37

2.3K 146 10
                                    

Napas Adila seketika berhenti saat meneliti wajah perempuan yang berada di hadapannya.
"Nama saya bukan Keyra, madam. Agatha, nama saya Agatha"

Spontan saja Adila menggeleng seakan tidak terima. Saat tangan Adila terulur untuk menyentuh wajah perempuan yang ada di hadapannya, pada saat itu juga ada seseorang yang memanggilnya dan membuat tangan Adila berhenti di udara.
"Honey, kamu sudah lama menunggu ya? maaf aku agak lama karena tadi ada yang harus aku selesaikan"

"Ah, gak papa sayang. Aku juga menikmati suasana kafe nya"

Mendengar hal itu, dengan cepat Adila menarik kembali tangannya.

"Yasudah, kita pulang yuk"

"Sebentar, kamu duluan ke mobil" ia kembali menatap Adila yang kini berdiri mematung dengan memegangi kedua pundak Aluna yang berdiri di depannya.
"Maaf madam, saya harus pulang" ujar nya meninggalkan Adila dan Aluna.

***

Napas Kevin berderu kencang saat terbangun dari mimpi yang sudah beberapa hari ini kembali menghantuinya. Ia pun mengusap wajah penuh dengan keringat yang membasahi wajahnya. Sudah dua tahun terakhir mimpi itu tidak pernah datang, namun entah kenapa tiga hari berturut-turut mimpi itu kembali menghantuinya. Bahkan saat sebelum ia menyusul sang buah hati ke Paris.

Hal ini tentu saja membuat Kevin merasa luka lama itu kembali ia rasakan, luka kehilangan istri tercintanya tentu meninggalkan kesedihan yang teramat mendalam bagi Kevin.

Dilihatnya sang putri yang masih terlelap di sampingnya, lalu ia pun mendekatkan bibirnya ke kening Aluna dan meninggalkan sebuah kecupan disana. Setelah itu Kevin pun pergi meninggalkan kamar.

***

Di lain tempat, sosok perempuan yang juga terbangun dari tidurnya, akibat mimpi yang terus saja menghantuinya itu pun memutuskan untuk bangkit dan beranjak dari ranjang yang disana suaminya masih tertidur pulas.

Kembali ia ambil kuas dan mengolesi canvas yang sore tadi belum ia selesaikan. Di kamar yang memang di buatkan khusus untuk dirinya melukis itu, sudah banyak sekali terpajang lukisan-lukisan hasil karya tangannya. Namun dari sekian banyak lukisan tersebut hanya lukisan yang masih ia kerjakan inilah yang terbilang menunjukkan suasana yang begitu asri nan indah. Semua hasil lukisan tangannya sebelum ini tak lepas dari aura kesedihan, dan kehampaan. Mulai dari lukisan seorang gadis yang selalu terlihat murung, pemandangan gersang, dan berbagai macam lukisan lain dengan warna monochrome yang tak lepas dari semua lukisan yang terpajang.

Entah mengapa hari ini ia memiliki keinginan untuk melukis dengan tema jauh berbeda dengan lukisan sebelumnya.

Nama perempuan itu Agatha. Ia memiliki hidup yang begitu mewah, serba berkecukupan yang bahkan lebih dari sekedar kata cukup. Memiliki sosok suami kaya raya tentunya sudah tak asing lagi untuk nya memiliki segala macam barang mewah. Namun, di balik semua itu, ia merasakan kehampaan di dalam hidupnya. Untuk itu, semua lukisan yang selalu ia ciptakan di atas sebuah canvas tidak pernah lepas dari kesan kesedihan dan kehampaan, karena memang itulah yang ia rasakan di hidupnya.

***

Sinar matahari menyilaukan seakan mencoba membangun kan sang empu pemilik kamar. Mau tak mau Aidan pun membuka mata. Saat mengedarkan pandangannya ke sisi ranjang, lagi-lagi ia tidak menemukan sosok istrinya. Aidan menghela napas, merasa sudah terbiasa kejadian seperti ini, ia pun segera bangkit untuk mandi.

Tak membutuhkan waktu lama Aidan pun selesai dengan ritual paginya. Saat ia keluar dari kamar mandi, seutas senyuman pun terpatri di wajah blasteran Aidan. Melihat sang istri kini tengah sibuk menyiapi pakaian kerja nya menjadi hobi baru untuk Aidan.

Guid Me Mr.Doctor (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang