"Intinya, kau harus percaya padaku apapun yang terjadi."
"M-maksudmu?"
Hembusan nafas lelah menjadi awal dari jawabannya. "Hah... Maafkan aku. Pernikahan kita harus dibatalkan."
"Apa?!"
.
.
."EOMMA AKU TIDAK INGIN MEMBATALKAN PERNIKAHAN INI!"
"Ya kalau tidak bisa ya sudah jangan memaksa."
"GAK MAU TAHU, YANG JELAS AKU INGIN TETAP MENIKAH BESOK. TIDAK ADA TUNDA-TUNDAAN ATAU PEMBATALAN!"
"Terus mau gimana lagi? Toh ini cuma ditunda. Kalau urusannya selesai kan kalian bisa langsung menikah."
"TAPI ITU KAN LAMA, EOMMA~"
"Cuma sebulan masa lama? Tunggu aja."
"AAAAA GAK MAU TAHU POKOKNYA BESOK NIKAH!"
"Kamu tuh ya, ya ampun. Sudah ih, tidak malu dilihatin Jungkook? Masa CEO yang dikenal tegas, angkuh, meluk eomma sambil ngerengek begini? Eomma pegel nih, sudah hampir satu jam kamu meluk eomma."
Begitulah, semenjak Taehyung membawa Jungkook ke rumahnya lelaki itu dengan tidak tahu malunya langsung merengek dan berteriak agar pernikahannya tetap dilaksanakan besok.
Tentu saja hal ini mengejutkan bagi Jungkook. Bukankah yang seharusnya merengek itu Jungkook karena Taehyung harus pergi dan mereka terpaksa menundanya? Sungguh di luar perkiraannya.
"Ya makanya jangan ditunda. Suruh siapa saja pergi ke sana, kenapa harus Tae sih?!"
"Hah... Tunggu appa mu pulang dulu, biar dia yang jelaskan agar kamu langsung mengerti."
"Ya sudah. Kapan memangnya appa pulang?"
"Sebentar lagi, eomma menyuruhnya membeli beberapa karangan bunga untuk kalian menikah besok. Tapi begitu Namjoon menelfon eomma tadi dan mengatakan kalau kau harus pergi ke luar negeri, appa mu kembali lagi ke toko tadi untuk membatalkannya."
Taehyung menjawabnya dengan anggukan.
"Ngomong-ngomong, apa kau masih betah seperti ini? Eomma pegal nih, Tae. Kebas semua. Ayo lepaskan. Masa mau menikah masih meluk eomma. Tuh ada Kookie, peluk saja dia."
Mendengar ucapan calon mertuanya, Jungkook hanya membelalakkan matanya. Bukan tidak senang dengan perkataannya, hanya saja ia terkejut. Calon mertuanya bisa sefrontal itu.
Lain lagi dengan Taehyung. Ia langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Jungkook yang tengah terkejut.
"Benar juga. Kenapa aku tidak memikirkan itu." Gumamnya.
"Itu karena kau bodoh." Celetuk Baekhyun yang membuat Taehyung membelalakkan matanya.
"Mwo? Aku tidak bodoh, eomma. Aku memiliki lulus dengan nilai terbaik dan tertinggu, dan aku adalah mahasiswa cum laude. So, aku tidak bodoh." Protesnya.
"Ya, ya, ya. Eomma tahu kau tidak bodoh dalam akademik. Tapi kau sangat bodoh dalam hal percintaan dan urusan hati."
Merasa tertohok dengan ucapan eommanya, Taehyung hanya menundukkan kepalanya. Ia tahu kalau selama ini ia tidak pandai dalam hal percintaan. Karena itu, ia tidak bisa melakukan sesuatu hal yang romantis. Yang ada malah jadi kaku.
"Aku tahu itu. Karena itulah aku membutuhkan Jungkook di sampingku."
Jungkook merasa sedikit tersentuh dengan ucapan Taehyung. Memang bukan kalimat yang romantis, tetapi pengakuannya yang membutuhkan dirinya atas perkataan calon mertuanya itulah yang membuat ada sedikit rasa asing di hatinya. Rasa yang tidak pernah muncul sejak pertama kali ia bertemu dengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is He My Bo(y)ss??
Teen Fiction"you are mine"-KTH "what do you mean?"-JJK Cerita tentang seorang perempuan yang harus dipindahkerjakan karena sebuah paksaan. Namun, siapa sangka, yang awalnya dia berfikir akan tersiksa, justru dibahagiakan pada akhirnya. Penasaran??? Langsung aja...