18 | Kekaguman

827 96 89
                                    

***

Walau kau menghapus, menghempas diriku, mengganti cintaku

Semua tak mampu, hilangkan cinta yang telah kau beri

Walau kau berubah, aku kan bertahan di sepanjang waktuku

Biarkan aku, mencintaimu dengan caraku

( Arsy Widianto Feat Brisia Jodie ~ Dengan Caraku )

***

Kekaguman itu muncul tanpa diduga, seperti halnya yang gue rasakan sekarang. Seperti ada sesuatu yang berbeda yang gue rasain saat bersamanya.

~ Lovely Ayla Putri ~

***

"Gue mau secepatnya urusan kita selesai, makanya lo harus cepat-cepat nyeleseiin interview sama gue. Karena, gue nggak mau lama-lama berurusan sama lo," kata Kak Rigel, membuatku mendengkus kesal. Aku juga menginginkan hal yang sama seperti dirinya. Namun apa daya, aku masih belum mendapatkan info lengkap tentang cowok menyebalkan itu.

"Tenang aja, sih. Gue juga nggak mau lama-lama dekat sama Kakak, kok. Cowok songong bin nyebelin, gue pengen secepatnya bebas dari tugas ngintilin Kak Rigel, karena gue berasa jadi pembantunya Kakak," kataku, dengan ekspresi cemberut. Bagaimana tidak, harus selalu mengikuti kemauan cowok yang selalu bikin naik darah. Untung saja, aku tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Kalau punya, namaku pasti sudah terukir di batu nisan.

"Oke, besok lo harus ikut gue. Karena, ada kegiatan yang mau gue lakuin. Dan, itu penting makanya lo harus catat. Jangan sampai ada kegiatan gue yang ketinggalan, biar semuanya cepat selesai," kata Kak Rigel, sumpah semakin lama aku frustasi dengan tugas ini. Tetapi, demi beasiswa dan uang. Aku harus kuat, sebentar lagi semua akan berakhir.

"Iya, Kak,"

"Kalau gitu, gue duluan," kata Kak Rigel, meninggalkanku. Aku langsung pergi menuju Love Pizza.

***

Hari minggu. Sekarang aku sudah bersama Kak Rigel, dia mengajakku ke sebuah tempat. Aku heran kenapa cowok itu selalu membawaku ke tempat-tempat yang tak terduga, padahal dia termasuk dari golongan orang kaya. Akan tetapi, dia justru membawaku ke tempat orang tak mampu.

Aku melihat Kak Rigel sekarang sedang membagikan makanan kepada beberapa orang di pinggir jalan. Aku tersenyum melihat itu, ada rasa kagum melihat tindakan cowok itu. Aku tak menyangka, bila cowok songong, sok kaya, nyebelin bisa berbuat baik kepada; Tukang sapu jalanan, anak jalanan, pengemis, dan yang lainnya.

"Kenapa lo malah bengong! Buruan bantuin gue bagiin makanan ini!" kata Kak Rigel, menatapku tajam. Kakak kelasku itu memang sangat menyebalkan, namun tanpa aku sadari dia tak seburuk yang aku pikirkan sebelumnya.

"Iya, Kak. Bisa sabar, nggak, sih?" kataku, dengan cemberut mengambil beberapa bungkus nasi. Lalu aku memberikan kepada orang-orang yang sedang duduk di pinggir jalan.

"Nah gitu, dong," kata Kak Rigel, ada seulas senyuman dari bibirnya. Yang ternyata membuatku juga ikut menyunggingkan senyum ke arah cowok itu.

Sebentar. Kenapa aku jadi tersenyum kepada cowok yang selalu membuatku kesal. Dan anehnya lagi, jantungku seolah berdetak lebih kencang dari biasanya saat bersama Kak Rigel. Apa aku udah mulai gila? Oke ini aku harus secepatnya periksa ke dokter. Jangan-jangan jantungku bermasalah. Kinerjanya sudah tidak normal.

Letter in Love [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang