72

890 23 0
                                    

"Lo....kalau jalan tuh liat liat pake matanya!"Bentak Revan yang baru saja ditabrak seorang Wanita.
"Ma..maaf saya nggak sengaja"Ucap wanita itu.Revan benar benar berdecak sebal"Udah awas,gue banyak urusan"Revan pergi tanpa menbantu wanita itu yang pontang panting mengambil buku bukunya yang jatuh.Hingga Teman temannya datang."Yaampun,Mara lo kenapa?"Panggil temannya."Taulah,tadi gue ditabrak orang itu bukannya bantuin malah ngebentak"Teman temannya yang berjumlah 2Orang itu pun mengikuti arah pandang temannya."Astaga,Mara itu tuh Revan temannya Tino kok bisa lo kaya gini sama dia"Jerit temannya yang berambut pirang.

Amara adalah Wanita yang ditabrak Revan tadi.Amara atau yang sering dipanggil Mara hanya diam menggeleng geleng kepala."Sok jagoan amat sih dia.Kaya anak pemilik sekolah aja"Mara bergerutu membuat kedua temannya geleng geleng kepala.
Wajar saja bukan kalau Mara berkata seperti ini,karna dia anak baru."Mara,dia itu anak Kepala sekolah sekalgus Most Wantede disini dan anak Bad boy yang paling terkenal disini"Tania selaku teman Amara memberitau hal tersebut membuat Amara terkejut."Pantes,sikapnya kaya gitu anak bad"Tania hanya geleng geleng kepala."Lo nggak tau sih,kenapa dia bisa kaya gitu?"Laras selaku salah satu temannya juga ikut nimbrung."Emangnya kenapa dia bisa seperti itu?"Amara mulai bertanya membuat Tania dan Laras dia.Hingga akhirnya Bu Herna—guru Matematika berteriak kearah mereka. "Amara,Tania,dan Laras untuk apa kalian masih ada disitu sudah bel masuk cepat masuk kelas"Teriak Bu Herna yang termasuk jajaran guru paling ganas se-SMA GARUDA.Merasa namanya dipanggil mereka menoleh dan langsung menyunggingkan senyum dan segera ke kelas.

Kini kelas XI-5 sedang dalam fase Freeclass karna guru Arab mereka sedang tidak masuk.Walau sudah diberi tugas oleh guru piket tetap saja kelas yang dimasuki Revan tetap ramai.
"Woy,Revan nongkrong yuklah nanti"Rafi selaku teman Revan mendekati tempat duduk paling pojok milik Revan."Dimana?"Revan memandang Rafi."Tempat biasa bareng yang lain"Tawar Rafi."Sorry,gue nggak bisa"Jawab Revan.Walau Revan tak sekelas dengan genknya tetap saja Revab memiliki banyak teman.

Lalu,Revan memang jarang berkeliaran kesana kemari seperti Nongkrong atau apapun.Harinya itu banyak dihabiskan Untuk bersama teman temanya atau yang lebih penting adalah mencari keberadaan Jessica."Jangan bila lo nggak bisa itu gara gara mau mencari Jessica,yah?"Vano yang baru saja datang langsung menyambung,seperti listrik.
"Memangnya,apa urusan kalian?"Revan menjawab dengan entengnya.
"Lo itu yah van,masih belum menyerah nyari tuh cewek?6Bulan van,selama itu pula lo nyari dia tapi nggak ketemu,emangnya lo nggak bosen"Titah Vano

Revan menyungingkan senyum miringnya."Sampai kapanpun juga gue nggak bakal berhenti nyari dia,udahlah gue pamit"Revan mulai mengambil tas ranselnya dan Kunci mobil yang sudah diberikan Ayahnya."Mau bolos lagi?"Timbrung Fanesya—Selaku ketua kelas."Bukan urudan lo"Revan akhirnya pergi menujuk Lapangan parkiran setelah berjalan dikoridor dan memberi pesan pada teman temanya termasuk orang tuanya.

Revan terus menyusuri kota jakarta,Setiap hari jalan yang sama pasti dia lewati bahkan Revan pernah menghabiskan Uang tabungannya untuk berkeliling dunia.Pada umumnya mungkin orang akan berlibur apabila berkeliling dunia tetapi tidak dengan Revan dia berkeliling dunia hanya untuk mencari keberadaan Jessica.Walau sampai kini dia belum menemukannya tetapi,Revan selalu yakin bahwa Jessica akan dia temukan cepat atau lambat.
Ting...ting..

Suara Notif ponsel menggema membuat Revan membuka pesan masuk diponselnya.
Rafallionaerio

Rafallionaerio
: Lo dimana sekarang?
Lo bawa motor apa mobil?
Woy
P
P
Revan bales.

Revan hanya melihat dan langsung mematikan ponselnya.Jika sudah dalam kegiatan mencari Jessica,Revan sangat tidak suka apabila ada yang menggangunya Siapapun itu.Hingga akhirnya Revan terus menyusuri kota—daerah terpencil lainya.

BERSAMBUNG**

PROMISE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang