22. I Promise to Love You

1.5K 132 27
                                    

Happy reading♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading♡

♡♡♡

"Maafkan aku baru mengatakannya sekarang, tapi aku harus jujur tentang perasaan ku.. Maafkan aku, sepertinya perasaan ku sudah tak sama seperti dulu.."
Ungkap Mino. Gadis di depannya bahkan kembali memuntahkan cappucino yang ia sesap barusan hingga membasahi dagunya.

"Apa?"

"Aku sudah memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupku dengan gadis lain.. Aku yakin kau bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari ku.. Oh ya, satu lagi.. Maaf jika ini terkesan kasar, tapi aku sudah tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi padamu dan Kim Jinu.. Jangan salahkan dia, karna dia masih menyimpannya rapat rapat.. Aku hanya melihat rekaman cctv di apartment lama ku.."

"Tapi, ku rasa kau hanya salah paham.."

"Aku rasa aku salah karna sempat membenci kalian.. Seharusnya aku tahu bahwa Jinu memang jauh lebih baik dariku, lihat dia, dia puluhan kali lebih tampan dariku.. Tak heran juga jika kau terpikat olehnya-"

"Tunggu! Jangan menyudutkan ku seperti itu! Kau berselingkuh lebih dulu!"
Potong Shuhua tak terima.

"Kita sudah mengakhiri hubungan kita setahun yang lalu, jadi kurasa itu bukan perselingkuhan.."
Elak Mino.

"Aku tak yakin kau benar benar mencintai gadis itu!"

Mino tersenyum simpul. Semakin banyak ia berbicara ia tahu bahwa itu akan menyakiti Shuhua, namun dia juga harus mengatakannya.

"Dia adalah cinta pertama ku"

Shuhua tak dapat berkata kata saat itu juga.

"Maaf jika ini menyakitimu.. Entah mengapa di awal perjumpaan kita, aku selalu melihat wajahnya dalam dirimu.."

"Jadi, aku hanya pelarian?"
Tanya Shuhua yang kini nampak menahan tangisnya yang akan meledak.

"Aku pikir kita bisa bersama, jika saja ayahmu merestui kita.. Tapi, kurasa ini adalah takdir.. Kita tak digariskan bersama.."
Jawab Mino. Pria itu kemudian melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Aku harus pergi sekarang, Karna aku sudah ada janji..sekali lagi aku minta maaf.."
Pamit Mino yang kemudian meninggalkan tempat itu.

Shuhua mengaduk aduk cappucino yang belum sempat ia habiskan, mood nya mendadak lenyap seketika. Seorang pria berjalan mendekatinya dan duduk tepat di depannya, Shuhua hanya meliriknya sekilas. Tak peduli meski wajahnya basah dengan air mata, dia tak punya niat untuk menyekanya. Setidaknya pria di depannya harus tahu kalau saat ini Shuhua sedang tersakiti.

"Kau dengar kan? Kenyataan memang menyakitkan. Namun lebih baik sakit di awal dari pada di akhir.."
Ujar pria itu. Shuhua menatapnya, lalu menyeka air mata yang telah membuat pipinya basah. Karna ia tahu bahwa pria di depannya tak akan punya niatan untuk menghapuskan air mata Shuhua.

The Honor of My Life [21+] BELUM REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang