10 ─ Firework

1.6K 323 55
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Terima kasih, Yoora."

Malam itu, senyum Wonwoo terpatri dengan jelas. Sudah hampir sebulan dirinya pindah dan meninggalkan rumah sederhananya yang terletak di dekat bar milik Seungcheol. Pria itu tak pernah lagi punya niat apapun untuk membuka kembali bisnis ramyeon, atau bahkan kembali mengunjungi kedainya. Hidupnya kini terasa baruㅡseperti mendapat udara segar yang menyejukkan relung dada. Tidak ada lagi beban yang selalu dirasa beratㅡatau bisa dibilang bebannya mulai menyusut seiring waktu berjalan.

Yoora memandang Wonwoo dengan sedikit mendongak, "Kau senang dengan pekerjaan barumu?" tanyanya antusias.

"Aku senang." Bibir Wonwoo berkedut, "Sekali lagi aku mengucapkan banyak terima kasih karena sudah hadir menemaniku selama ini."

Lalu Wonwoo tertawa karena ia menganggap ucapannya sedikit terdengar aneh.

Itu kalimat paling tulus yang Wonwoo ucapkan sejak ia merasakan secercah harapan mulai hadir dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu kalimat paling tulus yang Wonwoo ucapkan sejak ia merasakan secercah harapan mulai hadir dalam hidupnya. Pemikiran buruk yang selalu bersarang kini mulai hilang secara perlahan. Kehidupan damai yang selalu Wonwoo impikan mulai tampak dan jelas itu karena adanya Yooraㅡorang asing yang sempat ia kira sebagai penguntit pada awalnya. Olokan yang dulu begitu memekakkan telinga, kini hilang seolah ditelan udara.

Yoora turut senang ketika bantuannya dapat berdampak positif bagi orang lain. Terutama Wonwoo yang kini tak lagi sulit untuk menampakkan senyumnya. Gadis itu masih memandang Wonwooㅡdengan kagum, seolah malam itu Wonwoo telah berubah menjadi poros dunianya dan tak ingin pria itu berpindah.

"Wonwoo," ujarnya, dengan tatapan mata yang berbinar-binar. "Apa kau tak pernah mengagumi dirimu sendiri di cermin?"

Yang ditanya tertawa tertahan, "Apa yang bisa aku banggakan dengan kondisiku yang seperti ini, hm?"

Dan detik itu merupakan pertama kalinya bagi Wonwoo berani menggenggam jari kelingking Yoora yang menggantung bebas di udara.

"Kau selalu rendah diri." Gadis itu jelas merasa senang karenan sentuhan Wonwoo semakin membuktikan bahwa pria itu nyaman ada bersamanya. Padahal yang digenggam Wonwoo hanyalah satu jari diantara limaㅡterkesan konyol jika dipandang.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang