PS: Meet Benjamin Harrington, the main lead from Three Little Words. Anggap saja ini pemanasan ya sebelum ceritanya dimulai, semoga tidak membingungkan.
PSS: Mencoba gaya menulis baru di sini. Semoga suka. XOXO
PSS: Do you know who's the man at the top of this chapter? He inspired me to make Benjamin's character hihi.
**
"What the hell are you doing here?"
Dengan ekspresi meradang, Benjamin menarik lengan Rosaline dan memaksanya menjauh dari kerumunan. Dia sama sekali tidak mengindahkan gerutuan Rosaline, atau sekadar melonggarkan cengkeramannya di lengan Rosaline, sekalipun perempuan itu merintih kesakitan.
Benjamin membuka pintu di depannya dengan paksa. Dia tidak tahu ke mana pintu itu menuju karena yang ingin dia lakukan hanyalah membawa Rosaline sejauh mungkin dari pesta di lantai bawah. Benjamin melirik sekitarnya dan menyadari mereka berada di perpustakaan berbau lembap, pertanda ruangan ini sangat jarang dikunjungi. Dirinya tidak peduli, selama dia bisa berbicara empat mata dengan Rosaline.
Setelah memastikan pintu di belakangnya tertutup dan hanya ada mereka berdua di ruangan itu, Benjamin melepaskan pegangannya.
"You hurt me."
Sekali lagi Benjamin mengabaikan Rosaline. Dia menatap perempuan itu tajam, dan siapa pun bisa merasakan aura kemarahan di balik tatapannya itu.
"What the hell are you doing here?" Dia mengulang pertanyaan yang sama kepada Rosaline.
Rosaline, yang sibuk mengusap lengannya yang terasa perih akibat ditarik paksa oleh Benjamin, hanya mendelik dan mendesis kesal. "Sama sepertimu. Aku mendapatkan undangan untuk datang ke pesta ini."
Benjamin menatap Rosaline dengan mata menyipit. Dia tidak bisa memercayai jawaban Rosaline. "Bagaimana bisa?"
Rosaline menyibakkan rambut panjangnya yang berwarna blonde terang dan ditata dengan beach wave berukuran besar dan membingkai sempurna wajah bulatnya. Riasannya tampak sempurna, lengkap dengan lipstik merah andalannya, yang membuatnya tampak seperti bintang film di era 1950-an.
"Keith yang mengajakku ke sini."
Mata Benjamin membola saat mendengarkan jawaban Rosaline. "What? Keith? Keith Turner?"
Rosaline hanya menjawab dengan anggukan singkat.
"How come?"
"We're dating."
Tawa Benjamin tersembur mendengar jawaban itu. Dia sama sekali tidak menduga jawaban itu akan meluncur dari bibir Rosaline. Dia sudah lama mengenal Rosaline. Dan, sejak lima tahun terakhir, dirinya berpacaran dengan Rosaline. Hubungan mereka meningkat ke status pertunangan sejak setahun yang lalu. Namun, tiga bulan lalu, Rosaline memutuskan hubungan dengannya.
Lalu malam ini, dengan entengnya Rosaline berkata dia sedang menjalin hubungan dengan pria lain.
"Are you kidding me? He's too old for you." Benjamin menyembunyikan tawanya, meski sedetik kemudian dia menyadari kesalahannya. "Kalian datang berdua?"
Anggukan yang diberikan Rosaline membuat Benjamin semakin meradang.
"Do you want to piss me off?"
Rosaline berdiri berkacak pinggang di depan Benjamin. "The world doesn't revolve around you, you know?"
Benjamin tidak menjawab, tapi dia tidak mengalihkan tatapannya dari Rosaline.
"Keith is great. He treats me right, not like you." Rosaline menyemburkan kekesalan yang selama ini terpendam di dalam dadanya. "Kamu tahu, kan, perusahaan Keith juga bekerjasama dengan Aidan Willow? Itu alasan kami diundang ke pesta ini. Lagipula, kamu pikir aku tidak pantas berada di sini hanya karena aku tidak lagi menjadi tunanganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake: A Short Story Collection
Short StoryBuku ini dikhususkan untuk kumpulan cerpen yang saling berdiri sendiri. Kadang, bisa menceritakan tentang kisah di buku lainnya, atau tokoh pendamping yang muncul di buku lainnya. Bisa juga, cerita yang murni berdiri sendiri. Enjoy!!!