"Jin, kayaknya masih ada Lia diluar tuh," kata Narendra sehabis mereka melaksanakan ibadah shalat berjamaah sore itu.
"Lo ngomong begitu, apa urusannya sama gue," cicit Jindra memutar bola matanya malas dan bersikap tak peduli.
"Dia tadi numpang neduh sebentar gegara hujan. Kesian cewek duduk diluar, pasti kedinginan sama masuk angin," jelas Narendra, melepas pecinya, "Coba lo ajak dia masuk. Kalau gua yang bujuk, dia selalu nolak. Kalau lo, gua yakin, dia pasti nurut."
Jangan heran, anggota geng Dreaming sudah sering mendengar gosip kalau Lia sangat menyukai Jindra bahkan ada yang mencocok-cocokan Jindra dengan Lia sebagai pasangan, hanya saja Jindra-nya yang enggan, tidak mau dipasangkan dengan gadis bar-bar seperti Lia, membuat Jindra muak.
Jindra menggaruk kepalanya, tampak bingung, "Terus? Apa pedulinya gua sama dia. Kalau Wendy Red Velvet yang diluar, gua sih ok-ok aja ngajak dia masuk masjid, kalau perlu gua bawa ke KUA, ikhlas lahir dan batin. Lah ini, cewek titisan cacing Alaska yang tubuh datang dari mana kata 'seksi'nya yang bikin gua mau keluarin isi perut. Jadi, ngga usah nyuruh-nyuruh gua ya, gua emang tega sama dia, males."
Mendengar lontaran kalimat Jindra yang begitu menusuk meski kalimat tersebut bukan diperuntukkan padanya, Narendra menghela napas berat. "Bagaimanapun, Lia adalah ciptaan Allah, meski dia tak sesempurna cewek yang lo idamkan, lo nggak berhak samain manusia dengan binatang. Dimana-mana manusia lebih tinggi derajatnya daripada binatang."
"Ekhm, ngga salah nih Ustadz milih Narendra jadi penerus Ustadz kalau Ustadz berhenti ngajar dan nikah," ucap Ustadz Dio berada dibelakang Narendra, yang tak mereka sadari rupanya sang Ustadz mendengar ucapan Narendra.
"Memang ada yang mau sama Ustadz? Tampang Ustadz aja galak. Emang ngga takut apa— si Istri sama Ustadz nantinya," canda Narendra terkekeh, "Ustadz kira Narendra ngga tau ya, kalau Ustadz Dio suka jitakin teman-teman kayak Abang Chanyeol, Baekhyun sama yang lainnya waktu nongkrong di warung bakso Mang Ucup," tambahnya.
"Eh? Narendra liat Ustadz disana? Kenapa ngga tegur Ustadz sekalian mampir? Mayan dapat bakso gratis satu gerobak ditraktir si holkay," sahut Ustadz Dio. Yang dimaksud si holkay disini ialah, Suho Diningrat, yang kekayaannya tak akan pernah habis lebih dari tujuh turunan.
Narendra menggeleng, "Ngga sempat, Ustadz. Waktu itu Narenda buru-buru pulang kerumah, dan Narendra pulang hampir kesorean gegara ada rapat Resma di sekolahan."
Jindra yang sedari tadi menyimak pun berbisik samar pada Narendra, "Kalau gua jadi lo, mungkin mampir dulu, kan lumayan dapat gratisan bakso. Apalagi itu waktu lo pulang sekolah, pasti lapar tuh kayak kondisi perut gua sekarang. Cuman dompet gua kali lagi kosong, kayak hati."
Narendra terkekeh geli mendengar bisikan Jindra, "Lo kalau mau minta traktiran Ustadz Dio sekarang mah, langsung bilang aja, ngga usah bisik-bisik kayak orang gibahan," celutuk Narendra berucap agak nyaring yang membuat sang empu nama menaikkan alisnya sebelah menatap mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narendra | Renjun [✔]
Fanfiction𝐒𝐞𝐦𝐢𝐛𝐚𝐤𝐮⁺。✧┇런쥔 𝐱 나경 ❨ 𝐥 𝐨 𝐤 𝐚 𝐥 ❩° ❝𝘎𝘶𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘧𝘢𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘮𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘈𝘥𝘻𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘯𝘺𝘢𝘯𝘺𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦...