29

2.4K 157 10
                                    


Keyra terbangun dari tidurnya kala suara yang begitu menggelegar terdengar di telinganya, seketika itupun listrik dirumah nya padam beriringan dengan tiupan angina dan hujan yang begitu deras. Di rabanya sisi ranjang disebelahnya, namun sosok yang ia cari tidak ada di sebelahnya. Hal itu sungguh membuat pacu jantungnya menjadi lebih cepat. Jujur saja dari kecil ia sangat takut dengan kegelapan.

Keyra mencoba untuk meraba-raba agar mendapati dimana letak ponselnya, namun sial nya lagi ia tidak menemukan keberadaan ponsel tersebut. Dengan terpaksa Keyra mencoba untuk bangkit ke arah kursi roda yang berada tak jauh dari sisi ranjang nya. Saat mencoba untuk berpindah dari ranjang ke kursi roda nya, saat itu pula Keyra kehilangan keseimbangan karena roda depan kursi roda tersebut tidak dalam mode lock membuat kursi roda tersebut bergerak ke arah lain, dan seketika tubuh Keyra pun terhuyung jatuh ke lantai.

Keyra sempat menjerit kesakitan, namun semakin lama sakit di tubuhnya kian terasa. Apalagi di bagian perut nya. Keyra tidak tahu mengapa rasa sakit nya malah berpusat di perutnya sehingga membuatnya memeluk perutnya sendiri.

Beberapa detik kemudian, lampu kembali menyala dan timbullah sosok sang suaminya dengan raut wajah sangat shock.

***

“Sayang, please jangan pejamkan matamu. Tetaplah terjaga, honey” papar kevin Kevin yang kini memangku tubuh sang istri.

Keyra tak dapat lagi membalas ucapan Kevin, karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit yang ia rasakan di bagian perutnya.
“Pak, lebih cepat lagi pak!” seru Kevin pada supir pribadinya.

***

Kevin tidak bisa tenang sebelum dokter yang menangani istrinya benar-benar keluar dari ruangan tersebut.
“Ada apa dengan istri saya, dok? Apa yang membuat nya pendarahan begitu hebat?” pertanyaan beruntun yang Kevin lontarkan sedikit membuat dokter tersebut menghela napas.

“Dokter Kevin tenanglah, istri anda tidak kenapa-napa. Apa kita bisa bicara di ruangan saya saja?” ujar dokter tersebut.

Entah mengapa hal ini sudah sangat Kevin pahami apa maksud dari pembicaraan yang akan di beritahukan oleh dokter tersebut. Karena sudah lama menjabat sebagai dokter ahli bedah dirumah sakit ini, pembicaraan privasi di ruangan selalu membawa kabar yang mungkin sangat berat untuk di bahas.

Kevin pun hanya bisa mengangguk dan mengikuti dokter tersebut menuju ruangannya.

***

Kevin berjalan perlahan menuju kamar rawat dimana sang istri berada. Entah yang ke berapa kalinya ini menjadi hal yang sangat sulit untuk Kevin hadapi. Kenapa takdir seakan membawanya pada keadaan yang mengharuskannya terus berkaitan dengan rumah sakit ini. Ia cukup bangga dengan pekerjaan sebagai dokter ahli bedah seperti yang saat ini ia sandang. Tapi tidak untuk menjadi keluarga dari pasien yang tengah di rawat seperti saat ini.

Sekarang ia baru menyadari bagaimana rasanya menjadi sosok keluarga yang menantikan seseorang yang sangat di sayangi tengah berjuang melawan penyakitnya. Berharap dokter akan mengabarkan kabar baik, namun kenyataan nya malah sebaliknya.

Kevin menghela napas, ia mengusap wajah nya dengan gusar. Setelah melihat sebentar keadaan sang istri, Kevin memutuskan untuk membersihkan dirinya dan menunaikan ibadah shalat. Saat ini memang belum menunjukkan waktu untuk shalat subuh, tapi entah kenapa Kevin butuh ketenangan. Dan inilah cara terbaik baginya untuk mendapatkan sedikit ketenangan.

***

Setelah selesai menunaikan shalat tahajud dan shalat subuh, Kevin kembali ke kamar rawat sang istri dengan suasana hati yang sudah cukup melegakan. Setidaknya ia tidak terlihat buruk di hadapan sang istri agar terus bisa memberi semangat padanya.

Guid Me Mr.Doctor (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang