O2 ━✧。❨ M u a z i n ❩

2.9K 443 327
                                    

Mungkin setelah kejadian dikantin barusan, mulai sekarang Lia akan menganggap kakak kelasnya itu adalah musuh terbesar Lia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin setelah kejadian dikantin barusan, mulai sekarang Lia akan menganggap kakak kelasnya itu adalah musuh terbesar Lia. Bagaimana tidak, Lia muak harus dikekang dan diatur hidupnya, sementara ia masih ingin menikmati masa remajanya dengan bebas tanpa larangan siapapun.

"Bisa ga sih ga usah ngatur hidup orang, emang situ hidupnya udah teratur?!" gerutu Lia bergumam, berjalan melewati murid-murid kelas tetangganya yang tengah berbisik-bisik membicarakan Lia. Dengan kaki yang menghentak-hentak, Lia melewati buronan penggibah.

Entah berapa banyak kata yang telah Lia lontarkan untuk menyumpah serapah sang kakak kelas- musuhnya saat ini. Sampai tiba ia dikelas mengambil airpods dari dalam tasnya secara kasar dan memasangnya ditelinga memutar lagu dengan volume keras. Daripada teringat ocehan Narendra lebih baik ia tutup kuping dan tidur diatas meja.

🌙---------------🌙

"Nar, lo kalo mau negur cewek agak lembut dikit kek, tuh mulut lembek banget kayak habis dikasih oli, licin," cicit seseorang duduk diatas meja Narendra, yang mengetahui kalau Narendra habis menegur adik kelas kesayangannya.

Sebastian Pratama.

Seseorang yang bisa saja disebut fanboy garis kerasnya Lia. Ia menyukai Lia karena kelincahannya dalam menari dan juga wajahnya yang cantik serta mulus. Tapi perlu digaris bawahi, kalau Sebastian hanya terobsesi yang berlebihan pada tubuh indah Lia bukan menyukai secara tulus karena bakatnya. Oleh karena itu ia memarahi Narendra, takut kalau Lia menuruti apa kata Narendra dan tak lagi mengumbar aurat kesukaan para lelaki seperti Sebastian.

Narendra enggan menanggapi perucapan Sebastian, ia hanya fokus membaca buku Ensiklopedia Islam untuk mengisi waktu luangnya daripada berdebat dengan teman sekelasnya tentang komentar Narendra pada adik kelas.

"Awas aja lo berani-berani nyuruh anak dance atau kaptennya buat nutup aurat, gua ga segan-segan ngajak lo berantem. Lo pikir aja deh, kalau mereka ga ada, siapa yang bakal bawa nama sekolah kita atas nama ekskul dance?!"

"Bohong, pasti lo mau liat aurat mulus mereka yang secara langsung bikin zina mata itu," batin Narendra tersenyum sinis. Rupanya kuping anak itu mendengarkan apa yang Sebastian bicarakan, hanya saja ia tak mau menanggapinya dan memilih untuk diam.

Merasa tak ditanggapi oleh Narendra sedaritadi, Sebastian mulai murka dan merenggut buku yang dibaca Narendra secara tiba-tiba dan kasar, merobek-robek lembaran bukunya menjadi hancur tak bersisa setelah itu ia injak-injakkan sebagai pelampiasan kekesalannya.

"Astaghfirullah al-'azim, buku Umi!" kedua mata Narendra berhasil terbelalak lebar, melihat bukunya sudah hancur lebur dalam sekejap.

Narendra segera berjongkok, sedikit menyentak kaki Sebastian agar kakinya menyingkir tak menginjaknya lagi. Kemudian Narendra memungut beberapa robekan-robekan buku dengan tangan yang sedikit bergetar namun ia tahan, tak ingin diketahui bahwa ia lemah.

Narendra | Renjun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang