18 ─ Missing

1.2K 223 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Suara menggelegar terdengar malam itu memenuhi seluruh penjuru ruangan. Tidak ada yang terlihat kecuali siluet yang kini tengah berdiri di dekat jendela. Keremangan malam yang harusnya membawa ketengan kini seolah berubah, ada kegelapan yang berbaur di tengah kepulan asap. Tidak ada suara selain hembusan napas dan ujung kuku jari yang mengetuk permukaan dinding. Suhu di luar mencapai belasan derajat namun itu sama sekali tak berpengaruh banyak pada tubuh pria yang kini tengah diam memandang langit hampa.

Terhitung sudah satu bulan.

Selama itulah Wonwoo hidup dalam bayang-bayang dan berekspresi di balik topeng.

Dan dalam waktu yang sedekat itulah ia semakin memiliki kumpulan orang yang membencinya.

Jeonghan.

Yoora.

Dan Yeji.

Kini Wonwoo tidak tahu akan seperti apalagi hidupnya. Tidak ada pekerjaan, tidak ada mimpi dan tidak ada harapan. Semuanya terhapus oleh kesalahan yang Wonwoo sendiri juga tidak tahu asalnya dari mana dan karena alasan apa yang mendasarinya.

Jeonghan memecatnya, itu terjadi tepat ketika Wonwoo memasuki minggu kedua dengan status karyawan baru. Awalnya ia baik-baik saja, tapi dia merasa tertekan karena omongan miring orang-orang yang mengenalnya sebagai mantan pedagang ramyeon yang tiba-tiba menutup kedai. Imbasnya restoran Jeonghan semakin kehilangan pelanggan, banyak bahan yang tersisa dan beberapa karyawan justru mendapat pemutusan hubungan kerja.

Lalu bagaimana?

Aku mencuri saja, itu jalan yang terbaik, kan?

Wonwoo membawa kabur sejumlah uang dari restoran dan tak pernah kembali. Jeonghan jelas tahu mengenai hal ini dan memberikan ultimatum agar Wonwoo menjelaskan semuanya, tapi Wonwoo adalah Wonwoo, dia keras kepala dan memilih kabur entah kemana hingga Jeonghan kemudian marah dan memberikan keputusan terakhirnya.

Yeji tidak mau bertemu dengan Wonwoo karena ia takutㅡkemungkinan karena pengaruh trauma selepas kepergian ayahnya.

Dan Yoora...

Untuk kali ini sedikit berbeda.

"Sampai kapan?" Suara itu memecah keheningan, menusuk gendang telinga Wonwoo dan membuat lamunannya buyar.

"Sampai kapan apanya, Seoyoun?"

"Kau menghindari gadis yang pernah kau sebut."

Pernyataan itu membuat Wonwoo menahan napas, "Aku melakukannya karena aku harus."

"Jangan membohongi dirimu sendiri."

Kali ini Wonwoo menghirup batang rokonya lebih lama, meninggalkan bekas asap yang menutupi seluruh wajahnya. "Kita sudah pernah membahas ini dan tolong jangan pernah kau ungkit lagi."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang