Pagi itu aku bergegas menuju kampus, meski baru pukul 6 pagi. Saat itu keadaan kampus yang sepi hanya ada petugas kebersihan dan juga yang biasa membuka kelas. Dengan cepat aku menuju ke kelas untuk mengambil flashdisk yang ku taruh di laci. Beruntung masih berada pada tempatnya, jika hilang maka aku harus mencari data lagi. Pagi itu sangat sepi, suasana dingin yang menyelinap ke sela sela tulangku. Ditambah udara sejuk membekukan mataku, hingga membuatku sangat mengantuk. Karena hari ini aku masuk kelas pukul 11, aku memilih untuk melanjutkan tidur pagi yang terpotong. Suara bisik membuatku sedikit mengunggah rasa penasaranku.
Aku mendekat ke sumber suara itu berasal sebuah gudang yang tak terpakai. Aku pun menyuruh Elske untuk memeriksa di dalam gudang. Ia masuk melihat isi di dalam gudang. Kemudian ia keluar dan mengatakan tak ada apa- apa di dalam sana. Karena rasa penasaranku telah terjawab kami kembali ke kos dan melanjutkan tidur. Dalam perjalanan menyusuri lorong kampus yang sepi, aku merasakan aura negatif yang sangat pekat. melihat ke sekeliling yang amat sepi juga aura negatif itu semakin kuat. Semakin lama aku merasa ada seseorang yang semakin mendekat. Aku menoleh ke arah belakang melihat seorang pria dengan wajah yang ditutupi asap hitam pekat mendekatiku.
Dengan bergegas aku berlari menuju lantai bawah. Saat menoleh ke belakang orang itu tidak ada, aku masih meneruskan lariku. Saat melihat ke depan ia tiba- tiba berada di depanku. Aku langsung berbalik arah, tapi badanku tak mampu digerakkan seolah membatu. Tiba tiba ia berada di depan ku dan memegang kepalaku. Aku melihat asap hitam di wajahnya mengarah ke mukaku. Tangannya yang masih memegang kepalaku, genggamannya cukup kuat. Saat asap itu menutupi wajahku aku tak mampu bernafas, dan seperti menyerap sesuatu yang berada dalam tubuhku. Aku menjadi lemas, nafasku semakin menyempit.
KRINGGGGG
Suara alarm yang membuatku terbangun. Aku melihat hpku berada tepat di telingaku. Melihat sekitar aku seolah panik, mengamati wajah Elske, Amel, dan Howard sepertinya mereka panik juga.
"Apa yang terjadi?" tanya Amel
"Dia... Dia melakukan sesuatu padaku." kataku
"Sang pembunuh itu?" tanya Howard
"Ia benar." kataku
"Itu hanya mimpi, jangan terlalu dikhawatirkan." kata Howard
"Kenapa kamu tadi merasa sesak nafas?" tanya Elske.
"Itu benar, hal itu membuat kami cemas." kata Amel
"Aku juga tak mengerti, mimpi itu seolah nyata. Ia menyerap sesuatu dalam tubuhku, tapi itu entah apa." kataku
"Kita harus berhati- hati. Aku merasa dia bukan manusia, juga bukan seperti kalian." kataku
Aku melihat jam menunjukkan pukul 10:30, sebentar lagi kelasku akan dimulai. Aku segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
Aku melihat Elske, Amel, dan Howard juga mengikutiku ke kampus. Saat tiba di kampus, banyak terjadi kesurupan di sana. Padahal 'mereka' terlihat ramah sebelumnya. Karena terlalu banyak yang mengalami kesurupan termasuk dosen- dosen juga kesurupan. Para tim paranormal dipanggil untuk menyadarkan mereka. Aku juga ikut membantu menyadarkan mereka. Saat menyadarkan salah seorang aku melihat hantu yang merasuki mereka seolah terdapat asap hitam yang keluar dari badannya. Ini pasti ulah pembunuh itu pikirku. Tapi bagaimana mungkin ia mempengaruhi semua penghuni di sini. Setelah menyadarkan semua orang yang kesurupan, aku menemui paranormal itu.
"Permisi Ki, boleh saya tanya sesuatu?" Kataku
"Iya, silahkan." katanya
"Ki, apa pernah menemukan kasus kesurupan seperti ini?" tanyaku.
"Pernah, ini sudah ke 4 kalinya. Dengan lokasi yang berbeda." katanya
"Apa, Ki juga menemukan kejanggalan ?" tanyaku
"Ada sebuah kejanggalan. Setiap kasus yang kami temukan, para hantu itu mengeluarkan asap hitam dari tubuhnya." katanya
"Apa Ki pernah bertemu dengan seseorang yang memiliki asap hitam di wajahnya ?" kataku
"Maksudmu itu seseorang yang menyebabkan kejadian ini?" tanyanya
"Iya Ki, menurutku seperti itu." kataku
"Apa kamu pernah bertemu dengannya?" tanyanya
"Pernah sekali. Tapi dalam mimpi." kataku
"Kalau begitu bisakah kamu ikut kami?" tanyanya
"Bisa tapi saat ini aku sedang ada jadwal kelas, jadi nanti saja setelah kegiatan." kataku
"Masalah itu tidak perlu, karena kampus ini akan disterilkan dulu jadi kegiatan dikosongkan." katanya
"Oh baiklah kalau begitu, aku akan ikut." kataku penuh semangat
Mereka mengajakku dan tak lupa Elske, Howard, dan Amel juga ikut. Mereka diizinkan ikut setelah aku meminta untuk mengajaknya juga. Kami menuju ke tempat untuk melakukan diskusi. Aku merasa sangat senang karena bisa bersama mereka. Mereka terdapat 10 anggota tim, seperti sebuah komunitas untuk mengatasi hal itu. Kami menuju ke sebuah apartemen yang biasa digunakan untuk pertemuan mereka sebelum melakukan aksi. Ternyata apartemen tersebut seperti apartemen yang aku impikan untuk ditinggali.
Sampai di sini dulu untuk part kali ini
Semakin merumit sepertinya kasus itu.
Next update lagi 😇😇😇
![](https://img.wattpad.com/cover/190888358-288-k459128.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Detective Exspiravit [END] [ Diterbitkan]
HororKisah seorang pemuda yang memiliki kemampuan khusus. Namun, dalam kesehariannya ia memiliki banyak masalah. Sebuah insiden mulai dari kehilangan keluarga, dan keluar dari kampus karena kasus mengerikan. Karena penasaran dengan setiap insiden yang te...