ReLia ~ 24

140 13 32
                                    

"Terima kasih kamu sudah mengajari aku bahwa cinta itu tak harus memiliki."

-Fahreza Mahendra-

*****

Nisa berjalan perlahan menghampiri Reza yang saat ini tengah bersandar dipagar pembatas Rooftop.

Tatapan Reza kosong.

"Reza." panggil Nisa pelan.

Reza menoleh. Cowok itu tersenyum kecil.

"Kamu gak papa kan?"

Reza menganggukan kepalanya.

"Sorry Za, aku baru tau kalau kamu suka sama Lia." Nisa meringis.

"Aku bakal batalin pertunangan kita."

Reza langsung menatap Nisa saat mendengar cewek itu berniat membatalkan pertunangan mereka. Reza menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangan dibatalin."

"Tapi Za...."

"Tolong jangan dibatalin." pinta Reza lirih.

Nisa menghembuskan napasnya kasar. "Za, kalau kamu cinta sama Lia kejar dong. Jangan bikin diri kamu kesiksa." kata Nisa tegas. Hati Nisa begitu sakit saat mengatakannya. Mau bagaimana pun Nisa sangat mencintai cowok yang berdiri didepannya ini.

"Bagas cinta sama Lia. Gue gak mau nikung dia lagi."

"Tapi kamu juga cinta sama Lia Za."

"Gue udah punya lo." kata Reza tegas.

"Lagi pula benar kata Bagas, gue jadi cowok terlalu egois." lanjut Reza lirih.

"Kamu gak cinta sama aku."

"Makanya lo harus bikin gue cinta lagi sama lo." kata Reza sambil menatap dalam mata Nisa. Reza rasa untuk mencintai Nisa kembali tak akan susah.

*****

Key menghapus sisa-sisa air matanya. Key benar-benar tak menyangka dengan apa yang dia dengar dikantin tadi. Cowok yang dia cintai ternyata mencintai sahabatnya sendiri.

Key saat ini tengah berada ditaman belakang sekolah.

"Lo berengsek Gas." Key lagi-lagi menghapus air matanya yang kembali keluar saat mengingat kejadian dikantin tadi.

"Gue bodoh udah jatuh cinta sama cowok berengsek kaya lo."

"Gue bodoh." Key mengacak rambutnya sendiri. Melampiaskan kekesalannya.

"Gue bener-bener bodoh."

*****

Pagi ini Lia sudah duduk manis dikursinya. Dia menunggu Key untuk minta maaf pada cewek itu. Semalam dia tak sempat minta maaf karena Key tak kembali lagi kekelas sampai jam pulang.

Senyuman Lia merekah saat melihat sosok yang dia tunggu-tunggu masuk kedalam kelas. Lia langsung menghampiri Key yang baru saja meletakan tas nya diatas meja.

"Key." panggil Lia ceria. Tak lupa dengan senyuman manisnya.

Namun senyuman Lia perlahan memudar saat mendapati tatapan tajam dari Key.

"Gue mau ngomong Key."

"Mau ngomongin apa? Gue rasa gak ada yang perlu kita omongin lagi." ucap Key sinis.

ReLia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang