Narendra Junatha Al-Farizi, atau sebut saja Narendra, anak laki-laki berumur 17 tahunan itu sedang menyaksikan penampilan adik kelas dari depan kelas yang berada dilantai dua bersama teman satu geng dengan perasaan sedikit bergemuruh."Lagi musim ya, cewek-cewek pake baju minim yang bagian perutnya keliatan? Supaya apa?" celutuk Narendra melihat adik kelasnya sedang menari ditengah lapangan, menarikan lagu yang tengah booming dikala anak remajaan, tak lain adalah Kill This Love dari girlband kenamaan Korea, Blackpink.
"Sudah berapa kali gua tegur dia di sosmed, tetap aja dia suka ngumbar aurat. Astaghfirullah..."
"Haduh, Nar. Masih aja lo bilang ga suka cewe-cewe kayak gituan? Lo normal 'kan? Kapan punya cewek kalo lo masih suka ngehujat mereka," pekik Jaevan, matanya tak teralihkan sama sekali dari manusia-manusia yang sedang menari ditengah lapangan.
Narendra menghela napas kasar, tak berniat menjawab perkataan Jaevan, yang ada sekarang pandangannya ia alihkan pada kitab Al-Quran berukuran kecil ditangannya yang sempat ia baca sebelum sekilas melihat penampilan seksi adik kelasnya.
Tak lama setelah membaca Al-Qur'an sambil berdiri, anak laki-laki tersebut membacakan arti Qur'an surah An-Nuur Ayat 31 untuk teman-temannya yang sedang khusyuk melakukan zina mata.
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
Seketika teman-temannya yang mendengar perucapan Narendra tadi langsung tersadar, segera mengakhiri kegiatan zina matanya. "Astaghfirullah! Khilaf gua, sumpah khilaf, Nar," seru Haelan heboh, buru-buru mengalihkan pandangannya ke lain dan mengusap wajahnya kasar.
"Oh My God!"
"Eh, Astaghfirullah... Nah 'kan gua kebawa suasana pelajaran bahasa Inggris tadi," seru Martaka juga mengalihkan pandangannya.
Narendra menggelengkan kepala. Pikirnya hanya dua orang yang bereaksi dengan ceramahnya hari ini. Sisanya, tetap fokus menonton.
"Woi, lo pada!" Narendra mengibaskan tangannya didepan wajah Jaevan, Reno, dan Jindra. "Sadar woi! Mata kalian, mau nabung dosa ya?"
"Ntar ah, urusan dosa nanti dulu dipikirin. Rezeki nih kapan lagi liat cewek cantik dan mulus secara langsung, semulus ketek Mimi Peri dengan keperawanannya yang berlapis tujuh," sahut Jaevan. Sekekali ia bersorak heboh pada bagian penampilan seksi adik kelas.
"Iya nih, diliat dosa kagak diliat mubazir, Nar. Lebih baik diliat aja, 'kan Allah ga suka apapun yang terbuang sia-sia atau mubazir," sambung Reno tekekeh, matanya menyipit dan lama kelamaan matanyapun menghilang, tenggelam.
Lagi-lagi Narendra hanya bisa menghela napas, menggelengkan kepalanya. "Kesalahan besar, lebih mementingkan pemenuhan nafsu yang berujung zina daripada usaha penghindaran dosa," gumam Narendra, mengelus dadanya segera memintakan ampunan pada Allah untuk mengampuni kesalahan teman-temannya yang terlalu labil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narendra | Renjun [✔]
Fiksi Penggemar𝐒𝐞𝐦𝐢𝐛𝐚𝐤𝐮⁺。✧┇런쥔 𝐱 나경 ❨ 𝐥 𝐨 𝐤 𝐚 𝐥 ❩° ❝𝘎𝘶𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘧𝘢𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘮𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘈𝘥𝘻𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘯𝘺𝘢𝘯𝘺𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦...