“Ada dua hal yang kita dapatkan saat mencintai seseorang, yaitu kita dapatkan dia atau ikhlaskan dia.”
-Trigonometri-
-
-
-
-
-
-Altan melipat sajadah, lalu menaruh al-qur’an ditempat semula. Dia melangkah keluar dari Masjid, diteras depan, dia melihat Zameena yang tampak menunggu seseorang. Altan tak ingin menyapa karena dia takut hatinya semakin berat untuk pergi.
Zameena yang melihat Altan pergi begitu saja, lantas mengejar pemuda itu. “Altan tunggu!”
Altan menghentikan langkah dipelantaran Masjid. “Ada apa?” tanyanya dengan wajah datar.
Zameena memberikan sebuah paper bag padanya. “Untukmu.”
Altan menatapnya dan ragu untuk mengambil paper bag tersebut.
“Ambil, saya buat roti semalam. Dan ini saya bagi buat kamu,” ucap Zameena lagi.
Altan menerimanya. “Terima kasih.” Setelah itu Altan pergi meninggalkan Zameena, sudah cukup dia tak ingin lukanya semakin dalam, jalan satu-satunya adalah ikhlas, seperti yang Mamahnya katakan kemarin malam.
“Ada dua hal yang kita dapatkan saat mencintai seseorang, yaitu kita dapatkan dia atau kita ikhlaskan dia.”
Zameena menatap kepergian Altan, sebentar lagi dia akan dikhitbah oleh laki-laki pilihan Abinya. Zameena tidak pernah menyesal pernah mencintai pemuda seperti Altan meski hatinya sakit karena apa yang dia harapkan tak dapat dimiliki.
***
Althaf dan Juno duduk di lobi sebuah agensi besar yang ada di Indonesia, mereka datang dengan masih mengenakan seragam sekolah.
Juno menatap layar ponselnya. “Alam sama Rafa katanya nungu di warung bakso deket sini.”
Althaf mengangguk. “Iya udah, nanti kita nyusul.”
“Althaf?”
Althaf menoleh, detik berikutnya dia berdiri dan menyalami laki-laki yang baru saja berdiri dihadapannya. “Om Haris.”
Haris tersenyum bangga karena akhirnya Althaf menghubunginya dan bilang ingin mencoba jadi aktor. Pandangan Haris juga beralih pada Juno, sosok yang sama-sama tampan seperti Althaf.
“Hallo.” Sapa Juno diakhiri dengan senyum. Haris langsung terpukau dengan senyum Juno yang tidak kalah manis dengan Althaf.
“Temenmu?” tanya Haris.
“Iya.” Althaf menepuk bahu Juno. “Namanya Juno, dia nganter gue.”
“Mau sekalian join ke agensi kami?” tanya Haris tanpa basa-basi dan tentu saja langsung ditolak dengan sopan oleh Juno.
“Saya punya cita-cita, Om. Kalo Althaf kan gak punya, makanya ke sini.”
Haris tertawa mendengar jawaban Juno, Enggak Althaf enggak temannya. Sama aja tingkahnya.
“Juno tunggu di sini ya, saya pinjam Althafnya dulu.”
“Iya Om.”
Althaf mengikuti Haris menuju sebuah ruangan, yang ternyata itu ruangan dari CEO MS Entertainment. Althaf bertemu langsung dengan CEO sekaligus pemilik dari agensi tersebut, yang bernama Masayu Widjacksono. Perempuan yang jika Althaf amati usianya tidak jauh beda dari Mamahnya.
“Hallo Althaf, saya Masayu.”
“Althaf.” Mereka berjabat tangan kemudian Masayu mempersilakan Althaf untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIGONOMETRI [Segera Terbit]
Romance📝 FIKSI REMAJA [ Nadia Pratama X Wahyudi Pratama ] Dulu ada yang pernah bertanya padaku, ingin menjadi apa aku ini saat dewasa nanti. "Aku ingin menjadi sinar mentari yang dengan gembira menyinari dunia yang gelap ini. Lalu berubah menjadi bintang...