21 ─ Regret

2.7K 236 130
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Bar milik pria penjual wine itu sudah diratakan. Tanahnya sudah dilelang dan akan dibangun kawasan industri yang baru."

Ada senyum samar yang terkesan dipaksakan tergambar jelas dari wajah Wonwoo. Tukang las yang baru saja merapikan perkakas kerjanya tak sengaja ia temui di belokan jalan sekitar pukul satu dini hari. Kawasan tersebut memang terlihat berbeda; banyak bangunan yang dulunya ramai kini seperti ditinggalkan, lampu kelap-kelip yang biasanya menyambut pengunjung kini mati dan usang, bahkan di teras beberapa bangunan juga tampak berdebu dengan barang yang berserakan.

"Apakah anda tahu siapa yang memiliki ijin atas pendirian bangunan baru di kawasan ini?"

"Pekerja biasa sama sekali tak memiliki hubungan atas hal tersebut, kau bisa tanyakan pada mandor atau kontraktor yang berkunjung besok pagi, Nak."

Setelahnya, pekerja itu pulang dengan anggukan samar, meninggalkan Wonwoo yang masih mencerna kegilaan apa saja yang masih mengikuti jalan hidupnya. Bar yang dulu menjadi tempat persembunyian di kala hatinya gundah, kini lenyap tak tersisa. Itu artinya anggaran yang direncanakan Seungcheol untuk membangun ulang tidak akan pernah terwujud. Belum lagi pekerja lain yang masih menunggu kepastian kapan bar akan dibuka, dengan ini mereka secara tak langsung sudah mendapat pemutusan hubungan kerja.

Wonwoo tidak punya tempat pulang, baik dalam artian secara harfiah maupun secara konotasi. Dia sudah berpura-pura menjadi pribadi yang apatis, namun tetap saja kejadian bertubi-tubi ini selalu saja membuat dirinya menjadi lemah dan jatuh berulang kali.

Pilihan terakhir yang Wonwoo putuskan adalah menunggu Yoora di depan gerbang penginapan. Selain karena restoran Jeonghan sudah tutup, itu satu-satunya tempat yang bisa Wonwoo pikirkan saat ini.

Satu hal yang bodoh memang setelah kebohongan yang meluncur mulus dari bibirnya dan sikapnya yang meninggalkan gadis itu pulang tanpa ia antar. Kendati demikian, kepura-puraan ini harus segera dituntaskan. Semoga saja Seoyoun tak sungguh melakukan apa yang terbesit dalam benaknya untuk ancaman bagi Wonwoo agar tetap tinggal, sehingga Yoora bisa menuntaskan kuliahnya dan membantu Wonwoo lagi untuk bangkitㅡdengan catatan gadis itu mau menerima Wonwoo kembali.

ㅡㅡㅡ








"Aku ijin hari ini."

"Demi apa? Apa kau seserius itu? Apa keadaannya begitu genting? Aku bisa kesanaㅡ"

"Tidak, Mingyu, kau jangan kesini sebelum... sebelum Wonwoo pergi."

Yoora mengintip di balik jendela dan ia masih bisa menyaksikan sosok Wonwoo berdiri membelakangi dinding sebelah pintu gerbang yang tertutup rapat. Pria itu tengah memainkan ujung tali hoodie yang ia rengkuh, sesekali juga mengusap rambutnya yang berantakan terkena tiupan angin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang