Lisa berjalan dengan amat tergesa menyusuri lorong rumah sakit. Hatinya dipenuhi ketakutan kala Junmyeon menelfonnya untuk segera datang ke rumah sakit. Padahal dia hanya sedang keluar sebentar untuk membeli makan siangnya.
Mimpi dua hari lalu terbayang lagi di ingatan Lisa. Sungguh, dunia serasa berhenti untuknya saat mendapat telfon tadi. Pasalnya kejadian itu seperti sepenggal mimpinya dua hari lalu.
Lisa berjalan dengan ketingat yang menetes-netes. Antara lelah dan tegang. Pandangannya mengabur karna air mata. Beberapa orang di tabraknya tanpa sengaja, menyisakan tatapan aneh untuknya.
Berita tentangnya yang menangis di koridor rumah sakit dua hari lalu bahkan trending di semua sosial media dan menjadi berita hangat di tengah publik saat ini. Banyak yang bersimpati, namun ada juga yang menganggap jika itu adalah disengaja karena Lisa menginginkan publik iba dan berhenti membenci serta merestui hubungannya dengan Sehun. Padahal mereka tidak tahu seberat apa hal yang tengah Lisa hadapi. Semua orang iba oada Sehun, namun dirinya juga sama sakitnya seperti Sehun. Ini sangat berat. Menunggu keajaiban menimpa seseorang yang dicintai agar membuka matanya dan normal kembali adalah hal yang selalu Lisa doakan dan harapkan. Agar dia bisa kuat lagi berdiri tegak setelahnya.
Lisa memelankan langkahnya kala memasuki sebuah ruangan dimana Sehun di rawat. Air matanya tak terbendung lagi kala melihat tangan Sehun bergerak untuk menggenggam tangan ibunya yang juga menangis di samping Sehun.
"Oppa..." ujar Lisa lirih.
Sehun yang menyadari kedatangan Lisa, menatap gadis itu.
"Oppa..." Lisa terisak di samping Sehun. "Mianhe. Jebal mianhe." Lisa menggenggam tangan Sehun yang sebelumnya digenggam oleh nyonya Ooh. "Perkataanku waktu itu, hiks... itu tidak benar. Aku berbohong. Kumohon maafkan aku." Lisa menunduk dalam-dalam. "Aku— aku hanya merasa tidak pantas untuk laki-laki sempurna sepertimu, hanya itu. Aku mencintaimu, dulu, kemarin, hari ini, besok dan seterusnya aku selalu mencintaimu. Kumohon jangan hukum aku dengan cara seperti ini." Lisa menenggelamkan wajahnya pada tangan Sehun, menangis dengan tersendu-sendu.
Lisa merasakan sebuah tangan mengelus kepalanya lembut. Segera Lisa mengangkat kepalanya dan menatap Sehun yang mengangguk pelan.
"Sehun belum bisa berbicara, Lisa-ya." Ujar Junmyeon padanya.
"Wae? Sehun Oppa baik-baik saja kan, sunbae? Apa yang terjadi?"
"Sehun baru sadar nak, suaranya akan kembali beberapa jam lagi. Itu yang dokter katakan." Nyonya Ooh menjelaskan untuk membuat Lisa tenang.
"Aahh, begitu." Lisa menatap Sehun dalam-dalam. Dia sangat merindukan Sehun. Sedetikpun dia tidak ingin mengalihkan tatapannya, dia takut Sehun akan menghilang jika dia melakukan itu.
🐥🐥🐥
Lisa baru saja selesai menghidangkan menu sarapan paginya. Resep sederhana yang diajarkan oleh Jennie benar-benar membantunya. Ya, semua orang tau jika Lisa tidak pandai memasak, tapi bukan berarti Lisa tidak berusaha. Dia selalu belajar memasak dari Jennie dan Rose, mulai dari hidangan sederhana sebenarnya. Namun dari hal kecil itupun sudah membuktikan jika Lisa ingin bisa memasak, iyakan?
Lisa menghidangkan pancake dan segelas teh manis hangat di meja makannya. Dia tersenyum senang karna pancake nya tidak gosong seperti terakhir kali dia memasak beberapa bulan yang lalu saat berada di Jepang. Saat itu dia harus pemotretan sebuah majalah dan pergi tanpa member Blackpink. Jadi dia memasak di hotel karna ingin sekali mencoba memasak sendiri. Alhasil dengan modal nekat dan vidio tutorial di Youtube, Lisa nyaris membakar satu gedung hotel di Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Fanfiction[COMPLETED] Katanya, dunia ini berputar. Kebahagiaan akan berganti dan kesedihan akan berlalu. Dunia memang berputar, namun apakah itu berlaku bagi Lisa? Sepertinya tidak. Dia merasa bahwa hidupnya akan selamanya menderita, penuh ketidakadilan dan k...