15 ─ Collapse

1.3K 275 118
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Wonwoo selalu merasa bahwa tak ada sekat apapun yang menghalangi kedekatannya dengan Seungcheol sejak mereka bertemu pertama kali di yayasan. Senyum pria itu selalu membuat Wonwoo merasa terlindungi dari segala jenis bahaya yang ia rasa selalu mengintai dirinya. Tapi semuanya berubah karena alasan yang Wonwoo sendiri tidak mengerti mengapa. Seolah ada tembok tinggi dan kokoh tiba-tiba muncul dan menghapus kedekatan yang tersisa. Dia merasa dikhianati, dan karena itu pula Wonwoo enggan menaruh kepercayaan lebih terutama setelah kejadian hari ini.

Tak terucap apapun segala pemikiran yang ada di benak Seungcheol. Tidak hanya Wonwoo yang merasa cemas, namun pria itu juga merasa demikianㅡjauh lebih cemas. Seungcheol tahu rahasianya akan terbongkar suatu saat tapi tidak dalam waktu secepat ini dimana dia masih mengatur siasat agar Wonwoo tak pernah lepas lagi darinya.

"Jadi, katakan apa yang harus aku ketahui, Seungcheol Hyung."

Seungcheol tampak biasa saja, tapi jantungnya kini berdegup kencang. "Ini akan membuatmu terkejut."

Wonwoo mengangguk, menandakan ia siap untuk mendengar apapunㅡbaik maupun buruk tanpa memperdulikan bagaimana reaksi yang harus ia berikan nantinya.

"Aku tidak suka kau dekat dengan gadis itu hingga kau memilih pindah rumah dan jauh dari jangkauanku."

Tunggu...

Wonwoo sudah mati-matian untuk menahan supaya dahinya tak berkerut karena memikirkan maksud pernyataan Seungcheol, tapi dia melakukannya sekarang. "Jangan membuat lelucon," sarkasnya, ia merasa tidak puas terhadap jawaban yang sudah diberikan. "Mengapa aku berpikir itu terdengar seperti sikap yang... posesif?"

"Memang," ujar Seungcheol, dia berdecak sebal dan mulai panik. "Memang, Wonwooㅡmemang seperti itu. Aku tidak bisa melihatmu jauh dariku. Aku bisa gila terus memikirkan bagaimana keadaanmu ketika bersama gadis itu. Melihatmu selalu tertawa ketika membicarakannya membuatku stres."

Ketika Seungcheol berucap dengan penuh tekanan, Wonwoo mulai merinci segala dugaan di dalam kepalanya, berputar disana dan membentuk suatu presepsi yang tidak bisa diungkapkan.



Apa Seungcheol Hyungㅡ



"Ini bukan tentang aku mulai mencintaimu atau sejenisnya, Wonwoo, jangan berpikir demikian."




Oh... syukurlah.




"Lalu mengapa? Yoora tak pernah membuatku dalam masalah, Hyung, bukankah itu berarti hal yang bagus?"

Seungcheol memejamkan matanya, ia memukul sisi kepalanya berulang-kali, "Ini... aku tidak tahu. Aku selalu merasa panik jika suatu saat kau akan meninggalkanku sama seperti orang-orang di yayasanㅡmereka pergi, hanya kau satu-satunya yang tersisa."

Dengan cepat Wonwoo berdiri, menarik kepalan tangan Seungcheol yang mulai tidak terkendali. Pria itu mengerang tertahanㅡseperti menahan rasa sakit. Meskipun Wonwoo sudah menghalangi, namun Seungcheol tetap keras kepala. Erangannya semakin keras dan ia meronta di tengah pergulatannya dengan Wonwoo.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang