bagian 2 dari kisah masa kecil #CHAP1

185 17 2
                                    

Mendengar cerita dari Elske aku merasa sangat sedih meski aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Tetapi dengan aku menjadi temannya mungkin dapat membuat dia lebih bahagia. Sejak saat itu Elske selalu bersama denganku, dia tak pernah mengganggu ku. Bahkan, saat aku pergi dia memilih untuk tinggal di rumahku, mungkin karena merasa nyaman. Hari ini adalah 2 tahun meninggalnya nenek ku, orang tuaku mengajak ku untuk pergi ke makam nenek. Saat aku hendak pergi aku mencari Elske untuk memberi tahu aku sedang pergi. Semenjak Elske berada di rumah aku sudah tidak kesepian lagi. Ya, meski aku tau dia bukan manusia lagi tapi dia juga pernah menjadi manusia. Kami pun berangkat menuju makam, perjalanan yang cukup jauh membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke tempat itu. Akhirnya kami sampai, dan seperti biasa malam memang cukup ramai untuk tempat 'mereka'. Kami menuju makam nenek, setelah berdoa aku menoleh ke samping. Dengan bau amis darah yang cukup menyengat hingga membuat ku mual.
Aku melihat sosok yang begitu tinggi, dengan perut yang robek seperempat bagian. Darah yang terus menetes dari perut itu, makhluk itu matanya yang begitu kecil tapi seolah memiliki pandangan yang cukup tajam. Aku tak memperdulikannya tapi tiba tiba saja ia di depan ku, membuat aku berhenti sejenak. Sepertinya dia tau kalau aku bisa melihatnya.
"Apa kau bisa melihatku ?" tanya nya
"ya" kataku
"Apa kau ingin berteman denganku. Aku merasa kesepian di sini"
Aku berpikir sejenak, aku juga merasa kasian dia seperti Elske yang menyendiri. Mungkin jika aku berteman dengannya dia pasti ikut ke rumah ku, dan Elske akan memiliki teman yang sama.
"Baiklah. Tapi ada syaratnya"
"Apa syaratnya akan ku lakukan."
"Rubah dirimu seperti wujudmu manusia yang dulu"
Dan seketika dia merubah wujudnya, wajahnya ternyata putih mulus dan cukup tampan. Kami pun pulang ke rumah.
Sesampai di rumah aku memanggil Elske, tapi dia belum muncul juga. Aku mengajak dia ke kamar ku.
"Aku belum tau namamu, namamu siapa?" kataku
"Aku Howard"
"oke Howard, namaku Arza. Kau bisa tinggal di sini."
"Wah.... Siapa ini" tiba tiba saja Elske muncul di balik jendela
"Ini teman baru, Howard." Kata ku
"Arza, Arza...." panggil ibu. Baiklah kalian berkenalana dulu aku di panggil ibu ku.

Tepat Di saat aku telah masuk kuliah, aku kehilangan dunia ku. Saat itu tepat seminggu sebelum masuk kuliah. Orang tua ku mengajak ku untuk pergi jalan jalan, ke luar kota. Sering kali aku menolak untuk pergi, dan juga menyuruh agak tidak usah pergi. Aku memiliki sebuah alasan yang kuat, memiliki firasat yang sangat tidak enak. Hingga saat sedang minum aku melihat bayang bayang, seperti cuplikan sebuah kejadian. kami mengalami kecelakaan akibat di tabrak oleh sebuah truk. Tapi aku tidak terlalu mempedulikan nya juga, jadi akhirnya kami berangkat ke luar kota. Begitu juga dengan Elske dan Howard. Mereka memilih tinggal di rumah dan menjaga rumah saja. Sampai di tujuan tidak mendapat sesuatu yang buruk, tetapi bagi ku. Salah satu hal yang masih teringat di kepala saat itu, sebuah warung makan tempat aku dan keluarga ku makan. Awalnya aku lihat cukup ramai di sana, dan ayah ku mengajak untuk makan di warung itu. Saat aku melihat ke dalam ternyata begitu banyak makhluk halus, berukuran seperti anak sd tapi tidak seperti manusia. Aku menyangka itu adalah jin, jin yang digunakan untuk pesugihan. Aku meminta ayah untuk mencari di lain tempat aja karena begitu ramai kataku. Aku tidak memberitahu apa yang ku lihat karena orang tua ku tidak percaya hal seperti itu. Ayah ku pun setuju dan pindah ke tempat lain. Saat di warung yang lain masih sama warung itu juga menggunakan jin tapi tidak begitu ramai. Terpaksa aku makan di warung itu, gak enak sama ayah, harus pindah terus.

Akhirnya aku makan di warung itu, karena terpaksa juga. Saat aku makan aku tidak nyaman saja karena begitu banyak jin di dalam warung tersebut. Mungkin karena aku lapar jadi tidak aku pedulikan, aku makan dengan cepat dan segera keluar warung itu. Karena sudah selesai untuk jalan jalan ayah memutuskan untuk pulang. Sekarang sudah menunjukkan pukul 6 sore, kami masuk ke mobil dan ayah ku menyalakan mesin mobil lalu berangkat.

Pada saat perjalanan pulang inilah aku merasa tidak enak bahkan, sempat pusing seperti ada yang akan terjadi. Jam tangan ku menununjukkan pukul 8, kurang 1 jam setengah kami akan sampai kerumah. Tiba tiba saja pikiranku seolah melayang kemana, tak lama kemudian kembali normal lagi. Tapi saat itu aku merasa sangat gelisah. Ayah ku sama ibu ku berteriak keras saat melihat ada truk yang oleng didepan akhirnya kami mengalami kecelakaan yang cukup parah. Malam itu aku tidak sadar aku seolah meraba raba kedalam kegelapan dan mencari seberkas cahaya.

Aku tersadar dengan kepala yang sedikit pusing. Darah yang berada di pakaian ku ini cukup banyak. Hal ini seperti yang aku bayangakan pada saat kemarin minum air. Anehnya aku tidak mendapat sebuah luka sedikitpun. Aku melihat ayah dan ibuku mereka dinyatakan tewas, aku sangat sedih seolah dunia ku hilang begitu saja. Aku hanya seorang diri, sebatang kara, tak memiliki seseorang yang aku cintai lagi.

Aku mencari ponsel ayah yang aku pinjam saat sedang perjalanan pulang, mencari cari di saku celana dan ternyata masih dalam keadaan bagus, tidak rusak. Aku segera menghubungi paman ku dan mengatakan bahwa kami mengalami kecelakaan. 1 jam berlalu akhirnya paman ku datang ke rumah sakit. Ia sangat terkejut mengenai hal itu, melihat kakaknya yang tewas akibat kecelakaan ia sangat sedih. Aku pun pulang di rumah paman sambil bercerita kejadiannya. Pagi itu pamanku dan juga bibi menuju kerumah sakit, dan meminta agar membawa jenazahnya ke rumah. Sesampai dirumah pamanku mengadakan kegiatan doa untuk orang tua ku. Setelah itu mempersiapkan untuk segera di bawa ke makam, orangtuaku dimakamkan dekat makam nenek ku. Aku sangat sedih dengan kejadian yang menimpamu itu. Aku berpikir kenapa aku tidak ikut tewas saja. Teman temanku Elske dan Howard mereka menghiburku saat aku sedang sedih. Sekarang aku hanya memiliki mereka berdua saja. Walaupun mereka adalah hantu.

Setelah pemakaman aku memutuskan untuk membereskan rumah. Aku akan pindah ke kos ku yang dekat dengan kampus. Jarak yang cukup jauh karena berbeda provinsi. Saat itu paman ku menghampiri ku,
"Za, apa yang akan kamu lakukan dengan rumah ini?" tanya pamanku.

"Aku juga tidak tau, aku akan pindah ke kos untuk kuliah, mungkin aku bisa menjadikan rumah ini kontrakan."

"Oh baguslah kalau mau kamu buat kontrakan, pakaian yang di miliki ibumu, biar paman yang menyimpannya juga dokumen penting."

"Baik paman, aku akan membawa pakaian ayahku ke kos, sebagai kenangan."

"Oh, apa kamu memiliki tabungan untuk kuliah nanti?"

"Ada, ayahku telah mempersiapkannya, aku rasa itu cukup hingga aku tamat kuliah."

"Baik lah, jaga dirimu rumah ini biar paman yang mengurus."

"Baik paman, sangat berterima kasih."

Paman ku langsung meninggalkan ku dan pergi, aku pun berbicara sama teman temanku. Aku ingin mengajak Elske dan Howard di kos ku, dan mereka sangat suka akan hal itu. Setelah aku berkemas, aku langsung berangkat menuju kos yang sudah di pesan oleh ayahku. Saat itulah di kuliah sebuah kisah tentang penyelidikan ku dimulai......


Ok sampai disini dulu ceritanya
Next adalah #Chap 2
Semoga kalian suka membaca cerita ku itu 🙂🙂🙂
Salam mistery 🙂🙂

The Detective Exspiravit [END] [ Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang