Chap 21

3.2K 269 43
                                    

07:16

Pagi hari diawali dengan kicauan burung dan hangatnya sinar mentari merupakan ciri dari pagi yang indah. Sangat pas untuk digunakan berjalan-jalan di sekitar rumah atau pergi ke taman untuk berolahraga atau sekedar mendapatkan nutrisi dari sang surya.

Pas sekali, tapi itu untuk weekend. Sedangkan hari ini saja belum memasuki weekend. Bahkan masih berada di awal minggu. Bukan waktunya untuk bersantai atau bermalas-malasan lagi. Waktunya untuk memulai aktivitas seperti biasa.

Tapi sepertinya wanita mungil ini masih enggan membuka selimutnya barang sedikitpun. Tubuhnya yang tertutup oleh selimut dari ujung kaki hingga ujung kepalanya membuat sinar matahari yang masuk pun tidak bisa menembusnya. Alarmnya sudah berdering sedari tadi, tetapi sepertinya tidak ada niatan untuknya mematikan alarm tersebut. Sepetinya wanita ini sangat kelelahan hingga suara berisik saja tidak dihiraukannya. Termasuk suara eommanya yang sebelas duabelas dengan Baekhyun itu pun tak dihiraukannya hingga Luhan menyerah untuk membangunkannya.

Jika sudah begini, satu-satunya cara membangunkannya adalah dengan kekuatan dua tangan sepuluh jari. Biasanya itu yang dilakukan oleh eommanya jika ia tidak mau bangun. Tapi kali ini sepertinya berbeda.

"Kau yakin, Tae?" Tanya Luhan.

"Tentu eomma. Memangnya kenapa?" Tanya Taehyung balik.

"Tidak, eomma hanya takut kalau Jungkook akan mengamuk karena tidurnya terganggu."

"Memang biasanya suka begitu eomma?"

"Ne, dia bisa saja menendang tanganmu atau membalikkan tubuhmu yang kata lainnya membantingkan tubuhmu ke lantai."

Sedikit ngeri juga ditelinga Taehyung mendengar Jungkook bisa saja berbuat hal itu padanya. Rasanya sama saja seperti disiksa kalau begitu.

"Aku yakin tidak akan eomma. Percayalah." Kata Taehyung meyakinkan Luhan.

"Hah... Baiklah. Kau boleh mencoba membangunkannya. Tapi kalau sampai ada apa-apa denganmu, eomma tidak akan bertanggung jawab." Ucap Luhan.

"Ne. Ya sudah, boleh aku masuk?" Tanya Taehyung. Ya mereka sedari tadi debat didepan pintu kamar Jungkook.

"Boleh." Kata Luhan seraya menganggukkan kepalanya.

Cklek

Setelah dibuka, hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah gundukan di atas kasur. Siapa lagi kalau bukan si pemilik kamar bernuansa pink putih itu.

Taehyung berjalan mendekati gundukan tersebut yang diyakininya adalah Jungkook. Jika eommanya menggunakan kekuatan dua tangan sepuluh jari, maka Taehyung tidak akan melakukan hal yang sama.

Kini ia mulai berjalan menuju kasur queen size tersebut. Disingkapnya sedikit pada bagian kepalanya. Hingga terlihat wajah lelap dari gadis yang kini mulai mengisi hatinya.

Wajahnya menghadap pada jendela sebelah kirinya, yang artinya menghadap pada Taehyung juga karena pria itu duduk di tepi ranjang Jungkook. Perlahan ia dekatkan wajahnya pada telinga kanan Jungkook. Menghirup sedikit aroma khas dari wanita tersebut. 'Belum mandi saja aromamu sangat memabukkan, apalagi sudah mandi?' batin Taehyung seraya menyeringai.

Dirasa cukup menghirup wanginya, Taehyung mulai membisikkan kata-kata tepat di telinganya.

"Nae dalkomhan tokki, bangunlah." Jungkook hanya menggeliat tak nyaman karena telinganya seperti digelitiki sesuatu.

"Engh... Nanti dulu, aku masih mengantuk." Ucapnya yang kembali tertidur. Kali ini badannya pun ikut menghadap ke arah kirinya.

Tidak ada perubahan lagi dan Jungkook malah semakin tertidur, Taehyung kembali membisikkan kata-kata pada telinga wanita tersebut yang dia jamin akan membuatnya bangun.

Is He My Bo(y)ss??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang