07 ─ Hug

1.8K 354 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jika berkata semudah membalikkan telapak tangan, maka malam ini bukanlah malam terberat bagi gadis yang tengah menyibukkan diri dengan terus berkutat dengan buku sosiolinguistik. Bola matanya bergerak tak nyaman, memperhatikan satu sosok yang tengah meringkuk di sofa ruang tengah─tertidur lelap.

Mungkin Yoora menyesali tindakannya ketika menyetujui permintaan Wonwoo beberapa jam lalu dengan sandwich tak termakan di atas meja sebagai saksi bisu pertemuan mereka. Dirinya enggan menolak Wonwoo entah atas dasar apa. Padahal Yoora bisa dengan mudah mengatakan tidak dan Wonwoo tak akan memaksanya.

Percuma rasanya ketika Yoora berkeinginan untuk menghabiskan sisa malamnya untuk belajar persiapan ujian minggu depan, nyatanya setiap kalimat yang dibacanya terus-menerus menguap di udara─tak kunjung meresap dalam otaknya. Memang Wonwoo berada dalam radius beberapa meter darinya yang duduk di meja belajar kamar, tapi tetap saja hal itu membuat Yoora gugup lantaran wajah Wonwoo bisa ia lihat dengan jelas dari sana.

Setiap lekukannya yang tak pernah Yoora sadari sebelumnya─karena Wonwoo selalu memakai kacamata bulat dan topi untuk menutupi helaian rambutnya yang hitam legam.

Jangan lupakan mulutnya yang sedikit terbuka ketika ia telah jauh tersesat dalam mimpinya.

Yoora belum tahu alasan apa yang mendasari Wonwoo ingin menginap serta mengapa ia tidak boleh pergi berkunjung ke kedainya lagi. Tidak mungkin Wonwoo tak punya rumah ataupun teman lelaki yang bisa ia ajak menginap bersama, begadang hanya untuk bermain game ataupun pergi ke situs online untuk mencari gadis yang bisa diajak kencan buta. Setidaknya itu yang ada di pikiran Yoora.

Normalnya, teman laki-laki di kelas Yoora melakukan hal tersebut secara rutin dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Seperti Mingyu yang rutin pergi bermain bowling setiap sabtu malam bersama adik tingkatnya, Jihoon dengan kunjungan rutinnya ke rumah sepupunya hanya untuk mengutak-atik robot yang sudah dibongkar lalu dimodifikasi ulang.

Tapi kelihatannya Wonwoo memang berbeda.

Dan jelas itu yang membuat Yoora semakin penasaran.

Sebuah suara mampu membuat Yoora mengalihkan tatapannya pada sticky notes hijau yang kosong. Tapi, dia tidak terkejut ketika menemukan Wonwoo yang mengaduh lantaran bagian tubuhnya menabrak meja yang ada di hadapannya.

"Maaf mengganggumu," tukas Wonwoo singkat. "Aku─lapar."

Maka pria itu menghampiri Yoora, berdiri di ambang pintu dengan kepala miring─memberikan kesan sensual bagi yang melihatnya termasuk Yoora sendiri yang mulai sedikit canggung. Ditambah lagi Wonwoo hanya memakai kaos putih tipis beserta celana jins, jangan lupakan eksistensi rambutnya yang acak-acakan setelah bergelut dengan sofa.

Yoora menyadari tatapannya yang terlihat mengintimidasi, "Kau mau pesan di luar? Atau ingin memasak?"

Pria di ambang pintu itu berkedip pelan, dia berpikir bahwasannya Yoora butuh sesuatu untuk teman belajarnya hingga tengah malam, bahkan dia masih terjaga di jam selarut ini. Jadi Wonwoo mengurungkan niatnya untuk keluar.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang