23 | Pertanyaan

782 91 83
                                    

***

Ai mei rang ren shoujin weiqu

Zhaobudao xiang ai de zhengju

Heshi gai qianjin heshi fangqi

Lian yongbao dou meiyou fangqi

( Ai Mei - Rainie Yang )

***

Pertanyaan, adalah sebuah hal yang diutarakan untuk mendapatkan jawaban yang pasti akan membuat kita lega. Apapun jawabannya, baik atau buruk. Sesuai keinginan atau tidak, itulah yang akan kita dapatkan.

***


"Lo senyum-senyum kenapa, sih?" tanyaku.

"Lo lucu dan cantik...." kata Rio, membuatku menatapnya bingung. Kenapa dia berbicara seperti itu.

"Maksud lo apa, Yo?" kataku, rasanya aneh tiba-tiba mendengar Rio menilaiku seperti itu. Aku mempunyai firasat tidak baik sekarang. Jangan sampai diantara aku dan dia mempunyai rasa lebih dari sahabat. Aku masih belum siap, karena lebih nyaman bersahabat dengan Rio.

"Gue bercanda, Vel. Lo kan cewek makanya gue bilang lo cantik, masa gue bilang lo ganteng, sih." Rio tersenyum menatapku, namun aku melihat ada yang dia tutupi. Akan tetapi, aku merasa lega mendengar Rio tak serius dengan kata-katanya.

Tiba-tiba aku teringat Kak Rigel. Kenapa cowok itu dengan bisa masuk ke dalam hatiku. Padahal, aku dari dulu sengaja membentengi diriku agar tidak mudah jatuh cinta. Namun, kenapa Kak Rigel bisa dengan mudah menarik perhatianku, bahkan membuatku merasakan rasa yang seharusnya aku hindari karena pasti akan membuatku lemah. Dan buktinya, sekarang aku merasakan hal yang membuat hatiku merasakan kekecewaan lagi.

***

Saat aku hampir di kelas, tiba-tiba ada yang mencegatku. Dia langsung menatapku tajam, membuatku bingung harus berbuat apa.

"Love, dengerin penjelasan gue bentar aja. Gue mohon...." kata Kak Rigel, dia memegang kedua bahuku. Tatapannya membuatku sedikit melemah, namun aku sudah bertekad untuk menjauhinya. Itu adalah, pilihan terbaik yang harus aku ambil. Aku tak mau semakin berpikiran negatif, karena itu akan berefek pada kehidupanku.

"Gue udah bilang, nggak mau ketemu Kak Rigel lagi. Kakak nggak denger! Jauhin gue!" kataku, mencoba untuk melarikan diri dari Kak Rigel. Tetapi, ternyata tak mudah seperti yang aku pikirkan. Cowok itu tetap menahanku. Dia sangat keras kepala, kenapa masih saja berusaha menjelaskan sesuatu yang sudah jelas menurutku.

"Gue nggak bisa jauhin lo! Gue suka sama lo!" kata Kak Rigel, mendengar kalimat terakhir cowok itu membuatku kaget bukan main. Aku tak menyangka hatiku berdebar tak karuan. Secepat mungkin, aku harus menetralkan debaran itu. Aku tak mau lemah, mungkin saja Kak Rigel hanya bercanda tidak serius mengucapkan itu. Mana mungkin Kak Rigel menyukaiku, dia kan sudah memiliki Kak Mensa. Bahkan, aku tahu mereka sudah menjalin hubungan. Pacaran.

"Gue nggak percaya, bercandanya nggak lucu! Permisi!" kataku, namun sebuah senyuman muncul dari bibir Kak Rigel,"Gue tahu, sebenarnya lo juga suka sama gue, kan? Love... jujur sama diri lo sendiri, perasaan lo ke gue sebenarnya apa? Jawab pertanyaan gue!"

Aku mendengkus kesal. Kenapa Kak Rigel sangat ngotot memberikan pertanyaan yang aku sendiri belum tahu apa yang aku rasakan. Itu pertanyaan bodoh. Apalagi ada sesuatu yang membuatku dan Kak Rigel tak mungkin bersatu. Kami bersaudara, mana mungkin bisa menjalin suatu hubungan. Selain itu, aku tak ingin ada hati yang terluka. Kak Mensa, aku tiba-tiba teringat gadis itu. Aku melihat ada ketulusan yang dia berikan untuk bisa berhubungan dengan Kak Rigel.

Letter in Love [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang