ReLia ~ 29

177 13 6
                                    

"Usaha tak akan pernah menghianati hasilnya jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh."

-Shelia Rahayu-

*****

Lia membekap mulutnya dengan tangannya. Pertama kalinya Lia menangis dihadapan Reza setelah 3 bulan menahannya. Lia sudah lelah. Cewek itu tak mampu lagi untuk menahan tangisnya.

Lia menggenggam telapak tangan Reza. Cewek itu masih terisak.

"Sampai kapan kamu gini terus? Kamu gak kangen apa sama keluarga kamu? Sama temen-temen kamu? Sama aku?" Lia memelankan ucapannya diakhir.

"Kamu bikin semuanya takut Za. Takut kamu gak bangun lagi."

"Emang waktu 3 bulan gak cukup ya Za?"

Lia menangis sejadi-jadinya diruang Reza. Cewek itu tak perduli lagi. Persetan jika Nisa mendengar suara tangisnya. Lia yang kuat tak pernah ada, itu hanya kepura-puraan dari Lia yang sebenarnya lemah.

Setetes cairan bening mengalir dipipi Reza. Lia mengerjapkan matanya untuk memperjelas apa yang dilihatnya itu. Apa kah ini tanda-tanda Reza akan bangun? Lia langsung menghapus air matanya kasar. Cewek itu tersenyum senang.

Namun nyatanya setelah 15 menit Lia menunggu tak ada juga tanda-tanda Reza bangun dari tidur panjangnya. Cowok itu rupanya masih betah untuk tidur.

Lia menghela napasnya kasar. Cewek itu tersenyum lalu membalikan badanya keluar dari ruang ICU.

*****

Nisa berdiri cemas didepan pintu ICU. Dia mendengar suara isak tangis Lia tadi. Nisa takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Ceklek

Pintu ICU terbuka. Menampakan Lia dengan mata sembabnya.

Lia melepas baju sterilnya. Cewek itu pun duduk dikursi tunggu.

Nisa juga mendudukan bokongnya dikursi tunggu.

"Lo kenapa? Gak terjadi sesuatu yang burukkan didalam?" Nisa bertanya cemas.

Lia menggelengkan kepalanya. "Gak ada yang terjadi. Gue cuma takut kalau Reza gak bangun lagi." Lia kembali terisak.

Nisa yang melihatnya langsung membawa tubuh cewek itu kepelukannya. Nisa mengusap rambut panjang Lia dengan lembut.

"Kita sudah sejauh ini. Gue harap lo jangan berhenti ditengah jalan."

*****

Lia merebahkan tubuhnya keatas ranjang setelah selesai sholat maghrib.

Lia memejamkan kedua matanya.

"Mau gue anter pulang?"

"Gak usah."

"Yakin? Jam segini mana ada angkot atau bis."

Lia membuka kedua matanya. Ingatannya berputar pada hari dimana Reza mengajaknya pulang bareng. Lia masih ingat betul hari itu dia menolak ajakan Reza dan memilih menaiki taksi. Itu waktu dia masih kelas 10 dan Reza kelas 11.

"Ada apa ya kak?"

Reza menghela napasnya kasar kemudian menatap lekat kearah Lia membuat gadis itu risih karenannya.

ReLia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang