Main casts: Yoo Jeongyeon
Koo Jungmo***
Koo Jungmo adalah pemuda tampan yang ceria, baik hati, dan perhatian kepada semua orang.
Tapi sekarang, Jungmo harus terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Suara detak jantung yang berasal dari monitor mengisi heningnya ruangan. Dua jarum infus tertancap di dua punggung tangannya. Wajahnya sangat pucat, hampir menyerupai mayat.
"Jungmooo...makan dulu ya..." Seorang perempuan masuk ruangan. Yoo Jeongyeon. Wanita yang empat tahun lebih tua daripada Jungmo, dan berstatus sebagai kekasih pemuda itu. Hubungan mereka sempat ditentang dan tak direstui kedua orang tua Jungmo sebenarnya, itu karena reputasi ibunda Jeongyeon yang dikenal bukan wanita baik-baik. Dan juga karena Jeongyeon lebih tua empat tahun dari Jungmo.
Namun, setelah Jungmo didiagnosis menderita kanker otak stadium 3, dan Jeongyeon tetap setia berada disamping Jungmo, kedua orang tua pemuda itu mulai luluh. Mereka merestui hubungan mereka.
Jeongyeon menekan sebuah alat yang terpasang di pinggir ranjang, untuk menaikkan posisi kasur. Sehingga Jungmo bisa bersandar.
"Aaaa..." Mulut Jeongyeon ikut membuka ketika menyodorkan sesendok bubur pada Jungmo. Seperti sedang menyuapi anak kecil. Jungmo membuka mulutnya, membiarkan makanan itu memasuki tubuhnya. Dia menatap dalam Jeongyeon, sosok wanita yang berulang kali dihina oleh keluarganya, tapi tetap tegar dan setia disampingnya.
Jungmo sangat bersyukur Tuhan telah mempertemukannya dengan seorang wanita yang sangat baik seperti Jeongyeon.
"Eonni..." panggilnya pelan.
"Hmm?" Jeongyeon meletakkan mangkuk yang telah kosong itu ke atas nakas. Kemudian menatap Jungmo lagi.
"Makasih..."
"Untuk?"
"Semuanya."
Jeongyeon tersenyum menenangkan, ia mencintai Jungmo, sangat mencintainya. "Terimakasih juga, karena telah hadir di hidupku." ujarnya, mengelus rambut Jungmo yang menipis karena banyak yang rontok. Efek samping dari segala obat-obatan.
"Jangan memikirkan apapun kecuali kesembuhanmu. Jangan lupa berdoa." Jeongyeon menurunkan kembali posisi kasur Jungmo. Sehingga pemuda itu kembali berbaring.
"Kanker otak memang penyakit ganas, tapi bukan berarti tak bisa disembuhkan. Sekarang tidur ya? Kau besok harus terapi."
"Malam, Jungmo..."
"Selamat malam, Jeong Noon."
***
Jungmo didagnosis menderita kanker otak stadium tiga sejak tiga bulan lalu. Dan sejak itulah Jungmo dirawat dirumah sakit, dua orang tuanya, Hyung, dan Jeongyeon bergantian menjaganya.
Jungmo duduk di kursi roda, Jeongyeon yang mendorongnya. Rambut dikepalanya telah habis, membuatnya harus memakai kupluk jika keluar ruangan.
Jeongyeon berhenti begitu telah sampai di taman. Banyak anak-anak, yang entah itu juga pasien, atau keluarga dari pasien, bermain di sini. Tiga bulan Jungmo dirawat, tempat yang selalu menjadi refreshing untuknya ya taman ini.
"Jungmo..."
Jungmo yang sedang menoleh, "Ne, Noona?"
"Mereka juga didiagnosis menderita kanker. Tepatnya kanker darah," Jeongyeon menunjuk dua anak berambut sangat tipis yang sedang bermain bersama teman-teman seumuran mereka.
"Tapi mereka tetap ceria. Mereka tetap bahagia. Mereka memiliki banyak teman. Kau juga harus tetap tersenyum ya?" Perempuan itu sekarang telah berlutut didepan Jungmo, mensejajarkan tinggi mereka.
Jungmo mengusap pipi Jeongyeon, matamya berkaca-kaca. "Aku bahagia. Aku bahagia karena mempunya kekasih yang setia berada disisiku, keluarga yang juga sangat menyayangiku."
"Kau pasti bisa sembuh." Jeongyeon menggenggam erat tangan Jungmo. Pemuda itu balas menggenggam tangan Jeongyeon dengan erat.
Lima detik kemudian, Jeongyeon berteriak meminta pertolongan karena Jungmo tiba-tiba mimisan, dan kehilangan kesadaran nya.
***
Dua tahun kemudian...
Jeongyeon memutuskan untuk tidak meneruskan pendidikannya ke tingkat S2. Ia memilih merintis usaha kuliner bersama sahabatnya, Jihyo. Dan kini, restoran dengan nama Double J itu sukses. Dan telah membuka cabang hampir diseluruh provinsi negara ini.
Jeongyeon bersenandung pelan sambil menata masakannya untuk makan malam ke atas meja makan.
"Aku pulang..."
"Eh? Sudah pulang?" Jeongyeon menatap sesosok pria yang baru saja memasuki rumah. Ia melangkah mendekat, membantu melepaskan jas dan simpul dasi pebisnis muda yang merupakan suaminya ini. Ya...Jeongyeon telah menikah beberapa bulan yang lalu. Membuka lembaran baru dihidupnya.
"Gimana kerjaan kantor?"
"Lancar kok."
"Ayo makan malam dulu." ajaknya. Menarik tangan pria itu menuju meja makan.
Jeongyeon duduk dikursi, meraih sepasang sumpit, tersenyum melihat pria dihadapannya makan dengan lahap.
"Enak?"
Pria itu mengangguk, "Enak! Pantas aja Double J sukses besar!"
Jeongyeon tersenyum kecil, kemudian hening, dua orang itu sibuk dengan makanannya masing-masing.
Setelah selesai makan malam, dan selesai mencuci piring, Jeongyeon naik keatas, masuk ke kamar. Kemudian bergerak menuju balkon.
Kedua tangannya mencengkram pagar balkon, mendongak menatap bulan purnama yang bersinar dengan terang.
Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya, dan hembusan nafas seseorang terasa di lehernya. Jeongyeon menggelinjang kegelian, "Geli ih."
Pria itu menjauhkan wajahnya, menopangkannya ke bahu Jeongyeon. "Kenapa disini?"
"Bulannya bagus." jawabnya. "Udah ngantuk? Ayo tidur..."
Pria itu menggeleng, "Tidak. Aku ingin memelukmu dulu."
Jeongyeon tersenyum, pasrah saja ketika pelukan pria itu semakin erat. "Jangan sakit lagi ya, Jungmo?"
Iya, pria itu, pria yang merupakan suami Jeongyeon adalah Koo Jungmo. Pria yang dua tahun lalu begitu lemah dan ringkih. Kondisinya sempat drop setelah kehilangan kesadaran di taman waktu itu. Tapi sepuluh bulan kemudian, kesetiaan Jeongyeon, kerja keras kedua orang tua Jungmo untuk membayar pengobatan, dan juga kegigihan sang dokter membuahkan hasil. Jungmo 100 persen sembuh. Dan beberapa bulan kemudian rambutnya kembali tumbuh, Jungmo kembali seperti sedia kala. Dengan senyum ceria dan wajah tampannya yang penuh rona.
"Nggak akan, Noon. Dan terimakasih, karena telah menemaniku, dan menyemangatiku saat masa-masa sulit itu. Saat aku hampir saja menyerah. Saranghae, noona."
"Nado saranghae, Jungmo."
Membuktikan seberapa besar rasa cinta itu sebenarnya mudah, cukup dengan setia berada di sisi orang yang kau cintai, dalam suka maupun duka.
***
Bagi yang nggak tahu Jungmo, fotonya ada di mulmed ya. Dia itu Starship Trainee, yang berpartisipasi dalam Produce X 101.
Makasih udah baca🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/189256474-288-k885931.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongyeon Short Story
Fiksi PenggemarHanya beberapa cerita pendek bertokoh Yoo Jeongyeon TWICE.