LIMA

2.1K 95 3
                                    

Setelah kejadian beberapa hari lalu, saat Gilang mempergoki Chika berada didalam kamar bersama kakak kandungnya. Sekarang sikap Gilang bertambah cuek dan tidak peduli kepada istrinya, yaitu Chika.

Saat ini Gilang dan Chika tinggal berdua dirumah yang telah dibelikan kedua orang tua Chika. Tidak ada asisten rumah tangga disini, hanya ada Gilang dan Chika saja.

Dirumah yang cukup besar itu terdapat tiga kamar dilantai atas. Dimana satu kamar Gilang, satu kamar Chika dan yang satu tidak dipakai. Kamar Gilang dan Chika terpisah sesuai keinginan dari pihak laki-laki. Tetapi jika ada kedua orangtua, baik orang tua Chika maupun Gilang mereka menjalankan sandiwaranya sebagai sepasang suami istri yang harmonis. Tidur dalam satu ruangan.

Hari ini tepat hari ke-7 Chika menyandang status sebagai istri Gilang Arendra Prasetyo. Hari ini adalah hari pertama kali Chika masuk sekolah setelah menjadi seorang istri. Kemarin Chika dan Gilang bolos sekolah dua hari karena kecapekan.

Hari senin, merupakan salah satu hari disiplin. Karena siswa harus berangkat sekolah lebih awal tidak seperti hari lainnya. Tak lupa juga hari senin semua siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan upacara yang diselenggarakan di lapangan sekolah.

Waktu menunjukkan pukul enam pagi, Chika sudah menyelesaikan kegiatan memasaknya sekarang tinggal mandi tak lupa juga untuk membangunkan Gilang. Dari subuh tadi, Chika sudah berkutik didapur dan menyapu rumah. Jika dulu ia tak pernah bangun pagi, sekarang Chika harus membiasakan diri untuk bangun lebih awal-melakukan kewajiban sebagai seorang istri.

Chika membuka knop pintu yang kini melihatkan laki-laki tertidur diatas tempat tidur. Dengan langkah pasti, Chika mendekati tempat tidur Gilang lalu menggoyangkan bahu cowok itu pelan. "Gilang bangun, udah pagi nanti kamu terlambat kesekolah."

"BRISIK!" Bentak Gilang menutup telinga menggunakan tangan.

"Udah jam enam, lang."

Gilang mengacak rambutnya sendiri. "Lo bisa diam nggak sih, nggak usah ganggu tidur gue." Marah Gilang masih menutup rapat matanya, hanya mulutnya yang ia buka untuk berbicara.

"Yaudah kalau gitu, aku udah coba bangunin kamu loh." Chika tak mau mendapat amarah dari Gilang, ia memilih pergi meninggalkan kamar suaminya. Menuju kamarnya terletak disamping kamar Gilang.

Selesai membersihkan badan, Chika memakai sragamnya lengkap dengan dasi dan sabuk. Tak lupa, cewek itu menyisir rambutnya lalu dibentuk kepang satu dan terakhir mempoles wajahnya menggunakan bedak bayi lalu memakai sedikit minyak wangi.

Sudah selesai dari segi penampilan, Chika memakai sepatu lalu menyambar tas ransel mengeluari kamarnya. Saat melewati kamar Gilang, dengan disengaja Chika mengintip disela-sela pintu yang terbuka. Ternyata Gilang sudah tidak ada diatas tempat tidurnya, dalam artian cowok itu sedang mandi.

Chika menunggu kedatangan Gilang untuk sarapan pagi bersama di meja makan. Menu sarapan pagi sudah siap, Chika sengaja membuat sarapan tidak terlalu berat. Hanya nasi goreng sosis udang.

Tap!

Tap!

Tap!

Dari arah tangga, cowok berseragam sekolah tidak begitu rapih menuruni satu persatu anak tangga. Rambutnya acak-acakan seperti tidak disisir, bajunya dikeluarkan dan lengan baju ditekuk lebih keatas, dasi berpasang miring dikerah bajunya. Seperti bukan seorang pelajar.

"Sarapan dulu, lang." Chika tersenyum hangat menyambut kedatangan Gilang.

Gilang hanya melirik tanpa ada niatan menyentuh nasi goreng diatas meja makan. Sepertinya enak, tetapi gengsi yang begitu besar membuat cowok itu berjual mahal. "Gue nggak doyan makanan kaya gitu." Ketusnya berlalu melewati Chika.

GILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang