08 | Kelakuan

1.2K 147 198
                                    

***

Ke langit biru, kubawa dirimu.

Takkan kulupa janjiku kepadamu.

Bunga yang mekar, di dalam hatimu.

Bawa janjiku selalu untukmu..

Oh... untukmu...

Hanyalah untukmu, hanya untukmu,

Hanyalah untukmu...

( Rizky Nazar ~ Takkan Lelah )

***

"Ada saatnya kelakuan gue bisa bikin orang sadar, kalau sebenarnya yang terlihat buruk tak sepenuhnya salah."

~ Rigel Oceano Putra ~

***

"Terus? Menurut lo?!" Kak Rigel menaikan sebelah alisnya, membuatku semakin gugup dan tak tenang.

Jantungku berdetak semakin tak beraturan, sebenarnya Kak Rigel mau malakukan apa kepadaku. Tak tenang. Menyebalkan, dia membuatku memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Ekhem..." Tanpa diduga ada suara mengagetkanku, Kak Rigel menjauhkan wajahnya dariku.

"Kak Ara...." kataku melihat seseorang itu ternyata Kak Ara - Kakak sepupuku. Aku tak tahu, kenapa Kak Ara di sana. Karena setahuku, dia sudah sembuh dari amnesia-nya.

"Vel, kamu kok bisa di sini sama Rigel? Kalian saling kenal, ya?" kata Kak Ara menatapku dan Kak Rigel secara bergantian.

Kak Rigel langsung menyentil keningku, membuatku kesakitan dan mendengkus sebal. Dia menyunggingkan senyum ke arah Kak Ara, terlihat mereka sudah saling mengenal.

"Gue satu sekolah sama dia, Ra. Mana Kak Orion?" tanya Kak Rigel kepada Kak Ara.

"Tuh Kak Orion, kamu seperti biasa Gel di rumah sakit bantu Papa kamu, ya?" kata Kak Ara, fix! Mereka sudah saling mengenal, mungkin sudah akrab satu sama lain.

Aku hanya diam memperhatikan percakapan mereka, sampai akhirnya Kak Orion menghampiri kita semua.

"Lho, kok, ada Vely?" tanya Kak Orion menatapku, cowok dingin itu memang pernah bertemu denganku sehingga dia mengetahui namaku.

"Dia lagi jadi asisten gue, Kak," kata Kak Rigel dengan cepat sebelum aku mengeluarkan suara.

Rese! Sembarangan banget bilang gue asistennya, menyebalkan! batinku menatap Kak Rigel kesal, cowok itu memang selalu membuatku naik darah. Perlu dimusnahkan, tapi bagaimana caranya.

"Permisi, kita jadi sesi wawancara nggak, ya, Kak?" tanyaku kepada Kak Rigel, di sana masih ada Kak Ara dan Kak Orion. Aku ingin memberitahu kalau aku bukan asisten Kak Rigel.

"Gel, ditanya tuh sama Vely, silakan kalau kamu mau lanjut wawancara sama sepupuku," kata Kak Ara, dia sepertinya mengerti kalau aku sekarang sedang ada tugas dari sekolah. Khususnya tugas dari Kak Musca - Ketua Ekstrakurikuler jurnalistik, karena Kak Ara juga anak jurnalistik.

"Kita lanjut nanti aja, Love," kata Kak Rigel, sekarang Kak Ara dan Kak Orion saling pandang dan tersenyum.

"Oke, jadi sekarang udah ada yang manggil lo, Love," kata Kak Orion melirikku, dia memang pernah aku beritahu kalau jangan memanggilku dengan "Love".

Letter in Love [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang