09 | Impian

1.2K 138 227
                                    

***

Terkadang kita lupa dunia ini,

Takkan selamanya menunggu kita.

Menaklukan ragu, beranikan diri.
Kan ku kejar mimpi, dan ku terbang tinggi.

Tak ada kata tidak, pasti ku pasti bisa.

Kan coba lagi, ditemani pagi.

Tak ada yang tak mungkin, ku pasti bisa.

( Maudy Ayunda – Kejar Mimpi )

***

Capailah mimpi yang selama ini kamu inginkan.

Karena kamu mampu, impian adalah masa depanmu

~ PC ~

.

***








To : Lovely Ayla Putri

Kamu seperti bunga mawar,

memiliki duri untuk melindungi diri.

Tapi, ingatlah....

Kamu mempunyai impian,

Kamu perlu maju, untuk mencapai mimpimu.

Jangan terus berlindung dan bersembunyi.

Kejarlah mimpimu, Love...

Capailah mimpi yang selama ini kamu inginkan.

Karena kamu mampu, impian adalah masa depanmu.

Jadi, ayo bangkit...

Raih mimpimu, Love....

E

From : PC

Aku heran, semakin penasaran dengan si pengirim surat ini. Dia bisa mengetahui di mana aku berada, surat itu muncul secara misterius. Namun anehnya, aku justru senang mendapatkan surat yang seperti memberi hal positif kepadaku. Awalnya, aku mengira surat itu berisi sebuah ancaman, ternyata aku salah.

"Manis, kata-katanya selalu bisa bikin gue termotivasi. Gue tambah penasaran siapa pengirimnya?" kataku, sembari memasukan surat itu ke dalam tas. Aku kembali menghampiri Kak Rigel dan Rio.

Saat aku sampai di mana mereka berdua berada, mereka terlihat sama-sama terdiam. Aku lega, ternyata pikiran burukku tidak terjadi. Tadinya, aku berpikir mereka bisa saja bertengkar saat aku tinggalkan.

"Kok lama, Vel? Ngantre, ya?" tanya Rio, aku tersenyum. Mataku sekarang melihat ke arah Kak Rigel, dia hanya diam. Tidak sepertinya biasanya, mungkin sifat dinginnya kembali.

"Kita jadi makan, kan?" kataku sembari melirik Kak Rigel lagi, dia masih diam seribu bahasa. Aku bingung, kenapa cowok itu berubah menjadi pendiam.

"Tinggal nunggu pesanan datang, kok, Vel. Lo udah gue pesenin makanan kesukaan lo," kata Rio tersenyum. Oke! Sekarang aku berada di antara dua cowok yang sifatnya berbeda 180 derajat.

"Makasih, Yo. Lo emang yang terbaik," kataku merangkul Rio, aku memang terbiasa melakukan hal itu kepada sahabatku itu.

Tiba-tiba Kak Rigel bangkit dari duduknya, membuatku kaget. Aku heran, kenapa cowok itu sekarang terlihat aneh. Apa ada yang salah. atau dia yang kehabisan obat makanya dia berubah.

Letter in Love [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang