Hilangnya Orang #CHAP 2

123 18 6
                                    

       Melihat beberapa insiden yang terjadi di sekitarku. Aku merasa gelisah dan ingin segera pindah ke tempat tinggal ku yang dulu. Mungkin kalau orang tuaku masih hidup, pasti aku tidak lagi diperbolehkan kuliah di sini. Pagi hari aku bersiap untuk ke kampus.  Karena penasaran Howard dan Amel pun ikut juga. Sesampai di sana aku segera masuk di kelas. Di dalam kelas mereka pada membahas insiden kemarin. Aku tak menghiraukan, tapi Howard justru ikut nimbrung dengan mereka. Ternyata hantu juga kepo, tawaku dalam hati. Aku melihat sekitar anehnya salah satu teman, yang biasanya duduk di pojok sendiri sekarang tidak masuk. Mungkin sedang panik akibat kejadian kemarin.

        Dosen masuk kelas pelajaran pun dimulai. Selesai pelajaran aku menuju ke kantin. Meski terlihat sendiri tapi aku tak merasa sendiri, karena mereka selalu bersamaku meski orang tak bisa melihatnya. Aku masih memikirkan kejadian kemarin. Bagaimana bisa seseorang memotong tubuh menjadi 8 bagian. Potongan yang begitu rapi, jika menggunakan pisau pasti tidak mungkin seperti ini. Apa mungkin memotong dengan gergaji mesin. Tapi kalau dipikir- pikir sudahlah lupakan. Polisi masih melakukan penyelidikan di dalam kampus. Hal itu menarik perhatianku, dan aku juga ingin melakukan penyelidikan sendiri. Sepulang dari kampus aku langsung menuju ke sungai. Menelusuri sesuatu yang bisa kutemukan dalam gubuk itu.

         Saat itu aku melihat ada yang aneh. Tanah bekas galian seolah lebih hitam dari yang lainnya. Aku mengamati lagi seperti sebuah abu, tapi seperti tanah terbakar. Aku membawa segenggam tanah yang berwarna hitam ke kos. Sampai di kos aku letakkan pada selembar kertas dan mengamatinya.
"Darimana kamu dapat itu?"tanya Amel

"Dari gubuk dekat sungai, yang dulunya tempat mayatmu." kataku

"Warna tanahnya mirip dengan warna kabut yang menutupi wajahnya." kata Amel

"Wajah pembunuh itu?" tanyaku

"Ya, mirip dengan warna ini." kata Amel

Ini dapat digunakan untuk menelusuri jejak pembunuh itu. aku menuju ke tempat dimana tukang ojol kemarin yang dibunuh. Aku mencari tanda yang bisa mengetahui kesamaan pelaku yang melakukan pembunuhan itu. Saat berada di sana aku tak menemukan tanda apapun. Mungkin udah terkena angin dan diinjak orang orang. Amel, Elske, dan Howard juga ikut membantuku mencari tanda itu. Howard berteriak memberi tau telah menemukan sesuatu. Ia menemukan tanah warna hitam seperti yang aku temukan di gubuk dekat sungai. Aku menyimpulkan bahwa ini disebabkan oleh orang yang sama. Aku kembali ke kos untuk melihat sebenarnya warna hitam itu apa. Anehnya warna hitam itu tak msmbekas pada kertas ataupun tanganku.

"Coba masukkan tanah itu ke dalam air" kata Elske

Aku mencoba seperti yang disarankan. Aku mengambil gelas dan mengisinya air lalu memasukkan tanah itu ke dalam gelas. Air itu tak berubah tanahnya hanya mengendap di dalam. Aku mencoba mengaduk supaya larut. Tiba-tiba saja tanah itu berubah menjadi asap dan hilang begitu saja. Kami terkejut terheran-heran tentang apa yang barusan terjadi. Aku langsung mencoba membakar tanah yang ada di dalam kertas. Aku membawa ke belakang kamar kos dan membakarnya di sana. Saat terbakar tanah itu menjadi asap hitam yang cukup gelap dengan aura negatif yang kuat.

"Seperti ini warna asap yang menutupi wajah orang itu." kata Amel

"Ini pasti bukan seorang manusia atau hantu yang melakukannya." kata Howard.

"Kita harus berhati- hati bisa saja ia mengincar kita." kata Elske dengan panik.

"Bisa saja ini berhubungan dengan iblis." kataku

"Apa dari kalian pernah melihat iblis?" tanyaku.
Mereka menggelengkan kepala.

        Pagi hari aku masuk ke kampus melihat teman ku yang biasa duduk di bangku pojok tidak masuk. Aku menghubunginya tapi tidak mendapat balasan. Sangat aneh sekali menurutku. Apa dia korban selanjutnya? Pikirku. Padahal ini adalah bulan pertamaku untuk menikmati pelajaran di kampus. Tetapi ada saja kejadian yang aneh dan menggangguku.

       Sepulang dari kampus aku mengunjungi ibu kos untuk membayar uang bulanan. Tapi rumahnya sepi, mungkin sedang pergi. Lain kali aja aku membayar gumanku. Saat aku merogoh saku, aku meninggalkan flashdisk di dalam kelas. Aku berniat kembali karena takut kehilangan data penting di dalamnya.

"Mau kemana Za?" tanya Amel

"Aku mau kembali ke kampus mengambil barang yang tertinggal." kataku

"Jangan ke sana aku merasa tidak enak ke kampus malam seperti ini." kata Amel

"Benar itu, apa lagi akibat kejadian kemarin itu." kata Howard.

Karena mereka tak menginginkanku pergi aku menuruti saran mereka. Lagipula kampus pasti sudah ditutup.

sampai di sini dulu untuk part kali ini. Akan banyak kejadian aneh
Tunggu next update ya😇😇😇😇

The Detective Exspiravit [END] [ Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang