13 ─ Flower

1.5K 259 68
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kopi dingin?"

Wonwoo memberikan tawaran cuma-cuma pada Yoora yang tengah memijat pelipisnya pelan. Pekan ujian rutin hendak datang menyapa, persiapan pun harus dilakukan dengan matang untuk menghindari kegagalan yang mungkin saja datang sebagai hasil akhir yang tidak diinginkan. Wonwoo masih duduk bersila, menahan beban kepalanya dengan tangan kanan. Matanya menatap awas pergerakan gadis yang ada di hadapannya dengan meja kecil sebagai alas belajar di teras depan rumah.

Yoora menggeleng, "Kopi bisa membuatku terjaga semalamanㅡaku harus tidur lebih cepat malam ini."

Wonwoo merengut, sudah berjam-jam ia merasa terabaikan. Dia butuh teman untuk diajak foto bersamaㅡtapi dia terlalu malu untuk meminta. Jadi, ia berakhir hanya dengan membaca komik digital melalui ponsel pintarnya.

"Kau tahu sesuatu, Yoora?" tanya Wonwoo kembali memecah konsentrasi gadis itu secara halus. "Kurasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Seungcheol Hyung padaku."

Atensi Yoora jelas teralihkan. Baru tadi sore Wonwoo berbicara mengenai kedekatan dan apa hubungan yang Wonwoo jalin bersama kakak bukan sedarah satu-satunya itu. Dia bercerita banyak hingga mengarah pada kejadian kebakaran yayasan yang membuat kepala Wonwoo berdenyut nyeri kembali.

Lalu tentang kebakaran bar pula, Wonwoo memang tidak menceritakan bagaimana kejadian lengkapnya, tapi setidaknya Wonwoo bisa memberi gambaran apa saja yang ia lihat malam itu; gedung yang nyaris sepenuhnya hancur, area yang diberi garis polisi, asap yang membubung tinggi serta serpihan debu halus yang menyelimuti udara sekitar.

"Kau bilang kalian dekat, lantas mengapa dia menyembunyikan sesuatu darimu? Danㅡapa itu?"

"Aku juga tidak terlalu yakin," tukas Wonwoo, dia masih sibuk dengan layar ponselnya yang menampilkan adegan berdarah di komik digital yang ia baca. "Tapi kurasa aku tahu siapa tersangkanya. Pria pemilik kedai samgyetang bernama Yoon Jeonghan."

Yoora mengerutkan dahinya, "Tadi kau bilang dugaan sementara yang kau yakini bar terbakar karena ledakan kembang api, apa itu artinya Yoon Jeonghan lah yang menempatkan tumpukan kembang api itu disana?"

Dengan anggukan samar, Wonwoo menyetujui. Baginya tidak ada hal lain yang masuk akal selain tentang Jeonghan yang menjadi penyebab musibah terjadiㅡentah apa motifnya. Lagipula dari dulu ketika Wonwoo masih membuka kedai ramyeon miliknya, Jeonghan tak pernah bersikap baik padanya. Pria itu selalu menghardik Wonwoo dengan kata-kata kasar, menuduhnya tanpa alasan atas perkara ini dan itu, selalu mengawasi Wonwoo dalam setiap gerak yang dilakukan dan bertindak seolah kedai Wonwoo merupakan ancaman. Padahal jumlah konsumen yang datang ke kedai Wonwoo tidaklah lebih lima persen dari jumlah pengunjung yang datang ke kedai Jeonghan.

"Kurasa Seungcheol Hyung sudah tahu tapi dia menyembunyikan semuanyaㅡdengan diam dan tak mengijinkanku ikut untuk mengusut kasusnya. Dan Seungcheol Hyung juga tahu siapa itu Jeonghan, karena kedai kami berdekatan."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang