Satu minggu berlalu…
Semenjak kejadian hari itu, tak ada lagi raut wajah selain murung yang terpatri di wajah cantik Agatha. Ia merasa hidupnya semakin hampa dan tidak tahu arah dan tujuan. Semenjak sadar dari pingsan beberapa hari lalu, ia selalu menuntut Aidan untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi pada masa lalunya yang tidak pernah bisa untuk ia ingat kembali.
Namun, bukan jawaban yang Agatha peroleh. Aidan seketika marah besar dan bahkan ia tidak memperbolehkan Agatha untuk sembarangan keluar rumah lagi.
Flashback on…
“Kak, apa salahnya kamu jujur sama aku? apa yang terjadi sama aku dulu? Kenapa aku merasa ada yang kakak tutupi selama ini?!”“Tidak ada yang aku tutupi dari kamu, Agatha! Kamu itu kecelakaan, dan semenjak kecelakaan kamu menjadi orang lain yang bahkan tidak mengenal aku! Aku capek kalo kamu seperti ini terus! Aku suami mu! Bisa tidak kamu menghargai aku sebagai seorang suami?!”
Agatha terdiam, ia tidak berani menjawab lagi jika suami nya sudah dalam mode emosi.
“Dengar Agatha, kamu tidak boleh keluar sembarangan lagi dari rumah ini! Dan ingat, kamu tidak diberi pilihan untuk menolak!” Sarkas Aidan berlalu pergi.Flashback off…
***
Di lain tempat, Kevin kini tengah di sibukkan dengan beberapa dokumen penting. Setelah di rawat selama empat hari, akhirnya Kevin mulai kembali beraktivitas. Sejak kembali ke Indonesia, belum sekali pun ia pulang ke rumah. Syndrome workaholic kembali merasuki Kevin. Ia bahkan tak ingin memikirkan apapun selain pekerjaannya saat ini. Sudah terbilang satu minggu lama nya ia tidak bertemu dengan sang buah hati.
Hari pun sudah mulai larut, Kevin yang kini merasa sedikit pening, menyandarkan punggungnya ke kursi kerjanya dan menutup matanya untuk menetralisir pening yang ia rasakan.
“Belum puas Lo ngelariin diri?” tukas seseorang yang baru datang di ruangan Kevin.Merasa hapal dengan suara tersebut, membuat Kevin enggan untuk bersuara.
“Berhenti jadi pengecut bang! Lo ga bocah lagi! Lo masih punya tanggung jawab. Kebahagiaan Aluna ada di tangan Lo, kalo lo lupa bang!”Kevin tetap bergeming.
Melihat tidak ada respon yang diberikan saudaranya, membuat Sean menghela napas.
“Percuma gue ngomong sama orang yang ga punya otak kaya lo bang,
Cuma satu gue peringati ke lo, kalo sampe Aluna masuk rumah sakit gara-gara hal yang sama, gue pastiin lo ga bakal bisa ketemu Aluna lagi!” ancam Sean lalu pergi meninggalkan abang nya.***
Anak perempuan dengan rambut panjang yang di biarkan tergerai menutupi punggung itu tampak tengah duduk di kursi tunggu yang berada dekat dengan gerbang sekolahnya. Ia mengamati beberapa interaksi teman-temannya yang satu-per satu mulai di jemput oleh mommy mereka.
Tak kuat menahan gejolak yang bersarang di hatinya membuat Aluna menunndukkan kepalanya. Satu tetes air mata pun lolos membasahi pipi gembilnya. Biasanya ada kak Axcel yang menemani nya untuk menunggu sang oma atau pak sopir nya datang menjemput. Namun, setelah Axcel mengikuti lompat kelas atau yang sering di sebut dengan kelas akseleransi, tidak ada lagi yang mau menemani Aluna.
Seseorang yang turun dari mobil sedan hitam pun mendekati tempat duduk yang juga diduduki oleh Aluna. Saat ia menduduki bokongnya tepat di samping Aluna, ia pun dengan cepat meraih tubuh Aluna untuk ia peluk.
“Kenapa bersedih sayang? Apa dad telat menjemputmu?” tanya Kevin dengan lembut.Aluna yang tadi nya sempat terkejut, tapi mengetahui aroma parfum yang begitu familiar baginya, ia pun memeluk erat tubuh besar sang daddy.
“Daddy… hiks! Daddy ga sibuk lagi ya? Hiks.. Luna senang daddy yang jemput Luna” terang Luna dengan isakan yang tak mampu ia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guid Me Mr.Doctor (Tamat)
RomanceGadis muda cantik dengan karir sebagai personil girlband yang mulai naik daun sekaligus seorang calon apoteker dengan segala macam kepahitan hidupnya tanpa kasih sayang dari sang ayah, namun tiba-tiba di jodohkan oleh pria pilihan sang ayah. _______...