DELAPAN

1.2K 66 0
                                    

Membuat sarapan merupakan tugas baru Chika, di pagi hari. Hari ini cewek berambut kepang itu tidak mau dibikin ribet, hanya sepotong roti menurutnya sudah cukup untuk mengganjal perut.

Sudah pukul enam pagi, waktunya Chika membangunkan Gilang. Tanpa harus mengetuk pintu, ia membuka pintu kamar Gilang-tak dikunci.

Chika melangkah pelan, menuju tempat tidur Gilang. "Gilang, bangun lang! Udah jam enam loh, nanti kamu terlambat." Katanya, mengguncang pelan-lengan Gilang.

Gilang tidak menunjukkan reaksi apapun, ia masih nyaman di dunia mimpinya. Maklum, semalam Gilang baru pulang sekitar pukul dua dini hari.

"Gilang, bangun! Udah pagi loh." Chika mengguncang lengan Gilang, lebih kuat hingga membuat pergerakan cowok berbibir tebal itu.

"Gilang, bangun lang!" Chika tidak mau menyerah untuk tetap membangunkan Gilang.

Merasa terganggu, Gilang membuang guling kasar. "Lo apasih, hah! Gangguin tidur gue tau, nggak!" Bentak Gilang, menatap tajam Chika.

Chika mendapat tatapan menakutkan itu, menundukkan kepala takut. "Maaf, tapi ini udah siang lang." Ujarnya lemah.

"Terus, kalo udah siang hubungannya sama gue apa?" Tanya Gilang, marah.

Chika memberanikan diri, menatap wajah menakutkan itu. "Kamu nggak sekolah?"

"Nggak!" Jawab Gilang, ngegas. "Lo keluar sana! Gangguin orang tidur aja." Gilang memiringkan badan, membelakangi Chika.

Mendapat usiran dari sang pemilik kamar, Chika melangkah keluar-meninggalkan kamar Gilang tak lupa menutup pintu seperti semula.

Tanpa mempedulikan Gilang, Chika menyantap sarapan paginya-tidak ketinggalan untuk mengoleskan selai strawberi diatas rotinya.

Setelah menghabiskan dua potong roti, Chika meneguk habis segelas susu putih lalu membersihkan sisa-sisa selai yang berceceran diatas meja.

"Assalamualaikum, Chika." Chika mengembangkan senyum, mendengar seruan Dethan diluar.

Beres dengan urusan rumah, Chika menyambar tas-diatas kursi lalu keluar menghampiri teman sekaligus sahabatnya.

"Pagi, sahabat." Sapa Dethan, menyunggingkan senyum.

Mendengarnya, Chika tersenyum lebar. "Pagi juga, sahabat." Balasnya, merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan.

"Siap berangkat sekolah?" Tanya Dethan, memastikan.

"Siap, dong." Jawab Chika semangat.

Melihat sikap antusias Chika, Dethan menyunggingkan senyum. "Yaudah, ayok berangkat! Keburu gerbang ditutup nih." Ajaknya.

Chika mengangguki saja, ajakan Dethan. Cewek berambut kepang itu berjalan menuju motor vespa Dethan berada. "Nih, aku bawain helm khusus buat kamu." Ujar Dethan menyodorkan helm bogo bewarna pink.

Chika menerima helm itu dengan senang hati. "Makasih, helmnya lucu." Gemasnya memandangi benda bewarna pink, ditangannya.

"Iyalah lucu, kaya yang pakai juga lucu." Ungkap Dethan, memakai helm nya. "Ayo, naik!" Perintahnya.

Chika menuruti saja perintah Dethan, ia naik keatas motor vespa lalu melingkarkan sebelah tangannya pada pinggang Dethan. "Ayok, berangkat!"

Dethan menyalakan mesin motornya, lalu menancapkan gas meninggalkan pekarangan rumah Chika. Selama perjalanan pun, Chika menikmati sejuknya udara ibu kota pagi ini.

Lain hal nya dengan Chika. Mendapat pelukan dipinggang, justru malam membuat Dethan gugup. Perasaannya tidak tenang, seperti ada sesuatu yang Dethan tidak tahu perasaan apa itu.

GILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang