25 Tragedi 2 : Pertengkaran

493 66 9
                                    

Beberapa bulan kemudian.

Myungsoo menemani Sowon belajar menulis puisi, sambil dia sendiri memperlajari berkas negara yang akan diberikan kepada kakaknya Kyuhyun yang baru kembali ke istana kemarin.

"Tulisanmu sangat bagus Sowon. Bagaimana bisa kau belajar menulis ini? " tanya Myungsoo setengah memuji.

"Aku belajar ketika aku berusia 10 tahun. Namun sekarang aku merasa ini tidak ada gunanya karena aku jauh dari orangtuaku, hiks..." jawab Sowon sambil menangis.

"Hey, kenapa menangis." ucap Myungsoo menghapus airmata Sowon.

"Aku hanya merindukan mereka, aku sudah di istana selama 3 bulan dan aku baru kali ini jauh dari mereka selama ini"

"Jika ada waktu aku akan mengantarmu pulang, atau aku akan meminta ibu suri membawa mereka ke istana. Jadi jangan menangis lagi" ucap Myungsoo menarik Sowon kedalam pelukannya.

"Bagus, ckckckck jadi ternyata seperti ini sikap kalian dibelakangku" ucap Suzy yang entah sejak kapan sudah berada diruang perpustakaan pribadi Myungsoo diikuti Minri dan Eunha yang tersenyum bahagia melihat Suzy marah, Sohee hanya menyaksikan dengan diam.

"Yaa kim Suzy, kau salah paham. Sowon hanya merindukan kedua orangtuanya, jadi aku memeluknya untuk menenangkannya"

"Bilang saja kalau kau menyukainya, kau bilang dia hanya merindukan orangtuanya. Lalu bagaimana dengan aku yang tidak punya orangtua, apa aku mengeluh ketika merindukannya? Apa kau peduli aku merindukannya setiap saat"

"Zy, kau hanya cemburu jangan menyalahkan Sowon. Cemburu mu itu terlalu berlebihan pada Sowon. Ini tidak seperti yang kau pikirkan"

"Memang apa yang aku pikirkan? Kalian memang menyebalkan" ucap Suzy dengan silatnya menendang Sowon ke udara yang langsung ditangkap oleh Myungsoo karena jika tidak maka dipastikan Sowon akan jatuh.

"Kau tidak apa-apa  Sowon?"

"Aku baik-baik saja Myung"

"Keterlaluan, Ikut aku sekarang" ucap Myungsoo mencengkeram tangan Suzy dan membawanya keluar, membuat Sowon dan kedua dayangnya tersenyum sebentar lalu kembali memasang wajah biasa ketika melihat Sohee yang masih berada disana.

Myungsoo melepaskan cengkeramannya pada tangan Suzy ketika mereka sudah sampai dikamar mereka.

"Kau ini kenapa sebenarnya? Cemburu mu itu berlebihan padahal kau tahu hatiku hanya untukmu, aku dan Sowon tidak bisa menjadi suami istri pada umumnya. Lalu apa kami tidak boleh berteman? Katakan padaku apa yang harus ku lakukan? Kau membuatku merasa takut hingga akan mati rasanya"ucap Myungsoo yang dudk dikursi kamarnya.

"Sebelum kau merasa mati, hatiku bahkan sudah mati duluan karena kesialanku hidup di istana ini." balas Suzy ketus.

"Bagaimana bisa kau bicara begitu? Aku setiap hari dipenuhi rasa bersalah dan ketakutan, kau harus semangat jangan membuat semua mencemaskanmu. Bukankah kau sudah janji akan melupakan dendam itu? Aku menderita setiap harinya?" ucap Myungsoo dengan wajah frustasi.

"Menderita apa? Aku lihat kau bahagia saat sedang bersama Sowon. Setiap hari ada yang menemanimu, melayanimu, sudah begitu dia cantik, lemah lembut dan pintar berbanding terbalik denganku yang tidak bisa apa-apa." sindiri Suzy berbalik membelakangi Myungsoo dengan menghadapkan dirinya ke jendela.

"Kau ini bicara melantur lagi" ucap Myungsoo berdiri menghampiri Suzy yang masih berdiri pada posisinya.

"Apa? Kau memang menyukainya kan. Dia menangis merindukan keluarganya kau sudah bersimpati sejauh itu, lalu bagaimana denganku yang setiap hari merindukan orangtuaku yang sudah dibunuh dan aku harus mengakui pembunuhnya sebagai keluargaku. Apa kau bisa pikirkan itu? Apa yang kau pikir hanya dia yang punya orangtua sedangkan aku tidak punya" bentak Suzy sambil memandang galak pada Myungsoo.

Fair Lady - Myungzy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang