16 ─ Mourn

1.2K 263 65
                                    

⚠️ Terdapat sedikit graphic description, dimohon pembaca dapat menyikapi tulisan yang ada dengan bijaksana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Terdapat sedikit graphic description, dimohon pembaca dapat menyikapi tulisan yang ada dengan bijaksana. ⚠️



"Maaf, kami tidak bisa berbuat lebih banyak dari ini."

Hari itu seolah terulang. Hari dimana Wonwoo jatuh dalam jurang yang sangat dalam dan tak mampu untuk bangkit semampu yang ia bisa. Rehabilitasi yang diberikan dulu membuahkan hasil tapi dalam jangka waktu yang lumayan panjang, Wonwoo kecil butuh waktu nyaris setahun lamanya untuk kembali berbicara layaknya orang normal. Setiap ada orang baru yang menjumpainya untuk bertanya, dia ketakutan dan menangis lalu berakhir dengan melamun sepanjang hari di kamar tempat ia memulihkan trauma.

Dan hari ini kejadian itu kembali terjadiㅡmeskipun dalam konteks yang berbeda.

Ada saat dimana Wonwoo benar-benar diamㅡdiam yang tidak biasa. Dalam otaknya bergumul berbagai jenis cabang pikiran dari yang sepele hingga yang rumit. Hatinya sakit dan saat ini ketika ia sudah dewasa, dihadapkan dalam kondisi kehilangan yang begitu pedih, ia tidak menangis. Air matanya tidak mampu lagi keluar dan itu semakin membuat dadanya terasa nyeri bukan main.

Seungcheol ditemukan tewas dengan luka sayatan dalam di area pergelangan tangan kirinya. Tidak ada kamera pengintai di sekitar kolam yang dapat membuktikan jika ini murni bunuh diri, hanya penuturan putri Seungcheol satu-satunya keterangan yang masih polisi selidiki dan kebenaranyya juga masih rancu. Dugaan sementara yang polisi dapat ialah Seungcheol masuk ke kolam terlebih dahulu supaya orang rumah tidak curiga atas tindakannya. Mereka akan menganggap pria itu hanya sekedar berenang biasa tanpa tahu ia juga menyimpan sebilah cutter berkarat yang ditemukan di dasar kolam.

Yeji menangis tapi dia masih tidak mengetahui bahwa ayahnya sudah tiada. Kini ia berada di dalam rengkuhan seorang polisi muda yang terus mengalihkan perhatiannya agar ia tak melihat bagaimana tubuh kaku Seungcheol dibawa oleh mobil ambulans. Tim forensik juga langsung dikerahkan untuk menangani autopsi, mereka hanya tinggal menunggu tanda persetujuan dari pihak keluarga untuk ijin tertulis.

Yoora tidak mampu berkata apapun, dia berdiri di sisi Wonwoo dan melihat bagaimana polisi memeriksa luka Seungcheol yang nyaris membelah pergelangannya. Tangan gadis itu mulai gemetar dan mengeluarkan keringat dingin, tapi Yoora menahannya dengan menggenggam erat kain bajunya supaya tidak terlalu kentara.

Garis polisi sudah dipasang di wilayah rumah dan beberapa polisi juga berjaga di depan gerbang. Ini jelas membuat media heboh karena bagaimanapun Seungcheol juga merupakan seorang pebisnis wine yang paling mumpuni di kota. Kebakaran bar kemarin sudah cukup menjadi berita utama dan kini kematian pemilik usaha tersebut jelas akan menjadi buruan para wartawan.

"Tuan, anda perlu tanda tangan untuk surat autopsi." Salah satu polisi menegaskan dan ia juga membawa berkas dalam map beserta pulpen yang diserahkan pada Wonwoo. "Pembantu rumah tangga korban mengatakan bahwa anda satu-satunya keluarga yang berhak untuk ini. Untuk putri korban kami akan membawanya sementara ke pusat perlindungan anak untuk mengurangi rasa syok yang dialaminya."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang