Suara air yang keluar dari keran menggema bersamaan dengan suara muntahan tiada henti. Lisa bahkan meneteskan air matanya karna sensasi mual yang tidak bisa dia tahan. Ini sudah hari ketiga dirinya terus menerus muntah. Lisa tidak ingat apa yang dimakannya hingga membuatnya tersiksa seperti ini.
Tiga hari terakhir juga dirinya sulit menelan makanan. Apapun yang ia makan, akan terus keluar. Hal itu membuatnya sangat pucat karna kelelahan. Bekerja di banyak tempat tanpa asupan makanan sangat menguras energinya.Lisa mematikan keran dan menatap pantulan dirinya. Gadis itu mengelap sisa-sisa air di wajahnya.
"Ada apa denganku?" Gumam Lisa sambil memegangi perutnya yang melilit hebat dan kembali membuatnya mual. Lisa ingin sekali mengeluarkan isi perutnya agar terasa lega. Namun seharian ini, tidak ada yang keluar, mungkin karna dia tidak makan apapun dari tadi pagi.
Lisa mengeluarkan ponselnya dan termenung beberapa saat menatap tanggal yang tertera disana. Dia menghembuskan nafas panjangnya dan mulai dihantui ketakutan.
"Sudah dua bulan ini aku tidak datang bulan." Gumamnya lagi.
Mungkinkah dia hamil?
Terakhir kali bercinta dengan Sehun, pemuda itu tidak menggunakan pengaman sama sekali. Dada Lisa mulai bergemuruh hebat. Bagaimana jika dia benar-benar hamil? Apakah Sehun akan bertanggung jawab?
Lisa memegangi kepalanya yang berdenyut hebat, pikirannya kacau sekali saat ini. Dia keluar dari kamar mandi dan mendapati teman kerjanya tengah bersiap untuk pulang.
"Eonni, aku ingin ke mini market sebentar, bisakah kau jangan dulu pulang?" Tanya Lisa.
Ini memang saatnya untuk menggantikan shift pegawai yang lain."Tentu saja. Kau sepertinya sakit. Makanlah sesuatu agar kuat bekerja."
Lisa mengangguk lalu keluar dan menyebrang jalan untuk masuk ke dalam mini market. Gadis itu membeli beberapa roti dan susu.
"Tolong beri aku tespack." Ujar Lisa saat di kasir. Sekuat tenaga dia bersikap biasa saja.
"Baik." Ujar kasir itu acuh.
Setelah membayar, Lisa kembali ke Kedai kopi tempatnya bekerja.
"Lisa-ya, aku pulang duluan. Jaga dirimu!"
"Nee, eonni. Kamsahamnida."
Kini tinggal Lisa seorang diri. Dia memegangi tespack yang ia beli sangat erat. Menurut peraturannya, akan lebih baik jika digunakan sesaat setelah bangun tidur agar hasilnya akurat. Namun, rasa ingin tau Lisa mengalahkan semuanya. Dia masuk kedalam toilet dan menampung sebagian air seninya kedalam sebuah gelas kecil. Lisa menggigit bibir bawahnya saat memasukan tespack kedalam air seninya. Awalnya tidak terjadi apa-apa, namun garis merah yang muncul membuatnya terguncang. Lisa menatap tespack yang kini bereaksi dengan dua garis merah disana. Lisa menutup mulutnya agar isakannya tidak terdengar. Air mata jatuh dipipinya, Lisa bahkan terduduk lemas.
Bagaimana ini? Bagaimana jika Sehun tidak mau bertanggung jawab? Sehun adalah seorang idol dari group besar seperti EXO, apakah pemuda itu akan melepaskan karirnya demi bertanggung jawab? Lisa merasakan ketakutan saat ini. Dia takut jika Sehun meninggalkannya, tidak mau bertanggung jawab atas anak yang kini dikandungnya, dan bagaimana jika Sehun tidak menginginkan janin yang ada di perutnya. Apa yang harus dia lakukan?
Lisa terisak cukup lama dengan segala pikiran buruk yang akan dia hadapi, sampai sebuah nada ponsel membuatnya menghapus air matanya. Dia menatap layar ponselnya, itu adalah panggilan dari Sehun.
Dengan ragu, Lisa mengangkat telfonnya.
"Yeoboseo,"
"Nee."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Fanfiction[COMPLETED] Katanya, dunia ini berputar. Kebahagiaan akan berganti dan kesedihan akan berlalu. Dunia memang berputar, namun apakah itu berlaku bagi Lisa? Sepertinya tidak. Dia merasa bahwa hidupnya akan selamanya menderita, penuh ketidakadilan dan k...