5. Keras Kepala

85.4K 5.4K 194
                                    


WARNING!

Cerita ini mengandung unsur semacam kekerasan, omongan kasar, dan beberapa hal buruk yang tidak pantas ditiru.

Semua tokoh, ras, agama, latar, hanya fiktif belakang.

Ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya.

Selamat membaca!!

 



“Jangan merasa jadi orang paling menyedihkan, kamu gak tau jika di luaran sana. Banyak orang yang ternyata tersenyum untuk menyembunyikan luka.”

-Trigonometri-

 









“Ini.”

Althaf menerima sebuah kunci motor dari seorang siswa bernama Faiz, yang tidak lain adalah salah satu siswa yang juga sering menjadi target bully oleh kakak kelasnya.

Althaf tersenyum penuh kemenangan. “Bagus…bagus, nih buat lu!” Althaf memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan pada Faiz. Faiz menerimanya lalu bergegas pergi.

Juno, Alam, dan Rafa, mulai bertanya-tanya, bagaimana bisa Faiz mengambil kunci motor milik Kelvin, sedangkan Kelvin selalu membawa kunci motornya ke mana-mana.

“Kok bisa ambil ya?” tanya Rafa. Althaf menatap Rafa.

“Gak usah peduliin, yang penting dapet nih kuncinya,” balas Althaf.

Alasan Althaf mengambil kunci motor milik Kelvin, adalah, dia ingin membalas perbuatan Kelvin. Jadi, karena balapan semalam, Kelvin seenaknya menjual motor Althaf di media sosial dengan harga yang jauh di bawah standar. Dan yang paling membuat Althaf mengumpat berkali-kali adalah. Motor miliknya sudah terjual pagi tadi. Bisa gila dia kalau motornya tidak balik.

Juno mengecek gawai, cowok itu baru saja mengupdate foto motor Kelvin di akun fakenya, menjual motor Kelvin dengan harga dua puluh juta, ya kali Jun. Itu motor harganya miliyaran.

“Dua puluh juta aja nih?” tanya Juno.

“Serah lu dah, yang penting, motornya gak bakal jadi milik Kelvin lagi,” jawab Althaf.

Mata Rafa membulat. “Heh bangsat! Jual ke siapa? Sini gue aja yang beli. Bisa-bisanya Cuma dua puluh juta.”

“Gak ada surat-suratnya, Nyet!” jawab Alam sembari memberi jitakan dikepala Rafa.

“Ya, tapi ini murah banget.” Rafa menghela napas kasar.

Juno tersenyum tipis. “Anjing, udah ada yang nawar aja nih.”

Althaf, Alam, dan Rafa, mendekat ke arah Juno. Mereka mepet-mepet pada Juno, untuk melihat layar gawai cowok itu. Althaf tersenyum, rasa lega menghampirinya. Akhirnya dia bisa membalas perbuaatan Kelvin.

“Langsung kasih atau gimana?” tanya Juno pada Althaf.

“Langsung aja lah, yuk ikut gue ambil motornya.” Ajak Althaf. “Eh, tapi siang nanti, gue bakal ke perlombaan Hasna, ingetin gue ya, takut lupa,” ucapnya lagi pada tiga sahabatnya.

TRIGONOMETRI [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang