5

4K 174 3
                                    


“Tak menyangka akan bertemu calon menantu disini, aku kira anak mu hanya akan meneruskan bisnis mu Arland” ucap Edwin yang kini masih terbaring di brankar rumah sakit.

“Hahaha, anak muda masa kini terlalu cerdik Ed. Bahkan ia mengambil dua profesi sekaligus, aku yakin ia sampai melupakan pencarian teman hidupnya gara-gara terlalu sibuk dengan pekerjaan nya” kelakar Arland.

“Jangan seperti itu nak, kamu masih punya masa depan. Nikmatilah hidupmu, jangan seperti kami yang sudah terlambat untuk menyesal ini” ceramah Edwin pada Kevin.

Kevin tersenyum.
“Harusnya papi bangga mempunyai anak seperti aku om, pandai memanfaat kan peluang sekecil apapun. Buktinya dokter sekaligus pebisnis pun aku jabanin”

Penuturan Kevin membuat dua sejoli itu saling bertatapan dan menahan tawa.

“Apa guna nya pandai memanfaatkan peluang, kalau mencari jodoh saja harus melalui bantuan papi juga?” olok Arland.

Semua yang ada di ruang rawat itu pun tertawa, mendengar cengkrama antar ayah dan anak tersebut.

“Sudah lah om, jangan pojokin kevin terus. Bisa-bisa besok ia langsung ngebet pengin nikah gimana?” Keanu ikut mengelakari Kevin.

“Hahaha, bagus dong!”

Saat semua orang kembali dengan tawa mereka, tiba-tiba pintu pun terbuka dengan sedikit menimbulkan bunyi keras.

Braakkk,

Lalu hening seketika…

“Kia?” gumam Edwin.

“Ayah” ujar Kia dengan deru napas yang tak terkendali. Sedetik kemudian ia pun berlari ke arah sang ayah lalu menghambur dalam dekapan sang ayah, tanpa mempedulikan siapa saja yang ada di dalam ruangan tersebut.

Tangis Keyra pun pecah saat berada dalam dekapan sang ayah.
Sontak tangisan itu membuat hati Edwin teriris, nyeri di hati nya kembali ia rasakan.
Saat melihat putra sulungnya hendak mendekat untuk membujuk sang adik, dengan cepat Edwin mengangkat tangan untuk memberi kode untuk Keanu agar diam di tempat.

Di usap nya pucuk kepala sang anak, lalu berakhir dengan kecupan penuh kasih sayang.
“Sejak kapan anak ayah menjadi lebih cengeng seperti ini?” gurau Edwin tetap dengan nada tegas nya.

“Ayah kenapa? Hiks. Kenapa semua orang ga bangunin Kia? Apa Kia sudah tidak di anggap lagi? Hiks.” ucap Keyra masih dalam tangisan nya.

“Hey, tidak seperti itu sayang. Semua nya masih anak ayah dan selamanya akan menjadi anak ayah, jangan ngomong seperti itu lagi ya?” jawab Edwin.

***

Kevin kian menahan tawa tak mengenakan hatinya kala semua orang bahkan memojokkan ia saat ini. Ia tidak menyangka bahwa pasien yang ia tangani kali ini adalah sang calon ayah mertua nya kelak.

Ya, pasien yang ia tangani adalah sosok sahabat sang papi, yang mana nanti ia akan meminang anak gadis dari beliau yang kini tengah di rawat karena penyakitnya kambuh.

Saat sedang sibuk bersenda gurau sekaligus mencoba untuk mendekatkan diri dengan keluarga yang nanti juga akan menjadi keluarganya, seketika Kevin mematung tak percaya saat pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan sosok yang belakangan ini membuat ia sedikit gila.

Gadis yang ia temui beberapa waktu lalu itu berhasil membuat Kevin tak bisa tidur pulas, dan selalu memikirkan gadis yang notabene nya adalah mahasiswi bimbingan nya selama praktek lapangan berlangsung saat ini. Entah apa yang membuat Kevin terus seperti itu, ia merasa kini ia sudah gila.

Tatapan Kevin terus terpaku pada gadis yang tiba-tiba menangis dalam dekapan sang calon ayah mertua nya. Kevin sempat menelan ludah nya beberapa kali, saat mengetahui bahwa gadis yang sudah membuat nya hampir gila beneran itu ternyata adalah anak sang calon ayah mertua yang nantinya akan ia pinang.

Guid Me Mr.Doctor (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang