Temen Adik

1.5K 100 34
                                        

Main casts: Yoo Jeongyeon
                      Kang Minhee

***

"Aku pul--astaga!"

Jeongyeon tersentak ketika melihat ruang tengah begitu berantakan. Bungkus makanan ringan berserakan, beberapa tas kocar-kacir, dan setumpuk piring kotor di meja.

Ini pasti kerjaan adiknya dan teman-teman bobrok nya. Jeongyeon mendengus, nanti akhirnya pasti dia yang membereskan semua kekacauan ini.

"YOO HYUNJIN! INI KENAPA RUANG TENGAH BENTUKNYA GINI?!" serunya dengan suara tiga oktaf nya. Ia melangkah mendatangi kamar adiknya.

"Hehe...tolong bersihin ruang tengah ya, Kak?" pinta Hyunjin dengan cengirannya. "Aku masih asyik ini."

"Sendiri gitu?!"

"Nanti Minhee juga kesini kok, Kak. Kakak minta tolong dia aja."

"Tapi kan--"

"Nanti tteokbokki yang dibawa Beomgyu buat Kakak doang deh." rayunya. Dan ternyata berhasil. Jeongyeon paling lemah sama yang namanya makanan.

"Huh...okedeh. Kadang-kadang Kakak heran, Minhee itu maknae diantara kalian, tapi dia rajin banget." katanya. Hyunjin hanya tersenyum, mengacak-acak rambut kakaknya yang memang lebih pendek darinya, dan kembali masuk ke kamar.

Jeongyeon melepas tas dan cardigan nya. Mulai membereskan apa yang perlu dibereskan sambil sesekali menggerutu pelan. Teman-teman Hyunjin nggak ada yang bener kecuali Kang Minhee. Yang paling muda diantara mereka. Dan juga adik dari temannya, Kang Seulgi.

"Kakak udah pulang?"

Jeongyeon menoleh. "Udah, Min. Cuma satu kelas tadi." jawabnya dengan tenang. Padahal jantungnya nggak. Yah...gimana nggak jedag-jedug kalo yang berhadapan sama pria muda dengan visual plus kayak Minhee? Nggak cuma visual sih. Minhee itu ganteng, ramah, rajin, pinter juga. Dia itu paket lengkap pokoknya.

Tanpa diperintah, Minhee membantunya memunguti sampah setelah menaruh bungkusan yang entah apa isinya ke atas meja.

"Min..."

"Apa, Kak?"

"Kamu kok bisa temenan sama Hyunjin sih? Kamu kan pinter, baik, rajin. Wakil Ketua Osis lagi. Beda banget sama tu anak."

Minhee terkekeh. "Hyunjin baik kok, Kak. Walaupun memang agak bobrok sedikit. Namanya juga remaja, Kak."

"Kamu nggak bobrok." jawabnya cepat. Minhee terkekeh lagi.

"Itu beda, Kak. Aku pengen memperbaiki kualitas diri, biar Kakak nggak nyesel milih aku jadi temen hidup nanti."

Jeongyeon ingin merekamnya, kemudian memaksa Hyunjin agar mendengarkan. Mungkin saja adiknya itu bisa bener sedikit.

Eh, apa tadi? Minhee bilang apa?

"Lagian aku seneng kok, main sama Hyunjin."

"K-kenapa?"

"Kan bisa ketemu Kakak kapan aja."

"H-hah?"

Minhee tertawa melihat wajah melongo Jeongyeon. Ia mengacak-acak rambut perempuan yang lebih tua empat tahun darinya ini. Minhee mengambil bungkusan plastik yang ia bawa tadi.

"Kata Kak Seulgi Kakak suka roti melon kan? Ini aku bawain." Minhee mengambil tangan Jeongyeon, memaksanya untuk menerima bungkusan itu. "Kakak istirahat aja. Semua ini biar aku yang beresin."

"I-iya."

Tolong, jantung Jeongyeon sepertinya akan meledak.

***

Jeongyeon Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang