuah dendam sangat sulit di padamkan bila belum terpenuhi.

- - -

SWMG STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang