"Hal yang paling menyakitkan bagi cowok itu adalah harus merelakan orang yang dia sayang demi kebahagiaan orang itu. Dan dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain menjadi penonton"
-Fahreza Mahendra-
*****
Pagi ini begitu cerah, secerah wajah Lia yang tengah berpamitan kepada kedua orang tua nya untuk pergi kesekolahnya.
Hari ini merupakan hari pertama bagi Lia dan teman-temannya menempati tahun ajaran baru.
Lia mengendarai motornya dengan perasaan bahagia. Tak ada lagi rasa sedih seperti satu minggu yang lalu. Ah mengingat kejadian satu minggu yang lalu membuat Lia tersenyum kecut.
Tak ingin kembali larut dalam kesedihan. Lia segera mengganti raut wajahnya kembali menjadi ceria.
Namun itu semua tak berlangsung lama. Lagi-lagi Lia tersenyum kecut saat matanya tanpa sengaja menangkap seorang cowok dan cewek yang tengah berboncengan.
Lia tentu saja mengenal mereka. Mereka adalah Reza dan Nisa.
Reza membonceng Nisa, dan hal yang lebih menyakitkan dari itu adalah tangan Nisa memeluk pinggang Reza.
Tunggu dulu, kenapa seragam yang dipakai oleh Nisa sama dengan seragam yang dipakai oleh dirinya dan Reza? Apa jangan-jangan Nisa pindah kesekolahnya? Kalau benar, Lia tak akan tau gimana nasib hatinya untuk kedepannya.
*****
Dugaan Lia tentang kepindahan Nisa ternyata benar. Cewek itu masuk kekelas 11 IPS B. Untung saja tidak satu kelas dengannya.
"Murid baru itu ada hubungan apa sih sama kak Reza?" tanya Yola yang kepo. Cewek itu menunjuk kearah Reza dan Nisa yang tengah makan berdua dikantin.
Saat ini Lia dan teman-teman sedang berada dikantin. Memang sekarang sudah jam istirahat pertama.
"Pacarnya."
Jawaban Lia sukses membuat keenam sahabat dari gadis itu kaget dan menghentikan makan mereka.
"Demi apa lo?"
"Beneran Lia?"
"Jadi buat apa dong dia deketin lo kalau udah punya pacar." kata Key emosi.
"Entah lah." Lia mengedikan bahunya acuh.
"Biarin aja mereka, gue gak papa kok." ucap Lia seolah dia setrong. Setres tak tertolong maksudnya.
"Sok tegar lo, kemaren aja galau kaya orang ditinggal pacarnya mati." cibir Ana mengingat bagaimana mengeneskannya Lia saat Reza meninggalkan gadis itu.
"Yang kemaren gak usah diingat Na." Lia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu malu.
"Kaya mayat idup." celetuk Yola.
"Kaya patung berjalan." Kia menambahi.
"Kaya..."
"Stop deh, gue malu tau." Lia memotong ucapan Key. Pipi gadis itu memerah layaknya kepiting rebus.
Keenam sahabat Lia tertawa, lebih tepatnya menertawakan Lia. Mereka merasa senang telah membully Lia. Sebenarnya tujuan mereka baik, mereka ingin membuat Lia tertawa. Meski dengan cara seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReLia ✓
Teen Fiction(Judul awal Penantian Cinta) Hanya kisah sederhana antara Reza dan Lia. Reza yang mengejar, dan Lia yang selalu menghindar. Disaat Lia mulai menerima kehadiran Reza, perempuan di masa lalu Reza justru kembali. Lalu, akankah Reza memilih Lia atau jus...