33

2.6K 151 7
                                    

Lagu nya cocok aja buat part kali ini,, sendu" nyesek..
Walaupun arti lagunya ga singkron banget sama cerita ini, tapi sendu irama nya sesuai dikit lah😅🙈

Selamat menikmati...
Semoga syukaa yaaa....

####

Keyra tengah sibuk mempolesi wajahnya dengan make up tipis. Ia berencana untuk menghadiri meeting dan berkunjung ke offline store produk Make Up nya. berhubung semenjak melahirkan hingga kini Aluna sudah berusia satu tahun, Keyra belum pernah memantau langsung keadaan bisnis nya, karena terlalu sibuk menikmati perannya sebagai ibu.

Jika tidak karena Aurel yang kini tidak bisa melakukan meeting, karena harus melakukan fitting baju untuk pernikahannya. Maka Keyra mungkin masih ingin bersama dengan sang buah hati.
“Mo-mi.. mi- mi” Aluna yang kini tengah mendekat dengan langkah yang yg tertatih ke arah Keyra dengan ucapan yang belum fasih untuk ia lontarkan membuat Keyra menoleh.

“Anak Mommy, kenapa sayang? Mau mimik ya?” ujar Keyra seraya membawa tubuh gempal sang anak untuk ia gendong.

“Mi..mik…mi..mik” cicit Aluna seraya mengendus payudara Keyra.

Di liriknya jam yang bertengger di tangan kirinya. “Masih ada waktu” batin Keyra, lalu membaringkan tubuhnya dan juga Aluna di ranjang, dan mulai menyusui Aluna dengan posisi menyamping. Ia sengaja menyusui Aluna dengan posisi berbaring seperti ini, berharap Aluna akan segera tidur sehingga ia bisa dengan tenang meninggalkan Aluna sebentar untuk menghadiri meeting.

Keyra sengaja tidak membawa Aluna, karena Ia takut jika nanti tidak bisa fokus ke pekerjaan malah sibuk mengurus Aluna yang saat ini sudah mulai bisa berjalan kesana-kesini walaupun masih terbata-bata. Jadi sebaiknya Aluna ia tinggalkan bersama sang mami mertua yang selalu siap membantu nya dalam mengasuh Aluna.

Beberapa menit kemudian, Aluna pun tertidur. Keyra pun bersyukur. Aluna seakan mengerti dengan situasi Keyra saat ini.
“Yang pinter tinggal sama Oma ya sayang, Mommy sayang Aluna” ucap Keyra lalu mengecup lama kening Aluna, entah kenapa hati Keyra seakan berat untuk meninggalkan Aluna, padahal ia hanya akan pergi sebentar.

***

“Mi, Kia titip Luna sebentar ya? Sekarang Luna tidur habis Kia Asi-in, stock Asi juga sudah ada di kulkas kok, mi” terang Keyra pada sang mami mertuanya.

Adila mengangguk tersenyum.
“Iya sayaang. Tenang, Luna aman sama mami. Kamu hati-hati ya sayang”

Setelah mencium punggung tangan Adila dan pamit, Keyra pun pergi meninggalkan antero rumah mewah tersebut.

***

Setelah keluar dari ruang meeting bersama kliennya, Keyra pun menduduki bokong nya di kursi kebesaran ruang kerjanya. Ia pun merenggangkan otot-otot tubuhnya. Lama tidak mengurusi bisnis yang ia delegasikan ke Aurel karena sibuk mengasuh Aluna, membuatnya sedikit lelah.

Ia kembali meneliti ruangan kerja pribadinya, tampak bersih dan selalu rapi. Ternyata Aurel tetap merawat ruang kerja nya, walaupun ruangan ini tidak pernah di pakai. Aurel sendiri merasa segan untuk memakai ruangan tersebut, karena ia lebih nyaman dengan ruang kecil yang bersebelahan dengan ruang kerja Keyra tersebut.

Drrtt..drrrttt…

Getar ponsel nya membuat ia mengalihkan pandangan.
“Iya mas, Kia baru selesai meeting”

“…”

“Iya sebentar lagi mau pulang nih, udah kangen Aluna juga. Mas sudah makan siang?”

“…”

“Oke mas, biar Kia aja yang nyamperin mas, soal nya Kia bawa mobil. Kia on the way rumah sakit ya” ucap Keyra mematikan panggilan.

Ia segera keluar, dan menuju ke parkir mobil. Saat ia belum sampai pada mobilnya, Keyra pun menoleh ke samping kanan dan kirinya. Seakan ada yang tengah memperhatikannya, tapi ia tidak melihat siapapun yang mencurigakan di sekitarnya, mungkin itu hanya perasaannya saja. Keyra pun kembali mendekat ke arah mobil yang kini terparkir tak jauh di hadapannya.

***

Jarak kantor ke rumah sakit tempat sang suaminya memang terbilang cukup jauh. Membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai, itupun jika tidak macet. Untuk menghindari kemacetan, Keyra pun memilih jalanan yang terbilang sepi supaya lebih cepat sampai.

Namun saat berada di bengkolan yang letak nya cukup tragis, tiba-tiba raut wajah Keyra berubah. Pedal rem ternyata tidak berfungsi membuatnya sedikit panik, kecepatan mobilnya tidak bisa ia kurangi dan saat kembali fokus ke jalanan ternyata di depan ada mobil berlawanan arah yang sudah mengklakson seakan mengatakan pada Keyra untuk sedikit menepi. Dan akhirnya…

Brakkk!

***

“Ya, halo nak?” ujar Adila menjawab telepon.

“….”

“Loh, Kia belum pulang. Bukannya tadi di izin ke mami buat nyamperin kamu dulu sebelum pulang?”

“.…”

“Loh, yang benar? Coba telfon sekali lagi sayang, siapa tau Kia tadi lagi nyetir, mami mau ke Aluna dulu, kaya nya dia nangis deh. Nanti ada apa-apanya kabarin mami lagi ya Kev”

***

Di rumah Sakit…

Kevin tampak khawatir menantikan kedatangan sang istri yang sudah satu jam tidak juga sampai. Ponsel sang istri pun mendadak tidak bisa di hubungi sejak setengah jam yang lalu.

Awan yang tadinya terlihat cerah seketika menggelap, pertanda akan turun hujan. Namun, Keyra-istrinya belum juga menampakan batang hidungnya. Kevin menghela napas, dan tetap mencoba untuk berpikir positif. Berhubung sebentar lagi ia akan melakukan operasi pada salah satu pasien, jadi Kevin harus sebisa mungkin mengendalikan dirinya agar tidak gegabah nantinya.

***

Setelah satu setengah jam berlalu, akhirnya Kevin pun benar-benar selesai dengan urusannya. Sesampai nya Kevin di ruangan, Kevin dengan cepat meraih ponsel nya yang terus bergetar.

Mami is Calling..

Kevinpun mengangkat panggilan tersebut. Beberapa detik kemudian tubuh Kevin mengang, saliva nya seakan berubah menjadi kerikil yang sulit sekali untuk ia teguk. Tak mau menunggu penjelasan sang mami lagi, Kevin pun segera pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.

***

Kevin baru kembali kerumah tepat pada pukul Sembilan malam. Saat Adila membukakan pintu dan melihat keadaan Kevin yang begitu kacau pun segera menyuruhnya masuk. Tubuh kuyup dengan baju yang sudah tak bersih lagi karena memang saat Kevin mendapat informasi perihal sang istri, ia langsung saja menuju tempat kejadian perkara dan memaksa untuk ikut melakukan pencarian bersama tim sar.

Kedua kaki Kevin seakan tak memiliki tenaga lagi. Tubuhnya runtuh seketika, dengan kedua lutut yang menompang tubuhnya.
“Yang sabar nak, mami tau ini berat buat kamu” ujar Adila memeluk tubuh Kevin.

“Arrghhh!!!! KENAPA MI? KENAPA TUHAN GA ADIL SAMA KEVIN! KENAP….” Ucapan Kevin terendam isak tangis yang tak bisa lagi ia tahan.

“Sabar, sayang. Kamu ga boleh seperti ini, semuanya sudah takdir nak”

***

Tbc...😢

Guid Me Mr.Doctor (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang