Sehun menggeliat dan menggerutu kala tidurnya terganggu oleh suara yang berasal dari getaran handphone miliknya. Matanya terasa sangat berat untuk dibuka. Tidakkah semua orang mengerti jika ia baru saja memejamkan mata sekitar dua puluh lima menit yang lalu? Apakah sulit membiarkannya tidur sebentar saja?
Sehun kembali berdecak saat getaran ketiga dari handphone miliknya kembali menganggu tidurnya. Dia kembali menolak panggilan —entah dari siapa— yang bertubi-tubi di jam dua dini hari itu.
Ia harap, orang tersebut akan menghubunginya besok pagi saat panggilannya terus-menerua diabaikan. Namun Sehun salah, handphonenya tetap bergetar dan membuat suara bising ditelinganya. Dengan perasaan yang kesal dan jengkel, dia meraih ponselnya sambil mengutuk orang gila yang menelfonnya dini hari seperti ini.
Sehun duduk dengan kesal lalu menggeser tombol di layar ponselnya dengan kasar.
"Sehun-aah..."
"Yak! Hyung, apa kau sudah gila menelfonku malam-malam begini?" Tanya Sehun dengan mata terpejam kepada manager EXO itu.
"Mianhe, Sehun-ah. Tapi ini sangat penting, aku terpaksa mengganggu tidurmu karena—"
"Cepatlah bicara, hyung. Aku sangat mengantuk dan lelah," potong Sehun.
"Ah baiklah. Kuharap kau jangan panik saat mendengar kabar ini. Tunggu— apa Junmyeon sudah sampai?"
Sehun melirik kasus disebelahnya. Tidak ada Junmyeon disana.
"Ani. Dia belum kembali—" belum sempat Sehun menyelesaikan ucapannya, pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Junmyeon dengan wajah kurang tidurnya. Hyung-nya itu terlihat sangat buru-buru dari cara dia membuka pintu. "Ah dia baru saja tiba." Ujar Sehun.
"Baguslah. Sekarang dengarkan aku baik-baik. Tapi berjanjilah untuk tidak panik dan tetap tenang."
Sehun berdehem meng-iya-kan dengan nada suara yang terdengar meremehkan.
"Mucikari yang biasa kau gunakan 'jasanya' tertangkap polisi tadi malam."
Mata Sehun otomatis membulat dengan sempurna. Kantuknya lenyap entah kemana. Dia menatap Junmyeon yang baru saja menekan tombol lampu kamarnya. Wajah pemuda itu terlihat sangat kusut sekali. Sedih, bingung dan marah —mungkin. Sehun tidak tahu ekspresi macam apa itu.
"Bagaimana bisa?" Tanya Sehun dengan suaranya yang mulai bergetar.
"Ternyata dia adalah bawahan dari Seungri."
"Mwo? Maksudmu Seungri yang mana? Apa yang kau maksud adalah Seungri boy grup BIGBANG?"
"Ne. Dugaan sementara adalah praktik mucikari, prostitusi, peredaran narkoba, penghindaran pajak, perekaman dan penyebaran video seks ilegal, penyuapan dan korupsi polisi. Dan mucikasi yang biasa kau 'pakai' adalah salah satu bawahannya."
Sehun mencerna kata-kata managernya dia benar-benar dibuat sangat kebingungan dengan situasi saat ini. Rasanya seperti mimpi buruk dan dia... sangat takut. EXO, EXO-L dan Lisa, apa yang akan terjadi jika dia terseret kasus ini? Mendadak dia merasa sangat ketakutan.
"Tapi aku tidak pernah mendatangi klab miliknya, bagimana— aku tidak mengerti." Sehun melirik Junmyeon yang duduk di depannya dengan wajah yanh terlihat sangat lelah.
"Kabar buruknya, dia mempunyai 'tangan kanan' di beberapa tempat, termasuk tempat yang biasa kau kunjungi."
Sehun kembali dibuat ketakutan dengan penjelasan dari managernya itu. Bagaimana dia bisa lupa jika prostitusi adalah hal yang salah. Bagaimana dia lupa selama beberapa tahun terakhir. Penyesalan mulai merambat dalam hatinya. Sekarang, apa yang harus dia lakukan jika namanya terseret? Seungri adalah idol besar Korea Selatan. Kasus ini pasti akan menjadi sorotan utama media-media Korea dan akan menjadi kasus yang diselidiki secara intens oleh pihak berwajib mengingat pelanggaran yang dilakukan sangat fantastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Fanfiction[COMPLETED] Katanya, dunia ini berputar. Kebahagiaan akan berganti dan kesedihan akan berlalu. Dunia memang berputar, namun apakah itu berlaku bagi Lisa? Sepertinya tidak. Dia merasa bahwa hidupnya akan selamanya menderita, penuh ketidakadilan dan k...