Jeongyeon Short Story

All Night(2)

"Apa? Bermain drama dengan Cha Eunwoo?"

Park Jinyoung--alias JYP--mengangguk. "Benar, Jeong. Banyak penggemar yang menantikanmu menjadi aktris."

"Tapi...bukannya Eunwoo baru saja bermain dalam drama Rookie Historian?" tanya Jeongyeon bingung. Park Jinyoung mengangguk, dengan wajah tanpa dosa nya. "Benar. Lalu kenapa? Drama itu juga sudah rilis bulan lalu kan? Dan sudah tamat."

"Presdir Fantagio dan Eunwoo juga sudah menyetujuinya kok, Jeong. Jadi, kau sebaiknya juga menyetujuinya." lanjutnya dengan nada santai.

"Lalu, kenapa Anda harus memanggil saya kesini? Untuk formalitas dan basa-basi?" balas Jeongyeon dengan ekspresi kesal. Park Jinyoung tersenyum tanpa dosa, "Kau pintar Jeong."

***

Jika ditanya, apakah kabar dari Park Jinyoung tadi membuatnya senang? Jeongyeon pasti menjawab iya.

Karena Lee Dongmin adalah pemilik hatinya. Kira-kira dua tahun lalu, saat ia dan Dongmin--Nayeon juga sebenarnya--menjadi MC bersama, perasaan Jeongyeon tumbuh tanpa bisa dicegah.

"Drama mu romantis, Jeong!" seru Nayeon dan Chaeyeong yang asyik membaca naskah awal drama.

Jihyo memakan cemilannya sambil tersenyum melihat interaksi antar member. Ia menatap  Jeongyeon,"Apa ada idol lain yang juga bermain di drama ini, Jeong?"

"Yang aku tahu Kim Donghyuk iKON."

"Uhuk! Uhuk!" Jeongyeon menyodorkan botol air mineralnya tadi pada Jihyo yang tersedak.

***

Lee Dongmin membuka pintu dengan kasar. Menatap tajam Yoo Jeongyeon dan Kim Sihoon yang sedang berdiskusi dengan jarak yang terlalu dekat menurutnya. Ia melangkah masuk, dengan aura yang terasa mengerikan.

"Dongmin sunbae? Waeyo?" tanya Sihoon ramah. Tak peka akan aura hitam yang dibawa pria tampan itu.

"Sihoon, pulanglah. Kita lanjutkan besok." potong Jeongyeon melihat Dongmin tak menjawab. Sihoon mengangguk patuh, ia memberesi barang-barangnya, membungkuk sekilas pada mereka kemudian keluar ruangan.

"Ada apa, Dongmin?" Jeongyeon berdiri dari duduknya ketika Dongmin melangkah mendekat. Dongmin tak menjawab, dia terus melangkah mendekat. Memaksa Jeongyeon kembali duduk.

Pria tampan itu meletakkan kedua tangannya masing-masing disamping pundak Jeongyeon. Mengurung wanita itu. Wajahnya bergerak mendekat. Tangan Jeongyeon langsung menahan dada bidang Dongmin.

"Dongmin, ini terlalu dekat." keluhnya. Dongmin tak menjawab. Pria itu terlihat berbeda.

"Apa yang kau lakukan?"

"De-dengan Sihoon? Ka-kami hanya mencoba menulis lirik lagu."

"Kenapa hanya berdua? Disebuah ruangan tertutup?" Ia mengecup telinga Jeongyeon. Membuat wanita itu menggelinjang geli.

"Untuk konsentrasi, Dongmin. Kau ini kenapa?"

Dongmin sedikit menjauhkan wajahnya, "Apa kau percaya jika aku cemburu?"

"Hah?"

"Aku mencintaimu, Jeongyeon."

"Tapi--" Ucapan Jeongyeon berhenti ketika Dongmin tiba-tiba menubrukkan bibir mereka berdua. Menciumnya, dengan cara yang tidak lembut. Ciuman yang sarat akan rasa cemburu dan desiran yang lama disembunyikan. Sampai akhirnya saat Jeongyeon kehabisan nafas, Dongmin melepaskan tautan bibir mereka.

"OKE! CUT!"

Dongmin menarik dirinya, menciptakan jarak antara dia dengan Jeongyeon setelah mendengar teriakan sang sutradara. Jeongyeon juga mengalihkan pandangannya. Pipinya memerah.

"Sunbae! Akting kalian tadi baguuuuus banget, aku yakin akan drama ini akan mendapat rating bagus nanti." kata Sihoon fanboy an. Kim Sihoon, trainee dari Brand New Music. Berpartisipasi dalam Produce X 101, tapi tereliminasi.

"Benar. Aku sampai mengira Cha Eunwoo akan benar-benar menghajarmu tadi," tambah seorang staff Fantagio sambil menyodorkan tiga botol jus jeruk lada mereka bertiga.

Dongmin hanya tersenyum menanggapi pujian itu.

"Jeongyeon dan Sihoon juga sangat bagus. Ini drama pertama mereka kan?" Sang sutradara, Jiyoung, mendekat. Mereka mengangguk.

"Seharusnya JYP lebih cepat mendebutkanmu sebagai aktris, Jeong." katanya. "Dan Sihoon, statusmu masih trainee, tapi kemampuan mu dalam segala bidang sangat baik." lanjutnya. Memuji mereka berdua.

"Kepalanya akan meledak jika kau puji seperti itu, PDnim." Donghyuk melangkah mendekat, mengusak rambut Sihoon. Mereka memang teman dekat.

***

Mungkin benar, jika ciuman dapat merusak manusia.

Dongmin buktinya. Adegan ciumannya dengan Jeongyeon kemarin sukses membuat seluruh sel di tubuhnya mengingat wanita itu.

Setiap kali ia memejamkan mata, selalu muncul bayangan senyum cantik wanita itu. Dongmin pikir dia sudah benar-benar gila. Dan tentu saja, hanya Jeongyeon yang bisa mengobati kegilaannya.

Dan semua itu membuat Dongmin sekarang duduk di kursi di ruang VIP restoran mewah. Menunggu Jeongyeon. Dongmin akan mengatakan perasaannya malam ini. Toh larangan kencan TWICE sudah selesai.

"Dongmin?"

Dongmin mendongak ketika mendengar suara halus itu. Jeongyeon datang dengan gaun putih sederhana yang mencapai mata kaki, tertutup tapi menonjolkan kesan elegan dan dewasa. Ia berdiri, menarik kursi dihadapannya, mempersilahkan Jeongyeon untuk duduk.

"Ada apa, Dongmin? Kenapa kau mengajakku makan malam bersama?"

Dongmin tersenyum, "Kita makan dulu ya?" ia menyodorkan buku menu.

"Oh, baiklah." Jeongyeon mengangguk setuju, menerima buku daftar menu yang disodorkan Dongmin tadi.

Tak lama kemudian, makanan pembuka yang mereka pesan disajikan. Setelah itu, hidangan utama, kemudian, makanan penutup.

Pelayan pria itu meletakkan dessert yang dipesan mereka berdua. Kemudian berlalu pergi dari sana. Jeongyeon menatap dessert dihadapannya dengan mata berbinar.

Dongmin tersenyum, tangannya bergerak menggenggam tangan Jeongyeon. Membuat wanita itu sedikit terkejut, menatapnya.

"Jeong...aku menyukaimu. Tidak, aku lebih dari mencintaimu." Ia menarik nafas, "Maukah kau...jadi kekasihku?"

Suasana sejenak berubah.

"Kenapa kau mencubit pipimu sendiri?" tanya Dongmin melihat Jeongyeon mencubit pipinya.

"Untuk memastikan, apakah ini bukan mimpi?"

Dongmin tertawa. Tangannya bergerak maju, mencubit pipi wanita dihadapannya.

"Sakit Dongmin!"

"Berarti bukan mimpi kan?" tanyanya.

"Bukan..." jawab Jeongyeon lirih.

"Jadi jawaban mu?"

Jeongyeon tersenyum malu, mengangguk kecil. Dongmin tersenyum senang.

***