Main casts:Yoo Jeongyeon
Park Seonghwa(ATEEZ)***
Yoo Jeongyeon, sudah beberapa kali dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Ya...karena wanita yang tahun ini memasuki usia 25 itu sama sekali belum menjalin asmara lagi setelah dua tahun lalu sang kekasih melakukan pengkhianatan dua hari sebelum pertunangan mereka.
Beberapa usaha perjodohan yang dilakukan kedua orang tuanya gagal semua. Karena lidah Jeongyeon yang pandai berkata-kata, dan juga karena jiwa stalker nya yang membuat cela sang pria terungkap.
Saat dia dikenalkan dengan Jeon Jungkook misalnya. Iya sih, didepan tu anak baik, sopan, dan ramah. Tapi entah kebetulan atau tidak, Jeongyeon sempat ketemu dengannya dijalan, waktu Jungkook lagi malak anak SMA. Jeongyeon langsung bilang orang tuanya, dan hasilnya, perjodohan mereka batal.
Contoh yang lainnya adalah Lee Jinhyuk yang ternyata playboy kelas atas dan suka clubbing.
"Jeongyeoniee...besok kamu ikut kita makan siang bareng teman Appa ya?" Sang ayah, Seungcheol membuka pembicaraan. Jeongyeon menelan makanannya, "Ba-iklah." katanya ragu-ragu. Ayah dan Ibunya akan mengenalkannya pada anak teman mereka. Lagi.
Sang ibu, Jeonghan tersenyum ceria. Kemudian makan malam terlewati dengan tenang, Jeongyeon yang sudah selesai, langsung pamit ke kamarnya.
"Aku yakin, Han?"
"Aku yakin, Cheol. Anak Park Jinyoung tak mempunyai nilai minus menurutku."
***
Jeongyeon dan kedua orang tuanya telah sampai disebuah restoran mewah. Raut wajah wanita itu tenang, tapi otaknya terus bekerja mencari cara agar bisa menemukan cela pada pria yang akan dijodohkan dengannya nanti.
"Mereka sudah sampai duluan..." ujar Seungcheol ketika mereka telah beberapa langkah masuk ke dalam. Jeongyeon mengekori kedua orang tuanya di belakang.
"Haera!" Jeonghan menghampiri Haera, teman lamanya. Mereka terlihat akrab. Sementara ibunya bernostalgia, dan ayahnya mengobrolkan bisnis, pandangan Jeongyeon tertuju seorang pria yang mengenakan kemeja hitam.
"Annyeong..." Pria itu menyapa lebih dulu dengan senyum manis. Jeongyeon balas tersenyum, "Annyeong..."
Jeonghan terkekeh melihat aura canggung yang masih sangat terasa diantara mereka berdua. "Jeongyeon, ini Jinyoung dan Haera, teman lama Eomma. Dan ini anaknya, Park Seonghwa." jelasnya.
Haera tersenyum, "Ayo, kita makan siang dulu."
Makan siang berlalu dengan menyenangkan. Keempat orang tua itu lebih mendominasi. Jeongyeon dan Seonghwa yang memang sebenarnya pendiam hanya bisa tersenyum dan sesekali menanggapi.
"Seonghwa, Jeongyeon, ngobrol sambil jalan-jalan gih, biar tambah akrab." kata Haera setelah makan siang mereka selesai. Seonghwa dan Jeongyeon saling berpandangan.
"Iya, ih. Biar cepet akrab." Jeonghan ikut menimpali.
***
Akhirnya Seonghwa dan Jeongyeon keluar dari restoran, memutuskan untuk jalan-jalan sambil mengobrol ringan.
"Makasih udah hadir, Jeong."
"Sama-sama, makasih juga udah ngundang kami." Jeongyeon tersenyum. Sementara otaknya terus menganalisis apa kekurangan pria ini.
Seonghwa lumayan tinggi, tidak kurus, tapi juga tidak gemuk. Wajahnya tampan, kelakuannya sangat sopan dan tidak dibuat-buat. Untuk saat ini, Jeongyeon belum menemukan kekurangan Seonghwa.
"Berapa usiamu?"
Seonghwa menoleh, "23 tahun."
"Kau lebih muda dariku?"
Seonghwa mengangguk.
"Hueee....hiks..."
Perhatian mereka teralihkan pada seorang gadis cilik yang menangis di tengah trotoar. Mereka berdua mendekati gadis cilik tersebut.
"Apa yang terjadi, cantik? Kenapa kau menangis?" Seonghwa berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan tinggi bocah itu. Bertanya dengan nada lembut dan senyum manis. Jeongyeon terpaku, terpesona pada sikap lembut pria itu pada si anak kecil. Kemudian ia ikut berjongkok.
"Aku...hiks...kehilangan eomma ku hiks...karena...hiks...mengikuti seekor kucing," ujarnya tersendat-sendat.
Jeongyeon mengelus kepala gadis cilik itu, "Apa kau tahu nomor ponsel eomma mu?" tanyanya lembut. Gadis cilik itu menggeleng.
"Siapa namamu?" tanya Seonghwa.
"Yeseul."
"Nama keluarga?"
"Lee. Hiks...aku rindu eomma..."
"Yeseul. Lee Yeseul. Nama yang cantik." ulang Seonghwa. "Jeongyeon...kau tak keberatan jika kita mencari eomma nya?"
Jeongyeon menggeleng, "Aku tak keberatan. Yeseul, kita pelan-pelan cari eomma mu ya?"
Gadis cilik itu terdiam sebentar, sebelum akhirnya mengangguk. Jeongyeon bangkit, menggenggam tangan kanan Yeseul, sementara Seonghwa menggenggam tangan kiri Yeseul. Dari kejauhan, mereka terlihat seperti pasangan muda yang bahagia bersama anak pertama mereka.
Setelah beberapa langkah, Yeseul mulai bisa tertawa karena lelucon yang dilemparkan oleh Jeongyeon. Seonghwa menatap lekat wanita itu.
"Yeseulie! Astaga!" Seorang wanita berusia sekitar 30-an berlari dan memeluk Yeseul.
"Kau tak apa-apa, Nak? Maafkan eomma karena telah lalai menjagamu." ujarnya dengan nada penyesalan.
"Aku tak apa-apa, eomma. Oppa dan eonni ini menolongku." jawab Yeseul. Wanita itu mendongak, bangkit berdiri.
"Terimakasih banyak. Aku tak tahu bagaimana keadaan Yeseul jika tak ditemukan oleh kalian."
Jeongyeon dan Seonghwa tersenyum, "Sama-sama. Lain kali lebih berhati-hati dalam menjaga anakmu, ahjumma. Di zaman sekarang banyak penculikan." saran Jeongyeon. Wanita itu mengangguk, menggendong Yeseul.
"Apa kalian pasangan muda? Semoga langgeng dan cepat mempunyai buah hati..."
Seonghwa tersenyum kikuk. Begitupula dengan Jeongyeon.
***
"Bagaimana pendapatmu tentang Seonghwa, Jeongyeon? Kalian tadi keliling lama sekali." tanya Seungcheol yang sedang mengemudi.
Jeongyeon yang sedang bermain ponsel, mendongak. Ia tersenyum sendiri, "Dia baik. Tampan. Lembut. Penyayang." ujarnya memuji. Jeonghan langsung menoleh ke belakang dengan raut terkejut. "Jadi--?"
Jeongyeon mengangguk semangat, "Aku mau dijodohkan dengannya." jawabnya membuat Jeonghan memekik bahagia dan Seungcheol tersenyum senang.
Jeongyeon memandang pemandangan diluar jendela dengan senyum masih tersungging. Perlakuan lembut Seonghwa lah yang membuatnya langsung jatuh cinta. Dan membuatnya dengan senang hati menerima perjodohan ini.
***
Makasih buat yang setia votment🤗🤗
Ada yang mau request?

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongyeon Short Story
FanfictionHanya beberapa cerita pendek bertokoh Yoo Jeongyeon TWICE.