ReLia ~ 23

147 14 36
                                    

"Lebih baik kehilangan cowok yang kita cintai dari pada harus kehilangan satu sahabat baik kita."

-Shelia Rahayu-

*****

Satu minggu setelah percakapan Lia dan Reza didepan toilet perempuan waktu itu. Kini Lia dan Bagas semakin dekat saja. Lia tak menuruti perintah Reza pada waktu itu. Lagi pula Lia berpikir, untuk apa dia masih mengharapkan cowok yang akan bertunangan itu.

Saat ini Reza, Nisa, Bagas, dan Arif tengah makan dikantin.

"Rif, cara nyatain perasaan yang romantis itu gimana ya?" Bagas bertanya pada Arif disela-sela makannya. Cowok itu menatap penuh harap pada sang sahabat. Diantara mereka Arif yang paling mengerti tentang perempuan.

"Emang lo mau nembak siapa?" tanya Arif.

"Lia."

Reza langsung menoleh ketika mendengar nama Lia disebut. Cowok itu menatap kearah sang sahabat dengan tatapan tajamnya. Kedua tangannya bahkan sudah mengepal.

"Maksud lo apa hah?" tanya Reza dingin pada Bagas.

Bagas tersenyum miring. "Gue mau Lia jadi pacar gue, apalagi emang." jawab Bagas santai. Cowok itu menyeruput es teh nya dengan begitu tenang.

Nisa menghentikan makannya saat merasakan aura permusuhan diantara Reza dan Bagas. Sungguh cewek itu tak mengerti apa-apa.

Sementara Reza, cowok itu semakin mengepalkan kedua tangannya. Amarah mengusai diri cowok itu.

Bukkk

Tanpa aba-aba Reza memukul rahang Bagas kuat. Cowok itu bahkan sudah bangkit dari tempat duduknya. Wajah Reza memerah karena emosi.

Bagas menyentuh rahangnya yang terasa sakit. Cowok itu pun bangkit dari tempat duduknya. Bagas tak terima Reza memukulnya. Cowok itu pun balas memukul Reza.

"Reza, Bagas udah..." Arif berusaha melerai dua cowok yang tengah berkelahi itu. Begitu juga dengan Nisa.

*****

Lia saat ini tengah asik mengerjakan tugas Sejarah. Dia lupa mengerjakannya, dan hari ini tugas itu akan dikumpul.

"Lia, Reza berantem sama Bagas dikantin." teriak Key panik. Cewek itu baru saja datang dari toilet dan dia dikasih tau teman sekelasnya.

Lia berhenti mengerjakan. Cewek itu pun bangkit dari duduknya lalu berlari keluar dari kelasnya yang diiringi oleh Key.

Saat tiba dikantin, Lia bisa melihat wajah Reza dan Bagas yang sama-sama bonyok.

"Urusan lo apa kalau gue mau nembak Lia hah?" Lia bisa mendengar suara lantang Bagas. Cewek itu menegang, lalu menatap kesampingnya yang kini berdiri Key dengan wajah syoknya.

"Key." Lia hendak meraih lengan Key namun langsung ditepis cewek itu.

"Lepasin." kata Key dingin. Meski begitu cewek itu masih setia berdiri disamping Lia. Ia masih ingin mendengar kelanjutannya.

"Lo tau kan selama ini gue cinta sama Lia, kenapa lo mau nikung gue hah?" teriak Reza.

"Gue nikung lo?" Bagas terbahak. "Lo siapa Lia emang?"

Reza tak menjawab. Cowok itu hanya diam.

"Lo sama Lia gak ada hubungan apa-apa. Lagi pula lo sekarang udah punya calon tunangan."

"Jadi cowok jangan serakah. Lia gak ada yang punya, jadi siapa aja berhak buat deketin dia. Termasuk gue."

"Asal lo tau ya Za, gue sama Lia pernah deket pas SMP. Gue lebih dulu kenal sama dia daripada elo. Bahkan gue lebih dulu suka sama dia. Demi lo, gue coba hilangin perasaan gue buat dia. Tapi karena lo sekarang malah nyia-nyiain dia, gue yang bakal ngejar Lia."

Reza terdiam mendengar semua perkataan Bagas. Reza tak pernah tau kalau ternyata sahabatnya itu mencintai Lia.

Reza keluar dari kantin. Cowok itu berjalan menuju rooftop sekolah.

Nisa yang melihatnya pun langsung mengejar cowok itu. Dia sangat terkejut saat mendengar Reza mencintai Lia. Pantes saja Nisa dulu sering mendapati Reza dan Lia berdua.

Sementara Bagas langsung terduduk lemas. Dia mengatakan semuanya tadi karena dia emosi dengan cowok itu.

*****

Lia sangat syok setelah mengetahui semuanya. Key bahkan langsung pergi entah kemana setelah mengetahui kalau Bagas mencintai Lia.

Lia berjalan dikoridor, dia menundukan kepalanya saat mendengar orang-orang membicarakannya.

"Lia." Lia menghentikan langkahnya saat mendengar namanya dipanggil. Cewek itu pun menoleh kebelakang. Dia mendapati Adit berjalan kearahnya sambil tersenyum lebar.

Lia pun membalas senyuman lebar Adit dengan senyuman yang dipaksakan.

"Cieeee yang direbutin sama kakel." goda Adit. Cowok itu tak menyadari wajah masam Lia.

Lia tak menjawab. Cewek itu melanjutkan jalannya menuju kelas.

"Eh tunggu dong." Adit mengejar langkah Lia yang terburu-buru. Dengan santainya cowok itu melingkarkan tangannya keleher Lia yang membuat orang-orang disekitar mereka semakin salah paham terhadap Lia.

Tak terasa keduanya sudah sampai didalam kelas.

Adit melepaskan rangkulan tangannya dileher Lia dan berjalan menuju teman-temannya.

Sementara Lia berjalan menuju kursinya.

"Li lo gak papa kan?" tanya Ana khawatir.

"Key mana?" bukannya menjawab pertanyaan Ana, Lia malah balik bertanya.

"Kita gak liat Key masuk setelah kejadian dikantin tadi." jelas Kia.

Lia tersenyum kecut. Cewek itu pun menelukupkan kepalanya dibalik kedua tangannya. Tanpa sadar cewek itu menangis. Sungguh, lebih baik Lia kehilangan cowok yang dia cinta dari pada harus kehilangan satu sahabat baiknya.

---TBC---

Makin deket sama ending nih

Sad ending apa happy ending ya?

Vote dan komennya

ReLia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang