19 ─ Waiting

1.2K 211 82
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Suara detik jam yang berputar terdengar lebih menusuk gendang telinga. Kelas sepi, bahkan kipas angin yang tadinya berputar kini sudah dimatikan. Lampu masih menyala terang dan cahayanya tak terlalu mengusik ketenangan. Kendati demikian keadaan gelap di luar sana membuat pikiran seorang gadis berkecamuk hebat. Bulan dengan bentuk bulat sempurna menggantung disertai hamparan bintang yang tampak megah di langitㅡseolah membentuk kanopi.

Yoora masih melihat sosok yang berdiri di depan papan tulis putih. Pria dengan setelan training ungu muda yang bersenandung kecil sambil mengisi papan tulis dengan berbagai coretan kreatif. Ia memanfaatkan spidol warna yang ada dengan menciptakan dunia sendiriㅡada gambar acak, grafiti sederhana serta beberapa objek kartun terkenal.

Pria itu begitu menikmatinya.

"Kau tak ingin pulang?" Tanyanya tanpa menghentikan kegiatan. Pria itu memandang Yoora sebentar lalu mengambil penghapus papan yang ada di meja terdekat. "Kau tadi bilang kita akan pulang setelah aku mengisi seluruh papan tulis dengan gambar. Lihatㅡsudah tidak ada ruangan yang tersisa."

Yoora mendesah dan secara reflek menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Dia sadar telah menyia-nyiakan waktu sebanyak ini dan berulang kali.

"Mingyu..." tukas Yoora pelan. "Apa arti sebuah kepercayaan bagimu?"

Pertanyaan itu membuat Mingyu membisu. Secara sadar ia menghapus seluruh gambarnya di papan tulis dan mencoba berpikir meskipun ia tak kunjung menemukan jawaban. Terlalu sulit untuk memberikan pemahaman terhadap konteks ini pada teman gadisnya yang tengah terduduk lesu itu.

Pria itu hendak mengungkapkan pikirannya, tapi ia masih berusaha untuk menggali lebih dalam lagi tentang bagaimana cara ia menyampaikannya tanpa perlu menyakiti hati Yoora. "Aku tidak terlalu mengerti. Bukankah kepercayaan itu seperti sebuah ikatan? Maksudku itu bukanlah ikatan nyata, tapi sekali kau memiliki hal itu dan memberikannya pada orang lain maka kau sendiri juga sudah harus siap akan konsekuensinyaㅡpenghianatan misalnya."

Yoora menundukkan pandangannya, hatinya tiba-tiba sakit. "Menurutmu kenapa Wonwoo pergi?"

Pertanyaan itu lagi?

Mingyu melempar spidol yang ia pegang ke atas meja ketika nama Wonwoo disebut. Dirinya memang tidak tahu awal mula kisah Yoora bertemu Wonwoo, tapi yang pasti keduanya dekat dengan cara yang tidak biasa dan melalui semacam hubungan yang aneh. Dari satu sisi, Mingyu melihat Wonwoo bukanlah pria yang patut dipercayaiㅡmeskipun ia hanya pernah melihat Wonwoo sekali entah dimana pastinya. Namun di sisi lain Mingyu juga tak menampik fakta bahwa Wonwoo juga bukan orang yang memiliki itikad buruk. Yoora sendiri suka sekali membicarakan Wonwoo dalam sesi istirahat permainan bowling yang diadakan tiap akhir pekan, atau ketika jam makan siang di kantin yang tenang.

"Mungkin karena ia punya alasan lain. Kau tahuㅡdia pergi membawa uang bosnya dan pastinya dia akan sembunyi untuk menyamarkan identitasnya sebagai buronan."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang