15. Bangun Bahagia

60.6K 3.4K 35
                                    

WARNING!

 

Cerita ini mengandung unsur semacam kekerasan, omongan kasar, dan beberapa hal buruk yang tidak pantas ditiru.

Semua tokoh, ras, agama, latar, hanya fiktif belakang.

Ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya.

Selamat membaca!!

 

 

 

“Rasanya gak akan ketemu kalo kita cari yang namanya kebahagiaan, tapi kalo kita bangun kebahagiaan itu sendiri, kita bakal dapat apa yang kita sebut bahagia.”

-Altan-

Dalam novel ‘Trigonometri’

 





Alam dan Rafa memberi tatapan tajam pada Juno. Alasan mereka seperti itu karena mereka marah, bisa-bisanya Juno dan Althaf menyembunyikan hal penting dari mereka, bagi Alam dan Rafa, ini sudah melukai harga diri sebagai sabahat. Ngakunya sahabat, tapi masalah seperti itu tidak dibagi bersama.

“Otak lu di mana sih? Bangsat. Lu anggap kita apa?!” Rafa membuang wajah dari Juno, sedangkan Juno, masih diam, dia terima saja dikatai Bangsat, anjing, dan hewan kebun binatang lainnya oleh Alam dan Rafa. Karena memang dia merasa bersalah karena tidak menceritakan menyakit mental yang Athaf derita.

Alam kembali mengembuskan napasnya kasar, dia tahu benar sifat Juno, Juno termasuk dalam kategori orang yang setia, jujur, dan tanggung jawab, dia juga orang yang mampu menjaga rahasia dengan begitu apiknya. Juno seperti ini juga karena Althaf yang melarangnya untuk bercerita.

“Harusnya lu gak usah ikutin keinginan Althaf, harusnya lu cerita ke kita dan kasih tau kondisi Althaf sama Om Atlas dan Tante Hafsah, kalo udah parah kayak gini, yang mau disalahin siapa?” Meski sangat marah pada Juno, Alam berusaha menahannya, bagaimana pun juga, Juno telah berusaha dengan baik untuk merawat Althaf secara sembunyi-sembunyi.

“Gue minta maaf.” Hanya itu yang mampu diucapkan oleh Juno.

“Rahasia apa lagi yang lu sama Althaf sembunyiin dari kita?” tanya Rafa tanpa berniat menatap Juno.

“Enggak ada,” balas Juno jujur. Alam dan Rafa mengangguk.

Alam mengulurkan tangan, menyentuh bahu Juno dan mengusapnya lembut. “Lu harus cerita ke kita kalo ada apa-apa, kita ini sahabat, Jun, iya kali ngaku sahabat tapi tingkahnya masih main rahasia-rahasiaan, ya memang kita perlu privasi dalam hidup, tapi seenggaknya, kalo masalah kayak gini nih, lu harus cerita. Kita ada buat lu dan Althaf.”

Juno mengangkat wajah, menatap wajah Rafa dan Alam. “Sekali lagi gue minta maaf, gue pikir semua bakal baik-baik aja, tapi nyatanya malah parah kayak gini.”

“Udah kita maafin,” balas Rafa. “Terus ini Kelvin sama kacung-kacungnya mau diapain?”

Juno menghele napas pelan. “Kalo kita balik serang, rasanya gak mungkin juga. Ini murni Althaf yang mulai, dia bakar markas Kelvin, tapi untungnya Althaf gak ketahuan—“

TRIGONOMETRI [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang